6

163 15 0
                                    

Pagi baru, terlepas dari mimpi buruk semalam Reki sama sekali belum lupa tentang mimpinya, ia terbangun bukan karena mimpi buruk lagi yahh setelah semalam di tenangkan oleh langa setidaknya mimpinya kali ini tidak buruk.

Reki terbangun menyadari jika pria blasteran sudah tidak lagi disisinya, mulut moncongnya menggambarkan jelas jika sang Rebel sedang kesal.

'padahal semalam langa mengatakan jika menunggunya untuk bangun jangan berkeliaran sebelum langa bangun' gumamnya berdecak sebal.
Iris ambernya bergulir kesetiap ruangan mengabsen tiap detail tempat yang bisa saja ada langa di salah satu pintu, walau begitu hasilnya pun tetap nihil dia tidak menemukan sang Surai bluenette dimanapun.

Berniat untuk mencarinya keluar kamar namun pintunya sudah dikeruk dahulu oleh seseorang yang entah siapa Reki juga tidak tahu.

Untuk segera mengetahui siapa orang diluar Reki segera membuka pintu, pria berpakaian rapi menyambutnya dengan nampan berisi makanan di tanganya, serta senyuman ramah selamat pagi untuknya.

Tidak bukan langa dia hanya Sasaki yang di perintahkan untuk mengantarkan sarapan untuk Reki.

"Pagi Reki.., aku membawakan wafle untuk sarapan dengan madu apa kau suka?" Alih alih menjawab Sasaki Reki celingak-celinguk mencari sesuatu di luar dan di belakang Sasaki raut kecewa menghiasi wajah manisnya tidak mendapati apa yang ia cari.

Paham dengan maksudnya sang Surai Brunette menyeringai kemudian masuk untuk menaruh baki ke nakas.

"Tuan muda sedang tidak enak badan dia takut jika mengganggu mu karena itu dia pindah ke kamar pribadi nya" jelas Sasaki untuk menghentikan kegelisahan sang Rebel.

"Langa sakit?" Tanyanya memastikan dengan ekspresi terkejut tidak percaya, bukankah semalam langa masih baik baik saja?, apa karena dirinya mengganggu istirahat langa karena itu dirinya sakit.

"Tidak parah mungkin tuan akan cepat pulih, jangan terlalu khawatir padanya "

Walau Sasaki berkata seperti itu tetap saja tidak menutupi rasa bersalahnya, Reki terus khawatir hingga bibir bawah yang ia gigit berdarah.

"Reki hentikan!" Bentak Sasaki mengguncang tubuh Reki yang hanya sebatas bahunya menyadarkan sang Rebel untuk berhenti menyakiti dirinya.

"Apa yang kau lakukan?" Jempolnya mengelap darah yang mengalir hingga dagunya dengan celemek putih yang ia pakai.

"Apa aku boleh melihatnya?" Iris ambernya berubah sayu menatap dengan tatapan berharap padanya.

Sasaki hampir luluh dengan ekspresi Reki, bukan hanya merasa iba tapi juga ya merasa Reki sangat imut, jika bukan karena bosnya yang punya mungkin ia bisa saja menikahinya sekarang juga.

"Maaf kan aku aku bisa saja tapi tuan melarang ku, jadi kau harus disini sampai tuan muda sembuh ya" wajah yang berubah merah segera ia tutupi dan beranjak keluar dari kamar reki.

"Aku akan pergi membersihkan dapur seperti pesan tuan muda, jangan menemuinya untuk sementara " setelah mengucapkannya Sasaki terburu-buru menutup pintu dan berlari meninggalkan ruangan.

Kepergian Sasaki Reki masih saja terbebani oleh banyak hal, walaupun dilarang tetap saja ia ingin sekali menemuinya.

_

_

_

_

Para pembantu wanita muda mengerjakan tugasnya membersihkan seluruh sudut rumah, alat yang di bawa bermacam macam, seperti sapu, vacum, pel, dan lain lain.

Bocah bersurai Crimson mengendap ngendap mendekati salah satu wanita dengan rambut hitam terurai hingga sebatas pinggang yang sedang membersihkan area taman menyiram  berbagai tanaman yang ada di di taman.

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang