17.

124 10 2
                                    


Mata Reki mengerjap ngerjap membiasakan penglihatannya pada ruangan terang tempat ia berada sekarang, kepalanya berdenyut karena sebelumnya seseorang telah membawa paksa dirinya kemudian menyuntikkan obat tidur pada tengkuknya.

"Langa tolong aku" lirihnya dengan isakan pelan, bulir bening merembes pada pelupuknya yang elok membasahi pipinya.

Tubuhnya bahkan tidak bisa di gerakkan karena kedua tangannya yang diikat kuat pada pilar ranjang di atas kepalanya, hanya kakinya yang bisa bergerak tapi itu juga tidak berguna.

Pakaiannya tidak ada satupun di tubuhnya seperti nya sudah di lucuti oleh seseorang sebelumnya, benar juga orang yang telah membawanya, seorang dengan rambut gelap yang menyeretnya paksa kemudian menembaki pak takagi yang mencoba melindunginya.

"Langa tolong aku" isaknya kembali hanya kata kata itu yang bisa ia ulangi berkali-kali di bibirnya. "Maafkan aku telah egois dan marah begitu saja"

Suara decitan pintu yang terbuka terdengar di telinga reki, seluruh tubuhnya membeku ketika melihat seseorang berdiri di hadapannya dengan senyuman licik sulit diartikan.

Pria navy yang ia pernah lihat dulu seperti memiliki maksud jahat padanya, reki berpikir apakah adam tau jika langa telah menikahinya kemudian dirinya marah karena langa direbut?.

"Kau sudah bangun" Adam mendekati reki perlahan, jas luar yang menutupi kemeja putih di bagian dalam ia lepas lalu di taruh asal.

Reki mencoba bebas dari ikatan yang mengekang pergelangan tangannya, hingga membekas parah pun tali itu seperti tidak dapat dikalahkan.

"Apa mencoba lepas?" Adam terkekeh geli, jari lentiknya membelai ringan pipinya kemudian menuruni leher menggoda milik reki.

"Lepaskan aku bodoh" pekiknya, reki bahkan berani meludahi pria seram itu.

Tapi bukanya marah Adam malah tertawa senang, kemudian menarik dagu reki menghadapnya.

"Ku kira kau bocah penurut dan manis ternyata kau berani juga, berapa yang langa bayar untuk tidur denganmu hmm..."

"Bayar?, yang benar saja aku sudah menikah denganya" jawabnya berani, iris ambernya memancarkan aura permusuhan karena telah di permainkan.

Wajah Adam yang sebelumnya tersenyum dengan bibir melengkung ke bawah kini berbalik keatas, sentuhannya juga berhenti begitu saja kemudian pria itu memposisikan dirinya duduk.

"Ternyata kalian menikah tanpa mengundangku kejam sekali" ucapnya penuh dramatis, berlagak dengan tangan yang memijat tulang hidungnya. "Tapi aku tidak peduli, aku ingin melihat bagaimana pria itu melihat istrinya yang akan bersanding di kasur denganku"

Adam mengukung tubuh reki di bawahnya, sebelah tangannya langsung memasuki lubang anal reki paksa mengaduknya tanpa memikirkan perasaan reki yang tidak karuan.

"Apa yang kau lakukan bajingan" upatnya berusaha memberontak menendang kakinya ke segala arah agar pria navy itu menghentikan pelecehanya.

Tapi tarian jari yang terus mengaduk lubang analnya semakin menjadi jadi, bahkan puting pink reki di dipilin sensual oleh adam membuat bibirnya mau tak mau mengeluarkan desahan erotis karena orgasme.

"Ekspresi mu meyakinkan kurasa kita tidak akan selesai cepat" kata Adam melalui tawa liciknya.

Reki terisak keras rasa sedih bercampur malu karena ada orang lain yang membuatnya orgasme selain langa. Di saat seperti ini membela diri juga tidak ada gunanya.

Kegusaran reki semakin menjadi jadi ketika Adam membuka celananya pilar miliknya telah menyentuh bibir lubangnya dan memasukkan nya dengan sekali hentak.

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang