7.

77 9 0
                                    

"halo aku miya"
_

_

_

Para pembantu rumah sedang sibuk seperti biasanya, dua wanita yang membantu Reki waktu itu mengajak reki bermain tapi karena mereka memiliki tugas tidak sepenuhnya bisa meladeni bocah Rebel manis itu.

Ia hanya bisa duduk pada ayunan taman menggantungkan kakinya sembari melihat rea dan Lucy bekerja.

Benar ia tidak sendirian kali ini ia bersama bocah yang lebih muda setahun darinya, bocah bersurai raven dengan pakaian menyerupai kucing, maksudnya hodie dengan telinga dan ekor panjang menjuntai mirip kucing.

Anak kandung dari pak takagi, bocah itu sangat manis dan ramah mudah diajak berbicara walau omonganya sedikit seperti pamer.

Membiarkan teman barunya hanya berdiri diam menemaninya sangat membuat reki merasa canggung, ia harus memulai percakapan untuk membuat kesan bagus untuk temanya.

"Anu...mi-miya"

"Hari ini cuacanya bagus ya, udara sedikit lebih hangat" sebelum reki berkata miya menyela reki, memang menyebalkan tapi reki berusaha tetap tenang menghadapi bocah bersurai raven ini.

"Iya.."

"Apa yang ingin kau katakan sebelumnya?"

"Aku lupa ingin mengatakan apa" reki menggaruk tengkuknya dengan cengiran.

"Benar yang di katakan ayahku tentang mu"

"Apa itu?"

"Kau sedikit aneh" ucapan miya yang membuat reki ingin sekali menendang bokongnya agar jatuh dari ayunan, untung moodnya sedang buruk sehingga tidak ingin bergerak aktif atau bicara banyak seperti biasanya. Miya sangat menyebalkan untuk di ajak bicara sama seperti ayahnya.

Sang Surai Crimson hanya terdiam menatap bumi beralas tanah yang sudah di tumbuhi rumput hijau tempat mereka berpijak.

"Apa kau marah aku mengatakan hal tadi?" Tanya miya kemudian ia mendekati reki untuk melihat wajahnya.

"Tidak..tapi tadi iya" jawab reki.

"Maafkan aku kalau begitu"

Tidak ada jawaban dari reki, miya hanya mendengar suara berdehem singkat kurang menyenangkan, setelahnya Reki memalingkan wajahnya dari dirinya.

Miya paham dengan suasana hati reki ayahnya telah menceritakan padanya tentang reki, jadi untuk mendekatinya lebih baik ia mengambil sedikit jarak sampai Reki mau membuka hatinya.

"Kau tau, ayahku benar tentang satu hal kau sangat cantik"

Mendengar ucapan miya reki merasa agak senang tentang pernyataan tentang dirinya, wajahnya bersemu karena di puji. Terkadang pak Takagi sangat baik padanya.

"Omega yang secantik dirimu aku merasa rendah jika di bandingkan dengan mu"

"Tidak menurutku kau juga manis lebih mirip neko"

"Ya aku sengaja berdandan seperti kucing, aku ingin mendapatkan alpha yang tampan suatu hari nanti"

"Eh..?, kau omega?"

"Yap.."angguk miya.

"Tapi pheromone mu?"

Miya terkekeh kecil telapak tangannya menutup mulutnya saat tertawa.

"Aku sedikit sensitif soal itu, tapi tidak apa apa jika kau"

"Ma-maaf.."

"Sudah aku bilang tidak apa apa,aku omega yang cacat aku tidak bisa mengeluarkan pheromone atau apapun itu tapi aku mengalami siklus heat sama seperti omega biasa hanya tidak memiliki pheromone "

he's mine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang