Delapan belas

410 51 9
                                    

Selamat membaca

-

-

-

Satu Minggu berlalu bukanya makin membaik kondisi lion malah makin memburuk, lana yg menangani lion pun sudah tak tahu harus seperti apa dan bagaimana lagi satu satunya cara untuk membuat lion sadar adalah dengan membawanya Jakarta karna disana penangananya sangat baik.

"Permisi om Tante begini, karna kondisi lion yg semakin hari semakin memburuk aku menyarankan sebaiknya lion di bawa ke rumah sakit di Jakarta karna disana penangananya lebih baik aku takut kalo lion masih disini terjadi hal yg tidak di inginkan" Ucap Lana Pada Damien dan indah.

"Lakukan yg terbaik untuk anak om lana, apapun itu" Jawab Daniel.

"Baik kalo begitu nanti Lana urus surat perpindahan nya ya, Lana pamit dulu" Ucap Lana.

Setelah kepergian Lana, Daniel menatap lurus ke arah putranya yg sedang terbaring indah yg melihat suaminya sedang sedih pun menghampirinya.

"Mas aku yakin anak kita pasti kuat yah" Ucap Indah menenangkan Daniel.

"Dia harus kuat sayang" Jawab Daniel lirih.

Ribko, anak laki laki itu menghampiri kedua orang tua lion "Om tante jangan sedih ya, Ribko yakin bang lion pasti sembuh" Ucap Ribko, Daniel dan indah yg mendengar itupun tersenyum.

"Anak ini benar benar mirip dengan indah" Batin Daniel seraya menatap Ribko.

"Jika dia ada mungkin dia akan tumbuh seperti anak ini"

-

-

-

-

Moreen berada di rumahnya sendirian, rumah mewah yg seharusnya ramai kini hanya di tempati moreen dan juga pembantunya, sudah satu Minggu moreen tidak menjenguk kekasihnya dirinya sedang berusaha mencari orang yang mau mendonorkan jantungnya untuk kekasihnya dirinya sudah berkelana kesana kemari tetapi tidak menemukan seorangpun.

"Liam aku mohon bertahan ya, aku akan berusaha biar kamu bisa sama sama aku lagi, aku butuh kamu selalu ada disisi aku Liam" Lirih moreen.

Malam harinya ia berniat untuk pergi keluar mencari angin berharap pikirannya sedikit tenang.

Dia duduk termenung di taman kota seraya melihat anak kecil yg sedang bermain dengan keluarganya, melihat itu moreen jadi mengingat dimana dulu ia juga merasakan seperti itu dengan ayah dan ibunya.

"Pah mah kalo kalian masih ada pasti aku tidak akan seperti ini, lihat aku sekarang pah mah aku sudah dewasa aku sudah bisa mandiri seperti apa yg papah mau" Gumam Moreen menatap langit langit malam.

Karna sudah merasa puas moreen memutuskan untuk pulang ke rumahnya, saat dia melewati gang yg sangat sepi tiba tiba saja ada yg menariknya secara paksa, orang itu membawa moreen ke gedung yg sangat gelap.

"Lepasin gw, Lo siapa narik narik gw" Bentak Moreen memberontak.

"Haha, moreen moreen bagaimana kabarmu sayang" Orang itu tertawa sarkas yg membuat moreen ketakutan.

Love is a big woundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang