22

7 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen!

•••

Dringgg.

Suara dering Hp memecahkan keheningan sementara itu, Gara dan Deon lalu menatap kiri kanan mereka mencari Hp siapa yang berbunyi.

” Ini... Hp lo? ” Tanya Deon menyerahkan sebuah Ponsel yang bergetar, Gara mengangguk dan mengambil Hp yang Deon temukan.

” Jeny? ” Gumamnya.

” Jeny siapa? ” Tanya Deon bingung.

” Asisten gue, dia yang waktu itu beri berkas yang harus kita tanda tangani. Waktu Aska kena racun itu. ” Deon memutar memorinya, lalu mengangguk karna tau siapa Jeny yang ia tanyakan barusan.

” Hallo, kenapa? ”

( Tuan muda, maafkan saya. Tapi.. )

” APA?! ”

Deon lalu memandang Gara yang berdiri dengan raut wajah yang syok, Deon ikut berdiri.

” Kenapa? ” Tanya Deon.

” G-gue harus pulang, gue titip Aska sama lo. ” Ucap Gara, dengan buru-buru dia mengganti baju nya lalu berlari untuk segera pulang.

” Tu anak kenapa dah? ” Bingung Deon, lalu Hp Deon ikut berbunyi. Dia memandang siapa yang menelfon, dan ternyata itu Khalfa.

Deon dengan malas menolak panggilan itu, tetapi kini panggilan itu terus menerus membuatnya muak. Dia terus menolak panggilan itu sampai Askara pun selesai mandi.

” Deon, Hp kamu bunyi. " Ucap Askara, Deon lalu memandangnya.

” Tau. ”

” Kak Gara mana? ”

” Pulang bentar. ” Balas Deon, Askara menunduk. Dia lagi-lagi merasa bersalah, apakah Gara masih marah besar dengannya? Apalah Gara masih membulatkan tekad untuk putus?

” Deon, Hp nya— ”

” Udah, gak usah di pikirin. Biarin aja. ” Ujar Deon, dia lalu menepuk-epuk pahanya. Menandakan bahwa Askara harus duduk di sana, melihat ekspresi Deon yang merengut Askara lalu duduk di pangkuan Deon.

Deon memeluk erat Askara ke dalam dekapannya, mencium bau sabun yang ada di tubuh Askara. Askara hanya menggunakan baju kaos berwarna cream dengan celana pendek dan rambut yang basah, lalu di lehernya tergantung handuk kecil.

” Gue gak mau berurusan dengan Khalfa lagi. ” Ujarnya mengadu, Askara lalu memandang Hp Deon. Ternyata Khalfa yang menelfon, pantas saja Deon tidak mau mengangkat itu.

Perlahan Askara membalikan badannya memandang Deon, dia lalu mengusap wajah Deon.

” Mau gimanapun, Khalfa itu kekasih papa kamu. Jadi— ” Deon menghentikan ucapan Askara dengan cara mengecup sebentar bibir tipis itu.

•••

” Dia pasti seneng hari ini aku ke apart nya, udah lama banget aku gak ke apart dia. ” Agatha berjalan dengan langkah agak cepat di lorong Apart, dia berusaha secepat mingkin untuk menemui putranya di kamar Apartnya.

Ceklek.

” Deon Mama— ” Agatha terdiam, dia memandang Askara yang ada di pangkuan Deon. Keduanya nampak berciuman, penuh kehangatan di antara keduanya. Kecupan itu lepas, lalu Askara dan Deon memandang Agatha yang terbelalak di ambang pintu.

Perlahan Askara turun dari pangkuan Deon, ia berdiri begitupun Deon ikut berdiri. Keduanya saling memandang lalu menatap Agatha penuh kaget juga.

” Ma-Mama. ” Ucap Deon, dirinya mulai berkeringat dingin. Perlahan Agahta masuk dengan rasa tak percaya atas apa yang dia lihat barusan.

AskarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang