¹⁷Drama Minggu🧚🏻‍♂️

242 25 2
                                    

Dukung Citra dengan cara vote, komen dan follow akun Citra ya🤍💫

Note: ada pengumuman di akhir cerita

Happy reading ✨🪐

ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ ʚ♡ɞ

Suasana di dalam rumah kost sederhana itu terlihat sepi, padahal ada dua orang yang tinggal di dalam sana. Tetapi mereka berdua terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, Alby duduk disebuah sofa panjang sambil memilin kedua tangan, sedangkan Marvin duduk di sofa singel, sibuk memainkan game di HP-nya.

Lebih tepatnya cuma Marvin yang sibuk sendiri.

Bocah Peri itu sesekali melirik ke arah Marvin, ia sangat penasaran dengan benda persegi panjang yang sedari tadi mengeluarkan bunyi-bunyi aneh. Alby mau ikut melihat, tapi dia sangat takut dengan sosok Marvin yang sepertinya tidak menyukai keberadaannya.

Jam saat ini sudah menunjukkan pukul 09:30 pagi, dan mereka sudah berada di ruang tamu cukup lama. Alby mulai kembali merasa lapar, ia ingin makan sesuatu yang bisa mengganjal rasa laparnya sampai Lexi pulang kerja.

Jadi anak itu berinisiatif untuk pergi menuju dapur sendirian, meninggalkan Marvin yang diam-diam mencuri pandang ke arahnya. Meskipun pemuda itu tidak menyukai keberadaan Alby di rumahnya, menjaga bocah Peri adalah tanggungjawabnya.

"Ck, mau ngapain bocah itu?" decakan kesal itu keluar dari mulut remaja itu setelah tidak bersuara 2½ jam lamanya.

Marvin mengamati gerak-gerik Alby karena memang ruang tamu dan dapur tidak terlalu jauh dan tidak ada dinding pembatas antara dua ruangan tersebut, jadi Marvin bisa tetap duduk santai di sofanya sambil mengawasi Alby.

Remaja itu hanya takut kalau si bocah Peri akan membuat masalah di dapur dan membuatnya jadi berantakan.

Alby tengah sibuk mencari-cari makanan namun hasilnya nihil, tidak ada lagi roti yang seperti ia makan waktu mereka sarapan bersama tadi. Dan itu berhasil membuat si bocah Peri tanpa sadar mempoutkan bibirnya dengan alis berkerut kesal karena sesuatu yang dicarinya sudah habis, dan itu tak lepas dari pengawasan Marvin.

'Imut-tunggu, apa yang kupikirkan!' batin Marvin yang tanpa sadar memuji Alby dengan kata imut.

Alby mengedarkan pandangannya ke sekitar dapur, dan matanya seketika berbinar saat melihat ada buah-buahan di atas meja pantry.

Dengan langkah penuh semangat Alby berjalan mendekati meja tersebut, beruntung mejanya tidak terlalu tinggi. Alby pun menarik salah satu kursi yang ada di meja makan tadi, kemudian menyeretnya mendekati meja pantry supaya ia bisa duduk di sana.

Namun seperti ada yang tidak beres dengan buah tersebut? Saat Alby sudah duduk dengan nyaman dan mengambil salah satu buah yang ternyata adalah buah anggur, Alby lantas langsung memakannya tanpa pikir panjang.

"..."

Seketika bocah itu terdiam dengan buah anggur yang masih berada di dalam mulutnya, perlahan kedua mata dengan warna sebiru langit itu mulai berkaca-kaca dan siap menumpahkan liquid bening kapan saja.

"Hiks-kok rasanya tidak enak." ucapnya dengan sedikit terisak.

"HAHAHAHA!" Berbeda dengan Alby yang mulai menangis, Marvin justru malah tertawa terpingkal-pingkal saat menyadari kalau buah yang dimakan oleh Alby adalah sebuah pajangan yang terbuat dari plastik yang berbentuk buah dan bukan buah asli.

Marvin sungguh tak habis pikir dengan kepolosan Alby, tunggu-dia polos atau bodoh? Apapun itu Marvin sedikit terhibur dengan kelakuan random Alby.

Alby malah semakin menangis karena merasa malu karena sudah ditertawakan oleh Marvin dan perutnya yang masih keroncongan, "hiks-kangen Mama sama Papa, hiks-Kak Al sama kak Noah, kalian dimana! Labi mau pulang." Alby menyembunyikan wajah di antara kedua lipatan tangannya di atas meja.

The Lost Fairy - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang