²⁸Seminggu🧚🏻‍♂️

95 14 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca! ➡️🌟⬅️

Sudah vote? 🌟

Terimakasih💚

Selamat membaca

Sorry for typo🫠

☘️•🍀•☘️

Alby perlahan membuka matanya. Cahaya lembut yang masuk dari jendela terasa menyilaukan setelah seminggu terkurung dalam kegelapan.

Tubuhnya terasa berat, dan kepalanya berdenyut, seperti ribuan jarum menusuk dari dalam. Rasa pusing yang luar biasa membuatnya ingin memejamkan mata kembali, namun rasa ingin tahunya tentang apa yang terjadi lebih kuat daripada rasa sakit yang dirasakannya.

Dengan lemah Alby mencoba menggerakkan tangannya, namun otot-ototnya terasa kaku, seolah tak mau bekerja sama.

Dia mengerutkan kening, memperhatikan kamar yang terlihat asing. Ini bukan kamar Lexi yang ia ingat terakhir kali—dinding-dindingnya lebih gelap, dan langit-langitnya tinggi, memberikan kesan hampa. Seperti dia berada di tempat yang sepenuhnya baru.

Di sudut kamar, Reza yang berjaga sambil membaca novel tiba-tiba tertegun. Mendengar suara kecil dari arah ranjang, ia langsung menoleh.

Alby telah membuka matanya, memperlihatkan mata biru yang sangat dirindukan. Setelah seminggu tanpa tanda-tanda perubahan, Reza hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Alby?" Suara Reza tercekat di tenggorokan, campuran antara kaget dan lega. "Kau sudah sadar?" Meskipun jawabannya sudah jelas, pertanyaan itu tetap terlontar.

Alby menatap Reza dengan mata lelah, mencoba menahan rasa pusing yang masih menyerang. Bibirnya kaku, dan suaranya serak. Dia berusaha duduk, tapi tubuhnya terlalu lemas.

Kekuatan besar yang baru diterimanya dari Dagahra terasa berat di tubuhnya. Ia merasa asing, seperti bukan dirinya yang dulu.

"Bang Reza?" Alby akhirnya bisa bicara, meskipun suaranya lemah.

Tatapannya tertuju pada Reza, tapi pikirannya masih kacau, mencoba mengendalikan kekuatan yang terus mengalir di dalam dirinya.

Reza, yang kebetulan berjaga hari ini, langsung bangkit dari kursinya. Dia menatap Alby sejenak, masih tak percaya bahwa Alby akhirnya bangun dari koma.

"Tunggu sebentar, aku akan memanggil yang lain!" katanya buru-buru. Tanpa menunggu jawaban, Reza segera keluar kamar dengan langkah cepat, hampir berlari saat menuruni tangga.

Perasaan lega bercampur cemas membuat keringat dingin membasahi dahinya. "Lexi! Albert! Noah!" panggilnya begitu sampai di lantai bawah.

Di ruang tamu, ada Albert, Noah, dan Lexi yang tengah beristirahat akibat kelelahan, karena Albert dan Noah sibuk melatih Lexi untuk mengendalikan kekuatannya yang belum stabil. Mereka sudah berlatih selama lima hari, tapi belum ada perkembangan yang signifikan.

Setelah mendengar teriakan Reza, mereka langsung menoleh, wajah mereka penuh kecemasan yang tak bisa disembunyikan.

"Ada apa?" Lexi langsung berdiri dari sofa, mengabaikan rasa lelahnya.

"Apa terjadi sesuatu pada Alby?" tanya Albert dengan nada khawatir.

Noah menatap Reza dengan curiga. "Kenapa panik begitu?" tanyanya.

Reza menjawab sambil berusaha mengatur napas, "Alby sudah sadar!" katanya dengan napas tersengal.

Mendengar hal itu, mereka bertiga langsung berlari menuju kamar Alby-sebenarnya kamar Reza tapi dipinjam dulu, meninggalkan pemilik kamar asli di belakang.

The Lost Fairy - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang