¹¹Sosok Itu🧚🏻‍♂️

463 47 1
                                    

Happy reading 🪐💫

Please vote sebelum baca ya🥰

Enjoy!

***

Pagi pun tiba, matahari terlihat sudah bersemangat untuk menyinari dunia. Terbukti dengan cahayanya yang mampu menembus sela-sela gorden kamar dan membuat seorang bocah berambut putih yang masih terlelap, perlahan mulai membuka kedua kelopak matanya.

Matanya berkedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina, ia masih enggan untuk bangun karena masih berusaha mengumpulkan nyawa.

Setelah nyawa sudah terkumpul seratus persen akhirnya ia tersadar jika ia sedang berada di sebuah tempat yang terlihat asing, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar untuk menilai apakah tempat ini aman atau tidak.

Lalu tatapannya jatuh pada mutiara bewarna merah muda dan kotak kecil bewarna hitam yang berada di atas meja belajar didekat sebuah lemari kayu, ia perlahan bangkit dari posisi tidurnya dan turun dari atas kasur.

Saat hendak melangkah tiba-tiba sebuah pintu lain di kamar itu terbuka, membuat Alby terperanjat kaget dan langsung sembunyi. Lexi yang baru saja selesai mandi dan sudah berpakaian lengkap pun langsung mencari keberadaan Alby saat tidak melihat keberadaannya di atas kasur.

"Kemana dia?" bingungnya, tidak mungkin Alby keluar sedangkan pintu kamarnya masih terkunci dan kuncinya ia taruh di atas nakas samping tempat tidur.

Dan kuncinya saja masih tergeletak tak berdaya di sana, jadi tidak mungkin bocah itu keluar kan? Ia pun berjalan mendekati lemari pakaiannya dan benar saja, saat membuka lemari, ia melihat sosok bocah berumur 12 tahun tengah bersembunyi.

Bahkan orang gila sekalipun mungkin dapat menemukan Alby karena hanya ada lemari yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian, bawah kasur? Kasurnya itu sudah menyatu dengan lantai jadi mustahil, kolong meja belajarnya? Jika Alby sembunyi disana otomatis Lexi langsung tahu karena meja belajarnya berhadapan dengan pintu kamar mandi.

"Sedang apa kau di dalam sana?" tanya Lexi dengan nada datar, gadis itu kesal karena ulah Alby lipatan bajunya jadi berantakan.

Alby yang sepertinya sadar jika dirinya tengah dimarahi pun menundukkan kepalanya, telinganya bahkan terlihat layu. Persis seperti anak anjing ketika dimarahi oleh tuannya, Lexi jadi tidak tega.

Ia menghela nafas dan mengajak Alby untuk keluar dari sana dan menuntunnya untuk duduk di atas kasur, "Siapa namamu? namaku Lexi, dilihat dari telinga dan sayapmu sepertinya kau bukan berasal dari sini." kata Lexi dengan nada yang jauh lebih santai dari sebelumnya.

Alby mulai menatap gadis asing yang telah menyelamatkannya itu dengan teliti, matanya mulai berkaca-kaca membuat Lexi langsung panik karena takut ia menakuti si bocah yang belum ia ketahui namanya tersebut.

"Hey, kenapa nangis? Apa gue bikin lo takut?" tanpa pikir panjang Lexi langsung memeluk Alby bermaksud untuk membuatnya tenang tapi sepertinya dia salah.

"HUWEEE, KENAPA KAKAK RAMBUT MERAH GAPUNYA TELINGA PANJANG ATAU SAYAP KAYAK PUNYA LABI." tangisan bocah itu malah semakin kejer dan terdengar bar-bar.

Membuat Lexi harus extra bersabar agar tidak kelepasan membentak bocah bernama Labi ini, 'sepertinya mulai saat ini hidup gue ga akan sama lagi kayak dulu.' batinnya.

..

Beberapa jam sebelum Alby bertemu dengan Lexi di taman, di tempat yang berbeda, lebih tepatnya disebuah bangunan terbengkalai di pinggiran kota yang kelihatannya sudah lama sekali ditinggalkan.

The Lost Fairy - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang