¹⁸Ibu?🧚🏻‍♂️

255 22 1
                                    

Dukung Citra dengan cara vote, komen, dan Follow akun ini ya🫂🤍

Masih ada yang nungguin Book Ini ga?

Typo? Tandai📍

Happy Reading📖

✧⋄⋆⋅⋆⋄✧⋄⋆⋅⋆⋄✧⋄⋆⋅⋆⋄✧⋄⋆⋅⋆⋄✧

"Nih, makan mumpung masih hangat. Tapi makannya pelan-pelan aja, takut nanti lidahmu kebakar dan malah jadi luka, hey! Kau dengerin aku ngomong enggak sih?" ocehan itu berasal dari Noah yang sedang memberikan sebuah harta karun berharganya pada Alby.

Mata bocah Peri itu berbinar bahagia saat menerima sebuah wadah yang bertemperatur sedikit panas dan mengeluarkan aroma yang menggugah selera, air liur Alby tanpa sengaja menetes hanya dengan mencium aromanya.

Membuat Marvin terkekeh geli melihatnya, ia memasak Pip Mie yang sengaja ia stok secara diam-diam tanpa sepengetahuan Lexi. Sebenarnya Marvin dilarang mengonsumsi makanan tersebut karena dianggap tidak sehat oleh Dokter, dan sejak saat itu Marvin jadi tidak menyukai yang namanya Dokter dan segala macam tetek-bengeknya.

Apalagi Dokter sepesialis organ dalam, Marvin sangat membencinya.

Remaja itu sangat menyukai makanan instan, salah satunya adalah Pip Mie. Marvin tidak bisa hidup tanpa makanan instan dengan wadah berbentuk cup tersebut. Meski selalu ketahuan dan berujung dihukum oleh sang kakak, tetapi remaja itu tak pernah merasa kapok dan tetap mengulanginya lagi dan lagi.

Seperti sekarang contohnya, Marvin mengajak Alby untuk makan Pip Mie berdua.

Bukan berarti ia sudah menerima Alby di rumahnya, ia hanya merasa kasian karena si bocah albino sudah sangat kelaparan. Perutnya terus berbunyi, dan itu mengganggunya. Karena Marvin tidak diizinkan untuk menyentuh dapur, jadi ia akan memanfaatkan kesempatan emas ini untuk memakan makanan favoritnya dengan alasan Alby yang minta.

Ide yang sangat brilian!

"Gunakan ini untuk makan Mie, ini namanya garpu plastik. Apa di duniamu juga ada benda semacam ini?" tanya Noah sembari menyodorkan sebuah garpu plastik pada Alby.

Alby menerimanya dengan ragu, sejujurnya dia masih sedikit takut dengan adiknya Lexi. Menatap garpu itu dengan seksama lalu kembali menoleh ke arah Marvin yang ternyata masih menatapnya dalam diam. Ia menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Marvin sebelumnya.

Marvin berdeham, mengusir rasa canggung yang tiba-tiba menyerangnya. "Ekhem-, karena kau sudah tahu fungsinya, mari kita makan selagi masih hangat." ucapnya mulai menyantap Pip Mie duluan.

Saat ini mereka berdua tengah duduk bersampingan di bawah karpet berbulu, masih satu ruangan dengan ruang tamu.

Melihat Marvin yang sudah mulai menyeruput kuahnya lewat cup, Alby jadi ikut-ikutan. Matanya membola lucu waktu merasakan bumbu kuah mulai menempel di lidahnya, sedikit mengecap karena ingin memastikan rasanya. "Enak sekali, Labi suka makanan~" ungkap Alby.

Marvin tersenyum bangga dalam hati karena telah memperkenalkan makanan seenak ini pada mahluk luar bumi, remaja itu melanjutkan kegiatan makannya dengan khidmat sampai seseorang tiba-tiba menerobos masuk lewat pintu depan.

BRAKKK!

"HALO, SELAMAT PAGI PARA RAKJEL YANG KUCINTA. MANA NIH RED CARPETNYA? PANGERAN YANG TAMPAN SUDAH MEMASUKI ISTANA!" teriakan itu begitu membahana, membuat Marvin serta Alby terlonjak kaget dan tersedak kuah Pip Mie.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Reza Madhava, orang paling gila yang pernah Marvin temui dimuka bumi. Beruntung saat ini mereka tidak makan Pip Mie yang rasanya pedas, tapi tetap saja tenggorokannya jadi terasa sedikit sakit.

The Lost Fairy - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang