²Ramalan Buruk🧚🏻‍♂️

1K 98 0
                                    

Kertas yang tadinya kosong kini perlahan mulai menampakkan tulisan-tulisan kuno bewarna hijau yang menjadi ciri khas dari isi ramalan, Estes terkejut melihat tulisan-tulisan itu mulai tercipta sejak buku suci terkena cahaya dari celah lubang di atap menara.

Namun yang dapat membaca tulisan tersebut hanyalah sang Pendeta yang sudah turun-temurun menjaga dan mengabdi pada sang buku suci.

Jadi bisa dibilang Pendeta yang sedang bersamanya saat ini adalah salah satu keturunan Pendeta terdahulu.

"Apa yang dikatakan oleh Buku suci, wahai Pendeta?" tanya Estes dengan susah payah karena jujur tenaganya seperti habis terserap ke dalam buku tersebut.

Eris, nama sang Pendeta itu mulai memusatkan fokusnya untuk membaca ramalan dengan teliti, agar terhindar dari kekeliruan juga kesalahpahaman yang bisa saja terjadi akibat dirinya yang salah membaca ramalan.

"Jantung keturunan ke-13 ... Lemah ... Empat kekuatan ... Kecantikan tiada tara ... Iblis ... Keluar portal." ujarnya sedikit mengeja, yang dapat dibaca oleh Eris hanyalah bagian pentingnya saja dan itu belum sampai selesai karena tulisan dari kertas itu tampak selalu berubah-ubah.

"Apa maksudnya itu?" Estes tampak tak mengerti dengan maksud dari ramalan yang dibacakan oleh Eris.

Eris yang ditanyai hanya menggeleng, tanda ia juga tidak mengetahui apapun, "saya juga tidak tahu apa-apa Yang Mulia, nampaknya takdir sang Pangeran masih belum ditentukan karena isi dari ramalan ini selalu berubah-ubah."

Estes jadi bingung sendiri, ramalan yang berubah-ubah? Bagaimana bisa ini terjadi pada putranya. Ia tak pernah menduga ada hal semacam ini dalam sebuah ramalan, biasanya tak pernah ada.

Atau apakah ini adalah fenomena langka yang terjadi sekali seumur hidup?

"Apa hal ini pernah terjadi sebelumnya?" tanya Estes memastikan.

Eris menggeleng karena memang kejadian ini adalah yang pertama kali, isi ramalan sang Pangeran selalu berubah dengan sendirinya. Seolah nasib dari keturunan Kerajaan ke-13 belum diputuskan oleh Moon Goddes.

Tulisan di kertas itu masih belum berhenti, semakin banyak yang tertulis maka dampak negatifnya akan semakin besar. Terbukti dari angin yang tadinya hanya seperti badai kecil kini malah berubah menjadi angin tornado, petir dan guntur pun tidak ketinggalan memeriahkan suasana tegang hari ini.

Membuat para rakyat negeri Adurant yang tidak memiliki kekuatan sihir hanya dapat berlari dan berterbangan kesana-kemari menyelamatkan diri.

Keadaan diluar istana benar-benar sudah kacau, tapi beruntung tak lama kemudian para penyihir atau kita sebut saja dengan kaum Elf yang memiliki kemampuan sihir tingkat tinggi berhasil menciptakan sebuah barrier pelindung untuk seluruh negeri Adurant.

Ada sekitar 100.000 Elf yang turun tangan untuk melindungi tanah kelahiran mereka.

Thea dan sang bayi yang sudah kembali tidur pun berhasil diungsikan ketempat yang aman bersama anggota kerajaan yang lain, yaitu di Menara Ekaia.

'Semoga tidak ada nasib buruk yang akan menimpamu Alby, Mama dan Papamu akan selalu melindungimu, sayang.' -Thea

(Nanti kita kenalan sama anggota kerajaan yang lain dan membahas tentang menara Ekaia, untuk sekarang fokus sama Raja Estes dulu.)

"Cepat bacakan lagi ramalannya, Eris. Aku takut jika kita terlalu lama maka bencana ini akan semakin parah." ucap Estes dengan tegas, Eris mengangguk patuh dan kembali fokus untuk membaca ramalannya.

"Teluk Eden ... Cherish ... Kehancuran ... Dan-" ucapan Eris terhenti dengan ekspresi shock, rasanya ia sudah tak sanggup lagi membaca ramalan yang kelihatannya semakin tidak masuk akal ini.

The Lost Fairy - BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang