21: EKSKUL

462 35 0
                                    

Pagi yang cerah.

"Ayo, udah ada yang selesai?" seru pak Gio, guru matematika.

"Belum, pak" jawab seisi kelasnya Reza, kecuali Reza yang masih sibuk ngerjain.

"Gampang loh itu, baru bilangan eksponen. Kalian udah pelajarin di kelas 9 kemaren kan?" sambung beliau sambil berkacak pinggang karena murid di kelas ini sama sekali belum ada yang ngumpul, padahal udah 15 menit.

Tiba-tiba Reza berdiri sambil membawa buku catatannya.

"Ayo, Reza. Sudah selesai kan?" Ucap pak Gio penuh harap.

Reza tersenyum.

"Mau nanya aja"

Pak Gio hanya geleng-geleng kepala.

Sibal.

"Nanya apa?"

"Yang ini" jawab Reza menunjuk bagian dari jawaban.

"Loh, ini kan udah selesai? Kamu udah selesai semuanya kok" pak Gio mengambil buku catatan Reza lalu memberinya nilai.

"Temen saya yang nanya, pak" jawab Reza.

"Kenapa ga suruh mereka nanya?"

"Takut katanya"

Pak Gio makin geleng-geleng kepala.

Plot twist di atas plot twist.

"Ngapain takut? Saya makannya nasi, bukan anak SMA"

Pak Gio pun menyuruh Reza kembali ke tempat duduknya lalu berdiri untuk kembali menjelaskan.

Beberapa menit setelah Pak Gio menjelaskan ulang, barulah murid-murid lain berbondong-bondong mengumpulkan buku catatan mereka.

"Bagus, lain kali kalo mau nanya, ya nanya aja. Saya baik kok"

Sebagian murid tertawa.

"Baik, tunggu bel istirahat ya, jangan keluar dulu"

Pak Gio lalu mengambil bukunya dan pergi keluar kelas.

Seisi kelas langsung pada ribut.

Biasa, lanjutin gosip.

Tak lama, terdengar ketukan pintu.

Tapi bunyinya yang nyaring, yang bikin orang di kelas terdiam.

"Kita boleh masuk kan?" Ucap seorang siswi yang diketahui adalah ketua sekbid ekstrakurikuler, terlihat dari name tag-nya.

"Iya kak, masuk aja" ucap Reza dan Gilang bersamaan.

Soalnya udah dikasi tau sama bu Rin, kalo ada kakel yang nanya harus dijawab, soalnya mereka ketua kelas.

Sang kakel tersebut tersenyum sambil berjalan masuk, diikuti Andra dan Nara, bersama anggota sekbid ekskul yang lain.

"Perkenalkan, nama kakak Gina, kalian boleh panggil kak Gina atau kak Gin, kakak disini ketua seksi bidang ekstrakurikuler" ucap sang ketua sekbid.

"Andra sebagai ketua OSIS" sambung Andra.

"Nara sebagai wakil ketua OSIS" sambung Nara.

Lalu disambung oleh anggota sekbid ekskul yang lain.

"Nah, disini kakak mau daftarin ulang ekskul apa aja yang kalian pilih, jadi kalo ada yang batal milih salah satu ekskul, bisa langsung ngomong sama kakak sekarang"

Gina lalu menyenggol lengan Andra, tapi Andra lagi mengkhayal.

Sambil ngeliatin Reza.

"Ndra, fokus njir" bisik Nara.

Andra menatap Nara.

"Ekhem, sorry. Yang pertama, Reza...Alana Yudi...ka?"

Reza mengangguk membenarkan namanya.

"Ekskul pilihan; basket, pramuka dan PMR" sambung Andra, masih menatap Reza datar.

"Ekskul kamu kebanyakan, maksimal pilih dua" celoteh Andra sambil menatap Reza, lalu ke arah Gina, dan Gina mengiyakan.

"Iya, maksimal pilih dua ya. Kamu mau batalin yang mana?" Sambung Gina.

Reza berpikir sejenak.

Andra menatap Reza. Saat Reza menatapnya balik, Andra berbicara tanpa suara ke Reza.

"Pramuka"

Reza memasang raut wajah 'hah?'

Andra kembali berbicara tanpa suara.

"Pramuka"

Reza kemudian ikutan berbicara tanpa suara.

"Kenapa?"

Andra mulai kesal.

Dia maunya Reza nurut aja gitu, tapi enggak.

Reza nya nanya mulu.

Melihat wajah Andra yang kek orang moody-an, akhirnya Reza memilih menurut aja dulu.

"Pramuka aja deh, kak" jawab Reza kemudian.

Gina dan Andra mengangguk.

*Yang lain di skip aja, palingan kalian ga kenal, welll.

***

Waktu istirahat pertama, sekitar 15 menit kemudian. Andra dan Reza sedang makan bersama.

Bukan bersama, sebenarnya Reza makan sama Dika, tapi Dika masih ngantri beli nasgor, terus Andra dateng ngambil tempatnya Dika.

Emang ketos ga bisa dilawan.

"Kenapa lo nyuruh gue batalin pramuka?"

"Pramuka ga enak, pelatihnya galak"

Reza hanya meng-'oh'.

"Dan biar lo bisa sama gue terus" sambung Andra, Reza tersedak.

"Gue lagi sibuk aja lo datengin, lo kan gaada yang bisa ngusir. Mending gue batalin yang paskib aja tadi"

"Lo ngehindarin gue?"

"Emang"

Andra terdiam sejenak.

"Gue harus bikin peraturan baru buat lo"

"Hah? Buat gue doang? Apaan?"

"Ekskul cuma bisa maksimal 1 aja"

"Karena?"

"Biar lo ga bisa ngehindar dari gue"

"Emang gue mau matuhin peraturan lo? Ogah"

"Kalo ngelanggar, lo jadi babu gue lagi"

"Enak aja, gue laporin lo sama wali kelas gue"

"Nge lapor apa?"

"Lo galak, suka ngatur orang, dan orangnya cuma gue"

"Kan lo pacar gue"

"Mimpi, bangun aja dah. Di mimpi aja ga kesampaian, apa lagi di dunia nyata"

"Justru karena di mimpi ga dikabulin, pasti di dunia nyata dikabulin"

"Ternyata lo banyak omong, teman gue bilang lo itu cool, cool dari mana coba?"

"Sama orang gue kayak es, sama lo gue meleleh"

"Bacot"

***

KETOSNYA REZA [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang