16

541 30 1
                                    

Dew menggaruk tengkuknya bingung,ia membuka lemari es itu,membaca satu persatu eskrim yang tertera. Ia menghela nafasnya

Hahh..

Jari jemarinya kembali menarik penutup lemari es,menutupnya lagi. Sudah beberapa supermarket yang ia datangi untuk sekedar mencari eskrim yang kekasihnya inginkan.

Namun nihil,ia tidak menemukannya sama sekali,ia melangkahkan kakinya perlahan keluar. Pria tampan itu memperhatikan kedua kakinya,ia mengerjap beberapakali.

"Aku bahkan tidak membawa mobil,ini sudah setengah jam aku mencari dengan berjalan kaki seperti ini, bagiamana jika ada salah satu karyawan ku yang melihat aku sedang berjalan kaki seperti gembel?"

Dew melihat dirinya dipantulan mobil hitam milik orang lain,kaus hitam lengan pendek dan celana pendek abu-abu astaga ia bahkan sangat jarang berpakaian seperti ini di apartemen dan sekarang ia berada diluar dengan pakaian seperti ini.

Pria itu merutuki dirinya sendiri,rusak sudah reputasinya sebagai pria yang berkarisma dan tampil menawan. Seorang wanita memperhatikannya dengan tersenyum seperti menahan tawanya. Dew mendengus melihatnya.

"Tuan Dew?"

Pertanyaan itu terlontar dari wanita yang tadi menahan tawanya,itu salah satu karyawannya di kantor.Dew tersenyum dan mengangguk kecil.

"Apa yang tuan lakukan?"

"Ah..saya sedang menikmati angin-iya hm..angin" Ucapnya dengan tertawa hambar

Wanita itu mengangguk-angguk kecil,dan menunjuk supermarket yang telah Dew datangi tadi.

"Saya permisi tuan karena saya akan kedepan sana"

Pria yang dipanggil tuan hanya mengangguk kecil. Dan kembali berjalan mencari supermarket lagi? hahahahah

"Semoga ini yang terakhir"

Pintu perlahan ia dorong,dan mencari letak lemari es di supermarket itu. Mata pria itu berbinar saat melihat eskrim yang ia cari-cari ada. Dengan cekatan tangan kekarnya mengambil banyak eskrim yang ada dan memasukannya pada keranjang yang ia pegang.

Menghela nafas lega,ia memasang wajah angkuhnya kembali dan bersiul ria. Dew melihat-lihat makanan yang tertata rapih dan memilih beberapa yang akan ia beli.

___

"Kenapa phi Dew lama sekali?"

Pria manis itu mengayunkan kedua kakinya. Ia mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jari lentiknya dan bersenandung kecil.

Sudah hampir satu jam tapi sang dominan belum kembali. Win sudah bosan berdiam diri diruang makan tapi ia tidak bisa berjalan yang membuatnya terus duduk dikursi makan.

Win mengerjapkan matanya,ia ulangi terus menerus. Pandangannya menjadi remang,dan hampir gelap, rasa pusing menyerangnya.

"Phi Dew cepatlah kembali"

Keduanya tangannya  yang tadinya memijat kening kini segera memegangi meja dengan kuat.

Clekk

"Phi-"

Saat ia mendengar bunyi pintu yang dibuka,pria yang ia tunggu tiba. Pandangannya sudah benar-benar gelap,dan Win kehilangan kesadarannya.

Bukk

Tubuhnya terjatuh kelantai,Dew terkejut dan segera menghampiri pria manisnya yang tidak sadarkan diri. Dew meletakan kantung yang ia bawa dimeja dan segera membopong tubuh Win ala bridal style menuju kamarnya.


"Mungkin kelelahan, usahakan untuk tidak terlalu kelelahan dan biarkan istirahat" Ucap pria paruh baya ,mungkin seorang dokter pribadi?

"Hm..hanya kelelahan? tidak ada yang lain dok?"Heran Dew

You are mine forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang