"Oh... Jadi ini anak baru yang katanya lebih cantik dari gue?" Ucap seorang siswi tersebut. Menyemburkan jus jeruk yang ia beli tadi kepada Alexa.
Si Ratu Cabe, Claudia!
Kantin menjadi heboh, sedangkan Alexa terdiam. Maurin, dan teman-teman Cici melotot melihat baju bagian atas Alexa yang sudah ternodakan jus. untungnya Alexa memakai tank top jadi dalamannya tidak terlihat jelas.
Sedangkan Cici shock, wah si cabe udah bangunin macan tutul yang ada di jiwa dan raga Alexa, batinnya memekik.
Alexa mengangkat pandangan kearah si penyembur jus setelah beberapa detik terdiam menunduk memperhatikan seragam nya yang basah dan eugh, lepek, tentu saja. Alexa melihat dasi cewek itu yang ternyata kakak kelas.
Okay, Alexa. Kali ini kamu kalah lagi dari Sevend. Siap-siap kamu di ketawain Sevend nanti!
"Ada masalah apa lo sama gue?" Alexa tersenyum, menanyakan. Sementara Cici sudah gigit jari.
"Lo anak baru itu kan?" Tanya Claudia sang primadona Muller Internasional School, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Alexa. Merasa terancam dengan adanya anak baru ini yang ia akui memang cantik, tapi tetap saja Cantik kan dia pokoknya!
"Eh, be. Lo jangan nunjuk-nunjuk, temen gue!" Maurin menepis tangan yang menunjuk-nunjuk teman barunya itu.
Claudia menoleh, baru ngeh ada Maurin si anak Punk disini. Lalu Cepat-cepat menurunkan tangannya, dia 'sedikit' ngeri dengan Maurin ini. Dulu, Claudia sempat di banting karna pernah mencari gara-gara dengan Maurin.
Alexa melihat Maurin, mengangguk memberikan tatapan bahwa ia tidak apa-apa dan akan menghadapi masalah ini sendiri.
Maurin diam, bersidekap dada. Melihat apa yang akan terjadi, jika nanti sudah keterlaluan sampai membahayakan teman barunya. Baru ia akan turun tangan.
"Anak baru itu?" Alexa bertanya kepada Claudia.
Claudia yang tadinya ciut karna ada Maurin, langsung terpancing mendengar itu. "Jangan belagak bego deh lo. Lo anak baru yang katanya lebih cantik dari gue itu kan"
"Oh, itu. Fakta kok!"
Claudia mengernyit "Huh?"
"Gue emang jauh lebih cantik dari lo"
Kantin hening, tak menyangka anak baru tersebut akan menjawab dengan santai seperti itu.
Claudia mengepalkan tangan geram lalu menarik kerah baju bagian depan seragam Alexa "Berani-beraninya lo huh, lo belum tau siapa gue, gue primadona sekolah ini. Lo cuma junior baru disini, jadi jangan macem-macem sama gue" Ujarnya berapi-api.
Maurin, Cici dkk melotot. Maurin memegang tangan Claudia yang menarik kerah Alexa, hendak melepaskan. Tapi Alexa sudah menghentikan aksinya.
Sedangkan Cici meminum jusnya santai.
"Cari mati" gumam Cici yang hanya bisa didengar olehnya sendiri.
Tiba-tiba Alexa mengendus-endus, seperti mencium bau sesuatu. "Ewww, tangan Lo kok bau taik sih, lo habis pup ya, gak cuci tangan dulu bersih-bersih, jorok ih!" Alibi Alexa, ingin mempermalukan sekaligus memancing emosi Claudia dengan memasang wajah jijik andalannya kearah Claudia.
Siswa-siswi di kantin sontak tertawa, ada juga yang memasang wajah jijik kearah Claudia.
Claudia segera melepaskan tangannya dari kerah Alexa, berfikir, apakah tangannya benar-benar bau soalnya tadi ia memang habis dari toilet, tapi dia sudah mencuci berkali-kali kok, pikirnya.
Claudia jadi malu sendiri, tapi juga emosi karna Alexa sudah mempermalukannya, tak ingin lebih dipermalukan lagi, Claudia mengangkat tangan hendak menampar Alexa yang berhasil memancing emosinya. Tetapi sebelum itu terjadi Alexa berdiri, mengambil Soup panas--sudah sedikit dingin yang Alexa pesan tadi, dan melemparnya tepat di wajah Claudia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double AL
Teen Fiction"Cowok pakai earphone, topi warna hitam arah jam satu" Alexa reflek menoleh, mengangkat sebelah alis bertanya. "Gue mau nantang lo buat bikin tuh cowok jatuh cinta bahkan tergila-gila sama lo. Ya-- itu pun kalo lo bisa" "Gak. Jawabannya tetap gak." ...