24. Intercepted

650 61 4
                                    

Happy Reading!

(Jangan lupa Vote dan komen part ini sebelum membaca)

___________________________

     "Sayang."

Alexa dan Bara tersentak mendengar suara tersebut, mereka menoleh ke arah pintu yang terbuka dan mendapati Aldrich berada disana, sedang berjalan mendekati mereka.

Tidak, lebih tepatnya mendekati Alexa.

"Al?" Wajah Alexa tampak tegang mendapati Aldrich disini dan berjalan semakin mendekatinya. Lalu setelah berada di depannya lelaki itu meraih sisi wajahnya dan mengecup pipi kanan Alexa.

Bara memperhatikan mereka dengan ekspresi datar. Apalagi ketika mendapati tatapan tajam Aldrich yang ditujukan padanya. Ia berdecih terkesan mengejek lalu tanpa pamit ia berbalik dan melangkah keluar dari ruangan tersebut.

"How dare he look at me like that?" Geram Aldrich menatap kepergian Bara.

Takut Aldrich terbawa emosi dan akan mengejar Bara untuk mengajaknya berkelahi, Alexa dengan cepat mengalihkan perhatian lelaki itu, "Hei, Lo lapar gak? Gue lapar banget. Kita ke kantin yuk?"

Aldrich menoleh kearah Alexa, memperhatikan pakaian gadis itu, lalu menggenggam jemari gadis itu untuk ia bawa ke ruang ganti yang berada di dalam ruang memanah itu, "Ganti baju lo dulu, sana." Ujarnya lalu mendorong pundak gadis itu masuk kesana.

Alexa berbalik, "Kenapa? Kan gak ada aturannya kalo gue gak boleh pakai baju kaya gini di sekolah. Yang lain juga banyak makai begini kok, setelah mereka selesai ekskul."

Aldrich memijit keningnya yang mendadak pening, "Emang gak gerah? Lo keringetan sayang."

Alexa reflek memperhatikan kondisi tubuhnya yang memang sedikit berkeringat, lalu menatap Aldrich kembali, "Tapi adem kok. Gue bau ya?"Tanyanya overthinking. Ia menjauh, takut Aldrich mencium baunya.

Aldrich yang melihat itu, menggaruk leher kirinya yang mendadak gatal, "Wangi kok, tapi keseksian, sayang. Gue gak mau anak-anak lain liat lo kayak gini."

Alexa mengerjap lalu tak lama kemudian ia tergelak menyadari alasan Aldrich menyuruhnya mengganti baju. "Yaampun ternyata karna itu, bilang dong dari tadi. Yaudah, kalo gitu gue ganti baju dulu." Alexa berbalik memasuki ruang ganti.

Sedangkan Aldrich yang ditinggalkan mengusap wajahnya malu, lalu bersandar menunggu gadis itu di depan ruang ganti, setelah beberapa menit Alexa selesai mengganti baju dengan seragam sekolah nya, mereka melangkah berjalan menuju kantin dengan tangan yang saling bertautan.

"Tadi lo ngomong apa sama Bara?"

Alexa terdiam sejenak, menimang-nimang apa yang harus ia jawab, "Dia cuman nanya gue beneran pacaran sama lo atau engganya. Kayaknya berita tentang kita udah nyebar disekolah deh, mereka tau darimana sih?"

Aldrich mengedikkan bahu acuh, menanggapi pertanyaan Alexa.

"Beneran cuma itu doang?"

Alexa mengangguk, berusaha meyakinkan. "Entah dia sampai sekarang masih punya perasaan sama gue atau engga, tapi kayaknya dia cemburu deh pas denger kita pacaran." Adunya.

Alexa bilang seperti ini karna ia tidak tahu Aldrich sudah. mendengar percakapan terakhir mereka atau belum. Jadi ia berusaha senatural mungkin mengaitkan hal tersebut tanpa membawa-bawa masalah taruhan mereka.

"Lo sendiri gimana? Masih punya perasaan sama sepupu lo itu?"

Alexa mendongak sejenak memperhatikan lelaki itu, lalu menurunkan wajahnya menatap sekeliling sekolah, beberapa siswi memperhatikan mereka tapi Alexa tidak peduli akan hal itu begitupula dengan Aldrich, mereka cuek hanya fokus berjalan menuju tempat yang akan mereka tuju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang