HAPPY READING!
(Sebelum membaca jangan lupa vote dan komennya agar tidak lupa)
__________________Lalu ia merasakan tangan itu menyentuh rahangnya, hanya untuk semakin mendongakkan wajahnya keatas, setelahnya orang itu membungkukkan badannya yang membuat wajah mereka semakin mendekat. Alexa bisa melihat mata itu bergerak memperhatikan parasnya, lalu tak lama kemudian Alexa mendengar vokalnya yang halus namun sedikit serak itu mengucapkan hal yang membuat Alexa seketika menahan nafas.
"Can i kiss you?"
Alexa masih terpaku dengan kesadaran yang sudah menurun - efek alkohol, saat merasakan tangan itu bergerak sedikit, dan seperti ingin merasakan tekstur pipinya karena jari itu sudah menekan-nekan kecil area pipinya.
Alexa yakin, tidak ada seorangpun disini yang menyadari hal itu, karna pergerakan kecil itu pastinya tidak terlihat, hanya bisa dirasakan oleh Alexa. Lalu saat mata Alexa menatap bibir orang yang ada diatas wajahnya, ia langsung mengalihkan pandangannya cepat ke arah mata orang itu dan menemukan Aldrich yang sudah mengangkat alisnya meminta persetujuan.
Dengan kaku, Alexa menganggukkan kepalanya dan itu bisa dirasakan oleh Aldrich yang sedang memegang sisi wajahnya.
Aldrich mendekatkan wajahnya dan Alexa reflek memejamkan mata, tak lama dari itu ia bisa merasakan sebuah bibir yang mengecupi pipinya.
EH, PIPI?
Alexa reflek membuka matanya kembali dan menemukan Aldrich baru saja menjauhkan wajahnya dan tersenyum geli kearah Alexa yang pastinya hanya bisa ia lihat seorang diri reaksi tersebut.
Lalu setelah itu ia merasakan tangan itu terlepas dari sisi wajahnya. Alexa langsung menegakkan posisi duduknya dan tidak berani memandang Aldrich yang sudah duduk di tempat semula.
Yaampun, Alexa malu sekali, bisa-bisanya ia berfikir tadi Aldrich akan mencium --- Ah, sudahlah. Alexa ingin hilang dari sini rasanya saat memikirkan Aldrich yang sepertinya mengetahui apa yang ia pikirkan tadi, ditambah suasana di sekeliling mereka yang tiba-tiba hening, sedangkan biang kerok yang membuat suasana menjadi awkward nampak anteng saja sambil menyesap vodka-nya.
"O-okay kayaknya udah cukup guys truth or dare kita hari ini. Mmm, gimana kalo kita ke dance floor aja sekarang." Frans berusaha mencairkan suasana, tapi meskipun ia sudah berusaha tetap saja, hawanya masih terasa canggung.
Sedangkan Cici dan Sandriana sudah saling pandang seakan mereka bisa berbicara melalui tatapan, lalu setelah nya tawa mereka berdua pun mengudara dan langsung saja mereka mengiyakan ajakan tersebut dan menarik Alexa agar berdiri dan melangkah kearah dimana dance floor berada.
Frans, Adit dan Didit berdiri untuk mengikuti mereka.
Sekarang hanya tersisa Jason dan Aldrich yang sedang fokus dengan ponselnya.
Jason menoleh memperhatikan temannya itu lama, "Gue gak pernah lihat lo kayak gini sebelumnya."
Aldrich menoleh sekilas kearah Jason sebelum lanjut memainkan ponselnya kembali, "Kayak gimana?" tanya-nya. Wajahnya terlihat biasa saja, seakan-akan tidak membuat kesalahan apapun karena membuat teman-temannya kaget setengah mampus.
"Cium cewek."
"Biasa aja." Aldrich masih fokus pada ponselnya.
Jason mendengus "Itu bakal gue katain biasa aja kalo yang cium cewek bukan lo."
Hening beberapa sekon sebelum suara Aldrich terdengar lagi, "Gue sedikit mabuk tadi."
Jason spontan terkekeh tak habis pikir, "Vodka yang lo minum sekarang kadar alkoholnya gak setinggi kadar alkohol yang lo minum biasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Double AL
Teen Fiction"Cowok pakai earphone, topi warna hitam arah jam satu" Alexa reflek menoleh, mengangkat sebelah alis bertanya. "Gue mau nantang lo buat bikin tuh cowok jatuh cinta bahkan tergila-gila sama lo. Ya-- itu pun kalo lo bisa" "Gak. Jawabannya tetap gak." ...