HAPPY READING!
(Sebelum membaca jangan lupa vote dan komennya agar tidak lupa)
__________________Bel waktu pulang berbunyi, Alexa sudah ngacir duluan meninggalkan Maurin yang keheranan menatap temannya itu, lalu mengedikkan bahu, mungkin Alexa sedang ada urusan makanya buru-buru begitu, pikirnya.
Sedangkan Alexa, sekarang sudah berada di parkiran kendaraan siswa/i Muller Internasional School, menunggu orang yang sedari tadi ia cari tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Jengah sekali rasanya menunggu seperti ini, ia tidak suka. Tapi demi kelancaran aksinya, ia akan dengan senang hati menambah stok kesabarannya.
1 Menit.
2 Menit.
Alexa mendesah frustasi, ketika orang yang dia cari tidak kunjung terlihat.
"Sial, dia udah pulang apa belum sih? mana gue gak tau kendaraanya yang mana, mau ke kelas nya juga ogah banget" Alexa mendumel sendirian seperti orang gila.
Lalu saat masih asik-asiknya menggerutu, matanya langsung menemukan orang yang ia cari, langsung saja Alexa menghampiri orang tersebut.
"Hai." Sapa Alexa ketika sudah berada di samping pria itu.
Orang yang disapa Alexa itu memelankan langkah lalu meliriknya, Alexa langsung memberikan senyum termanisnya, tapi senyum itu tidak lama karna setelahnya Alexa sudah melongo dengan apa yang dilakukan orang itu.
BISA-BISANYA DIA BERLALU BEGITU SAJA DAN MENGHIRAUKANNYA.
Tidak terima, Alexa mengejar orang itu. Berusaha mengatur nafasnya agar tidak menunjukkan emosinya pada orang itu, lalu setelah diam dan hanya mengikuti cowok itu, Alexa langsung saja berjalan disisinya.
"Aldrich, lo gak lupa kan, jaket lo masih ada dirumah gu--."
"Bawa besok." Singkat, padat, dan 'bawa besok.'
Ok. Kalian pikir Alexa akan menyerah semudah itu, tentu tidak.
"Yaudah kalo maunya besok, tapi Lexa minta tolong Aldrich buat anterin Lexa pulang, boleh?"
Aldrich berhenti berjalan, 'Aldrich, pusing... Lexa pusing... Mau pulang. Aldrich anterin lexa, gak kuat kalo pulang sendiri' tanpa bisa dicegah ingatan Aldrich memutar kejadian dua hari yang lalu saat gadis itu tengah mabuk.
"Kenapa Al, kok berhenti, ada yang ketinggalan?"
Aldrich tersadar dan menoleh menatap gadis itu yang juga sedang menatapnya.
"Berhenti gangguin gue, pulang sendiri, gue bukan babu lo!"
Aldrich hendak melangkah meninggalkan gadis itu, jika saja suara itu tidak terdengar di indra pendengarannya.
"Lexa." Alexa dan Aldrich menoleh melihat Bara yang berjalan mendekati mereka, tepatnya mendekati Alexa.
"Dicariin kemana-mana taunya disini, yuk pulang, gue mau main kerumah lo sekalian." Tanpa memandang orang yang berada di sisi Alexa, Bara menggamit tangan Alexa untuk mengikutinya.
"Dia pulang bareng gue." Aldrich menahan tangan Alexa, dan menyentaknya sehingga tautan Bara dan Alexa terlepas lalu menyeret gadis itu untuk mengikutinya.
"Alexa, jangan lupa nanti sore gue jemput." Bara berteriak saat melihat Alexa yang sudah menjauhinya, sedangkan Alexa yang sedari tadi diseret Aldrich menoleh kebelakang menatap Bara, kebingungan. Lalu saat melihat cowok itu menyeringai sambil mengedipkan matanya, Alexa paham sekarang. Bara sengaja. Tapi buat apa? Alexa masih tidak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double AL
Teen Fiction"Cowok pakai earphone, topi warna hitam arah jam satu" Alexa reflek menoleh, mengangkat sebelah alis bertanya. "Gue mau nantang lo buat bikin tuh cowok jatuh cinta bahkan tergila-gila sama lo. Ya-- itu pun kalo lo bisa" "Gak. Jawabannya tetap gak." ...