Hi hi sowwy aku kepencet publish tadi malam padahal ceritanya belum selesai huhu. Kalau lupa baca part sebelumnya lagi ya.
__________________HAPPY READING!
(Sebelum membaca jangan lupa vote dan komennya agar tidak lupa)
__________________"Anjing ya tu anak, pake ngilang segala." Umpat Cici yang sedang berusaha menghubungi Alexa.
"Tuh kan Cici udah gue bilang kalo Aldrich tu kayaknya ngikutin Alexa lo malah bodo amat aja tadi. Jangan-jangan sekarang Alexa lagi diapa-apain sama tuh cowok." Cemas Meisya menggigit jari nya sendiri.
"Ngaco lo, mana mungkin Alexa di apa-apain si Aldrich, yang ada si Alexa noh yang grepe-grepe si Aldrich." Kesal Cici mendengar ucapan Meisya yang melantur.
"IIIH Cici. Lo kok santai aja orang temennya hilang juga"
"Yaelah Meisya, jangan di ambil pusing napa. Tuh anak udah biasa ngilang kaya gitu. Kalo pun bener, paling juga sekarang dia lagi happy-happy sama tuh cowok. Percaya deh sama gue, kaga bakal di apa-apain temen lo itu." Balas Cici memutar bola mata malas, yakin seratus persen kalo temennya yang satu itu hilang di gondol Aldrich, seperti tempo lalu misalnya. Saat Cici dan Sandriana pulang duluan dari club dan menitipkan Alexa pada Aldrich melalui teman-teman cowok itu.
Dan alhasil? Aldrich yang biasanya gak pedulian sama cewek pun mau mengantarkan Alexa pulang. Dari mana Cici tau? Dari Ana yang curhat sama Cici kalo tuh cewek habis dimarahin sama mamanya karna ketauan ninggalin Alexa sendirian di club. Belum lagi Om Sandriana yang tak lain adalah Daddy Alexa, yang juga ikut menegur gadis itu. Kalo diingat-ingat lagi Cici jadi merasa bersalah jadinya, padahal yang merencanakan ide tersebut Cici yang dimarahin malah Ana.
Dari situ Cici yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi diantara mereka. Apalagi saat disekolah, Aldrich yang biasanya tenang, tak peduli dengan sekitar, tiba-tiba terlihat emosi saat melihat 'si cabe giling' jambak rambut Alexa.
Nah, dari sana Cici dapat menyimpulkan bahwa Aldrich yang kata orang lahir di kutub utara itu sepertinya menyukai Alexa.
Pintar kan Cici.
Duh, Cici gitu loh.Cici memang tidak menceritakan kejadian di club itu pada Meisya, Maurin dan juga Carissa karna merasa itu tidak penting.
Biarlah itu menjadi privasi mereka bertiga + teman-teman Aldrich. Lagian Cici juga malas sekali menceritakannya pada mereka, sudah terbayang di benak Cici akan seheboh apa mereka nanti terutama Meisya dan Carissa kalo sampai Cici menceritakannya.
Masih di table tadi Cici dan Meisya saat ini sedang duduk sembari menunggu Maurin dan Carissa mengecek toilet perempuan untuk mencari Alexa.
Para cowok yang tadinya juga berada di table yang sama dengan mereka sudah pamit sedari tadi entah kemana.
Mungkin cari cewek buat ngamar. Entahlah Cici tidak peduli.
"Maurin, Carissa gimana? Alexa-nya mana?"
Cici yang sedari tadi melamun sembari menyeruput minumannya menoleh saat suara Meisya yang terdengar khawatir memanggil Maurin dan Carissa yang menghampiri table mereka.
"Ga ada Sya. Tapi--- ANJIRLAH KITA PUNYA BERITA YANG SUPER DUPER HOT BUAT KALIAN." Carissa memekik antusias lalu tiba-tiba duduk di depan Cici dan Meisya.
Maurin yang melihat kelakuan Carissa yang nampak alay di matanya itu memutar bola mata malas, lalu duduk di samping Carissa. Berhadapan dengan Cici dan Meisya yang mukanya sudah jelas sekali nampak penasaran dengan berita yang dibawa Carissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double AL
Teen Fiction"Cowok pakai earphone, topi warna hitam arah jam satu" Alexa reflek menoleh, mengangkat sebelah alis bertanya. "Gue mau nantang lo buat bikin tuh cowok jatuh cinta bahkan tergila-gila sama lo. Ya-- itu pun kalo lo bisa" "Gak. Jawabannya tetap gak." ...