Suasana pagi hari di rumah Papi Angga, sepi dan hanya terlihat pekerja yang sedang memasak. Raka dan Sarena membunyikan bel dan menunggu di bukakan pintu. 5 menit berikutnya ART rumah papi Angga membukakan pintu. Mempersilahkan Sarena dan Raka duduk. Angga turun sudah lengkap dengan baju kantornya, melihat kehadiran anak perempuannya dan Raka tersenyum lebar. Merentangkan kedua tangannya di hadapan anak gadisnya.
"papiii, morning" 'muah' bunyi kecupan hangat dari papi Angga ke kening Sarena
"anak kesayangan papi, mana cucu-cucu papi"
"ih yang di tanyain cucu bukan Kamari" Sarena cemberut
"ngambek deh, yaudah papi mau peluk anak cowo papi, lepas gih pelukannya"
"PAPPIII Kamari yang anak papi loh masak yang di tanyain cucu yang di peluk Raka" clingy Sarena, Sarena melepas pelukannya dan duduk menyedekapkan kedua tanggannya.
"apa kabar om" Raka dan Angga berpelukan seberti ayah dan anak, lalu mereka duduk di dekat Sarena
"jangan om, panggill papi"
"siap pi"
"Raka, jangan ambil perhatian papi deh" protes Sarena
"aduh pih, Raka juga kenak" Raka
"aduh anak papi rewel banget kenapa sih" Angga
"karena papi nyebelin, dari tadi nggak nanya keadaan Kamari"
"kankan lihat Rak, bibirnya udah kayak bebek" spontan Sarena menutup bibirnya
"yaudah deh, anak kesayangan papi pasti kabarnya baik, terus kalian kesini mau apa?" lanjut Angga
"gitu amat papi" Sarena melingkarkan tangannya di tangan papinya
"Raka pasti jagain kamu kan? kalau enggak kamu papi jodohin sama teman kecil kamu yang ada di diary kamu itu" senyum mengejek papi Angga
"papi diem ih nanti Raka marah" bisik Sarena namun terdengar oleh Raka
"Bisma pih?" tanya Raka
"kog tahu kamu" Angga
"Sarena udah bilang ke Raka, tapi soal diary papi tahu dari mana?" Sarena
"paviliun rumah masa kecil kamu dan Lili, semua papi simpan di sana. Kamu dan Lili adalah nafas papi, semua tentang kamu akan selalu papi abadikan"
"bukannya rumah itu di jual?"
"itu hanya sandiwara supaya Ratna dan Thania tidak kesana"
"pih, Kamari ada sesuatu buat papi taruh di sana" Sarena memberikan hasil USG mami Nuke. Angga melihat itu menangis dalam pelukan Sarena
"ini adek Kamari yang papi nggak tahu, bahkan mami, Kamari dan Lili juga nggak tahu kehadirannya. Mami meninggal mungkin karena pukulan atau benturan tapi yang Kamari tahu mami meninggal karena pendarahan yang hebat dan mami kehabisan darah"
"maafkan papi"
"semua berawal dari Kamari"
"laki-laki itu tidak pantas untuk Kamari, ini sudah jalan kita nak. Doa papi hanya kamu bahagia dan sehat"
"doa Kamari juga supaya papi bahagia dan sehat" Angga memeluk erat putrinya. Raka terdiam dan terharu melihat kasih sayang ayah dan putrinya.
"Raka, Kamari ayo sarapan. Temani papi"
"pih, tinggal di rumah aja biar bisa jagain Sarena. Raka kan belum bisa satu atap sama Sarena" Raka
"papi di sini aja, papi nggak mau nyusahin kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ALL THE WAY
RomanceRaka Rahadian " aku janjikan ilusiku takkan keliru dalam membahagiakanmu " Sarena Kamari " nafasku sudah berganti namamu, maka ku terima bahagia itu "