Chapter 19 : Lamaran

299 23 2
                                    

Sudah sebulan dari kejadian itu. Kehidupan Sarena dan Raka sudah normal kembali meskipun masih banyak ajudan yang menjaga. Raka masih belum tenang meninggalkan Sarena dan anak-anaknya tanpa pengawasan ayang aman. Oleh karena itu Raka masih tetap menyewa ajudan untuk Sarena dan anak-anak. Sarena sempat memprotesnya tapi Raka tidak mau ambil pusing dan menghiraukan rengekan Sarena. Bukan Raka tidak peduli dengan wanitanya itu tapi Raka sangat peduli akan keselamatan wanitanya. 

Raka sudah mempersiapkan acara lamaran untuk Sarena. Raka tahu Sarena enggan untuk membuat acara yang meriah. Tapi Raka tetap akan membuatnya sesempurna mungkin. Hari ini akan Raka buat sebahagia dan sememorable untuk dirinya dan Sarena. Seperti keinginan Sarena acara ini hanya untuk kelauarga dan sahabat dekat. Raka bukan laki-laki yang romantis seperti di layar kaca yang melamar di kapal pesiar atau di tepi pantai dengan hiasaan yang menawan. Tapi Raka mengusahakan acara ini akan menjadi yang paling membahagiakan untuk wanitanya. 

Acara ini seperti keinginan Sarena. Acara yang di gelar sesakral dan sederhana yang mampu memberi kebahagiaan bagi yang terlibat. Raka sudah menyewa restoran ternama di Indonesia. Restoran dengan bangunan yang megah dan dinding yang tinggi, namun menampilkan furniture klasik. 

Mami Tari selalu mendampingi Sarena sedangkan Papi Angga yang mendampingi Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mami Tari selalu mendampingi Sarena sedangkan Papi Angga yang mendampingi Raka. Hal ini memang sengaj di lakukan karena kemauan orang tuanya. Mama Tari yang menenangkan kegugupan Sarena, memberi wejangan yang tidak menyudutkan dan merendahkan Sarena. Terlihat betapa sayang dan pedulinya mama Tari pada Sarena. Sarena merasa almarhum maminya ada dalam wujud mami Tari. Air matanya tak henti-henti menetes menunjukan rasa syukur. 

Di sisi lain Raka yang juga tegang dengan acara ini, meskipun raka tahu jawaban sang dambaan hatinya tapi tetap saja Raka merasa gugup. Peran papi Angga disini sangat terlihat berwibawa dalam menenangkan Raka. Berbeda dengan Mama Tari yang menenangkan Sarena, papi Angga malah selalu memberi lelucon ke Raka. Tawa mereka memecah sedikit kegugupan Raka. Berulang kali papi Angga memeluk Raka, terlihat uga tanda bendungan air di matanya. 

"papi serahkan tanggug jawab ke kamu untuk membahagiakan dan menjaga Kamari, jangan kamu sakiti dia. Bukan tidak mungkin manusia akan berbuat salah tapi jika kesalahan itu kamu sengaja papi mohon serahkan kembali Kamari pada papi. Papi akan selalu terima Kamari dalam keadaan apapun. Saat kamu sudah yakin dengan anak papi, disitu juga keyakianan papi pada kamu untuk membahagiakan putri ku. Kamu juga anak papi Raka, papi berterimakasih karena kamu mencintai anak papi, mampu menjaga anak papi, dan karena kamu papi bisa kembali bersama Kamari" kira-kira begitulah hal sakral yang papi Angga ucapkan pada Raka.

"Sarena Kamari putriku, jangan sungkan berlari ke rumah mama, jangan sungkan memanggil nama mama, jangan takut untuk marah ke mama. Kamu adalah pilihan putraku itu artinya kamu adalah takdir yang Tuhan berikan untuk mama. Mama menyayangi kamu sama seperti mama sayang ke Raka dan Rico. Harapan mama hanya kamu bahagia dan aman dalam dekapan putra mama. Terimaksih kamu datang dan mengikis jarak antara mama dan Raka, terimakasih kamu mampu mengurus cucu mama, terimakasih sayang" ciuman Mama Tari mendarat di pipi Sarena

LOVE YOU ALL THE WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang