Terlihat mama Tari dan kak Aya sedang mengecek kesiapan berbagai bingkisan yang akan di berikan pada sang pengantin wanita. Menata dan menyususnnya. Mengomandoi segala yang kurang dan tidak sesuai.
Raka berada di halaman belakang sedang belajar melafalkan ijab qabul bersama bang Rico.
"perasaan nikah udah dua kali masa belajar sih, Rak?" heran bang Rico melihat Raka
"beda kali ini bang, gua nervous parah dari sekarang"
"ah lebay loe, nikah masih beberapa hari lagi"
"wah nih orang kacau"
"gua nggak nyangka bisa lihat loe nikah dan sebahagia ini" tatapan haru terlihat dari wajah tegas bang Rico
"makasih udah mau terima Sarena" Raka memeluk abangnya
"tanpa adanya pernikahan ini, gua udah anggap Sarena adek kandung. Di tambah adanya pernikahan ini gua jadi ngerasa beruntung ada Sarena di tengah-tengah keluarga kita. Dia mampu mengembalikan loe ke mama, rawat ponakan gua, nerima adek gua yang keras kepala ini" tepukan hangat di pundak Raka dari bang Rico
"jangan kau sakiti istrimu Rak, sayangi dan lindungi dia dengan hati. Abang tahu kau sangat mencintai Sarena tapi jangan buat cinta yang tulus ini jadi toxic di hubungan rumah tangga kau" nasihat Rico, Raka dengarkan baik-baik. Anggukan Raka terasa di bahu kekar Rico.
"udah sana mandi, setelah isya' pengajiannya di mulai" perintah Rico
Raka berlalu ke kamarnya, mengerjakan sesuai perintah abangnya. Setelah mandi Raka menghubungi Sarena.
"marah-marah mulu, perasaan gua chat mau kangen-kangenan" gerutu Raka saat menyisir rambutnya.
Raka keluar dari kamarnya dan menghampiri keluarganya yang lain. Terilihat banyak kain yang bergantung, mempercantik ruangan. Dengan nuansa keagamaan. Raka menyapa mama Tari yang sedang duduk bersama ibu-ibu yang lain. Merangkul pundaknya dan menyapa tamu di hadapannya
"hai tante Dina, tante Fia dan tante Hana" Raka menyapa ibu ibu itu dengan ramahnya
"ya ampun Raka, udah mau nikah dua kali masih aja tengil" jawab tante Fia
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ALL THE WAY
RomansaRaka Rahadian " aku janjikan ilusiku takkan keliru dalam membahagiakanmu " Sarena Kamari " nafasku sudah berganti namamu, maka ku terima bahagia itu "