"maksud kamu apa?" Raka kaget karena perkataan Sarena yang mengungkapkan bahwa dirinya tidak ingin memiliki anak lagi.
"kamu nggak mau punya buah hati sendiri dari aku?" Raka menatap Sarena dalam mengaharap jawaban yang tidak mengecewakan
"aku takut..." air mata Sarena mengalir
"kalau anak kita ada, apa aku bisa adil ke Jo dan Shie?" Raka mengusap wajahnya kasar
"bukan aku tidak menginginkan anak, aku hanya mengkhawatirkan Jo dan Shie"
"aku tidak akan memaksa kamu, ada anak ataupun tidak itu bukan landasan pernikahan kita"
"apa yang ada di hati kamu saat tahu Shienna itu bukan ponakan kamu?" pertanyaan Raka untuk Sarena
"aku nggak mau kehilangan Shie dan akan mempertahankan dia supaya terus bersama dengan aku"
"lalu dengan keponakan kandugmu apa kamu tidak ingin bertemu?"
"ingin sekali bertemu dan memeluknya, merawat dan merindukannya"
"apa kamu menyayangi Jonna seperti kamu menyayangi Shienna? Atau perasaan sayang kamu lebih besar ke Jonna dan melupakan Shienna?"
"sama besarnya dan terus bertambah" Raka mengangukan kepalanya
"terus pikiran kamu yang takut nggak adilnya perasaan sayang itu dari mana?" Raka
"aku belum mempercayai diriku sendiri" Sarena menundukkan kepalanya
"apa kamu tetap memilih aku jika hak kamu sebagai suami tidak aku beri?" lanjutnya
"alasan menikahku mungkin karena hal itu, tapi setelah aku mengenal kamu dan mencintai kamu, aku merubah pikiranku soal hak dan kewajiban suami yang aku tahu. Jangan dengarkan perkataanku saat ini, tapi lihat jika aku tidak menepati itu silahkan kamu pergi cari kebahagiaan sesuai dengan apa yang kamu mau" jawaban Raka
"kenapa begitu? Apa kamu tidak ingin membimbingku?" Sarena bertanya dengan menatap mata Raka lekat
"aku hanya ingin menjadi suami yang baik dan mampu membahagiakan kamu, kalau untuk membimbing kamu pasti akan aku lakukan sebisaku tanpa menyakiti, mengekang atau memojokkan peranmu sebagai istriku. Membimbing kamu itu termasuk dalam peran ku sebagai suami, Sa"
"tegur aku jika aku tidak menjadi suami yang baik buat kamu, marah ke aku juga gak masalah. Jangan langsung pergi ya Sa, aku tidak tahu hidupku akan seperti apa jika tanpa kamu" Raka menggenggam tangan Sarena
Keduanya larut dalam tatapan satu sama lain. Dalam pikiran masing-masing mungkin ada banyak sekali yang belum mereka ungkapkan. Raka tidak mampu memaksa Sarena untuk terbuka kepadanya, begitupun Sarena yang tidak ingin menyakiti atau menambah beban Raka saat dirinya mengungkapkan ketakutannya.
Raka menyudahi tatapan intensnya dari Sarena. Sebelum meninggalkan Sarena, Raka mengusap kepala wanitanya yang terbalut oleh kerudung pasmina. Raka berjalan ke dalam rumah yang terus Sarena tatap sampai Sarena tidak melihat tubuh kekar Raka lagi. Sarena terus mengawang dan memikirkan kegelisahannya sendirian. Cukup lama Sarena berada di taman itu setelah Raka pergi.
Saat masuk ke dalam rumah Raka berpapasan dengan Papi Angga yang sedang turun dari tangga.
"gimana? Baik-baik ajakan? Kalian lagi nggak berantemkan?" tanya Papi Angga yang melihat ekspresi Raka yang muram
"pih, Raka mau belajar jadi suami yang baik dan pasangan yang mampu memahami pasangannya tanpa menuntut dari papi"
"apa kamu yakin? Papi ini gagal nak, papi tidak mampu melindungi dan membuat memory manis bersama istri dan ke dua putri papi" terang papi Angga yang menjelaskan kondisinya
![](https://img.wattpad.com/cover/371535045-288-k48832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ALL THE WAY
RomanceRaka Rahadian " aku janjikan ilusiku takkan keliru dalam membahagiakanmu " Sarena Kamari " nafasku sudah berganti namamu, maka ku terima bahagia itu "