Chapter 15

1.3K 103 8
                                    

Sebelumnya aku minta maaf buat dua hari kemarin gak Up cerita ini, karna aku sibuk banget sama kegiatan kampus, itu udah sempet-sempetin bikin kerangka nya. Tapi makasi buat kalian yang setia nungguin cerita ini😉

_______


   "Jevan.." panggil seorang perempuan.

   Ternyata itu Vanya, gadis itu berlari mendekati Jevan.

   "ikut gue bentar, gue mau ngomong sama lo." ujar Vanya.

   "gue gak ada waktu, ngomong disini aja." cuek Jevan.

   "lo yakin mau ngomong disini?" tanya Vanya dengan wajah menyebalkan.

   Jevan tak menjawab, "kalau gak ada gue pergi." putus Jevan hendak pergi, namun kembali tertahan saat Vanya mengeluarkan sesuatu dari saku rok nya.

   "lo tau ini kan?" melihatkan sebuah obat di genggaman Vanya.

   Jevan mengepalkan tangan, "gue gak tau." jawab laki-laki itu dingin.

   "obat Theo." lantang Vanya.

   Jevan menarik kasar tangan Vanya ke tempat koridor yang lebih sepi, "mau lo apa!" sarkas Jevan.

   "Theo punya riwayat jantung? Kok gue gatau." tanya gadis itu dengan ekspresi yang dibuat-buat nya.

   "kalau sampai ada yang tau soal ini, habis lo Vanya!!" tekan Jevan.

   Jujur Jevan semakin menarik di mata Vanya, meski beda satu tingkat, Jevan adalah orang yang sangat berani melawan kakak kelasnya itu.

   "gue gabakal kasi tau siapa-siapa." ujar Vanya.

   Jevan kembali menetralkan emosinya.

   "tapi lo harus nurutin satu permintaan gue." lanjut gadis itu.

   Jevan sudah menebak kalimat itu akan keluar dari mulut Vanya, sekarang ia tak punya pilihan.

   "apa?"

   "jadi pacar gue." dengan yakin Vanya mengucapkan itu.

   "gue gak sudi!" tolak Jevan mentah-mentah.

   "kalau gitu gue kasi tau Sean, biar dia bisa lebih mudah nyingkirin Theo." ancam Vanya.

   Jevan mengeratkan rahang, ia bersumpah akan sangat membenci gadis didepan nya ini.

   "oke!! Gue terpaksa lakuin ini karna Theo, paham lo!" tukas Jevan.

   Vanya tersenyum kemenangan, "tiga bulan." ujar gadis itu.

   "gue cuma butuh tiga bulan sampai gue pergi ke U.S" lanjut gadis itu.

   Jevan menghela nafas pasrah, "cuma tiga bulan Van, gue minta lo jadi pacar sungguhan buat gue." mohon Vanya.

   "trus Sean lo apain?" tanya Jevan.

   "gue bakal putusin dia, karna dari awal emang lo yang harusnya jadi pacar gue." imbuh Vanya.

   "gue gak mau tau soal kalian berdua, tapi ini cuma tiga bulan, kalau sampai Sean berani gangguin Theo lagi, lo orang pertama yang bakal gue cari!" imbuh Jevan panjang.

   "okee, Kalau gitu anterin aku pulang dong sayang..." langsung saja Vanya mengganti panggilan untuk Jevan menjadi Sayang.

   Jevan menatap itu tak suka, "cuma tiga bulan Van, gue terpaksa harus lakuin ini." batin laki-laki itu.

                                      ***

   Keesokan harinya SMA Noesantara dihebohkan dengan berita putusnya Vanya dan Sean, sekarang gadis itu resmi berpacaran dengan Jevan.

END : Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang