Chapter 28

1.3K 89 14
                                    

Punya pertanyaan seputar cerita ini yang bisa gue jawab langsung komen disini aja oke😉

__________


  Saat ini Jevan sibuk bersenandung ringan sembari menikmati semilir angin malam disebuah taman tempat terakhir kali pemuda itu bertemu Vanya.

   Hahh kenapa ia jadi mengingat gadis itu? Ia jadi merasa bersalah karna sudah menuduhnya.

   Asik bersantai penglihatan Jevan tak sengaja menangkap sosok Theo yang sedang berjalan sendirian, terlihat sesekali anak itu mencoba membenarkan posisi jaket yang dia kenakan.

   "Theo? Ngapain dia keluar dalam keadaan cuaca dingin begini?" ujar Jevan berkutat dengan pemikirannya.

   Sedang Theo sibuk meniup telapak tangan guna memberi sedikit kehangatan pada tubuhnya.

   "Theo!!" panggil Jevan.

   "lo ngapain disini? Gak kerasa cuaca dingin!" tekan Jevan saja datar saat sudah berada di samping Theo.

    Terlihat jelas pula dari tatapan Theo bahwa ia sedikit terheran, "loh... Bukannya lo orang yang waktu itu?" tunjuk nya.

   "gue Jevan!" sentaknya marah.

   "oke Jevan.." tenang Theo setelah mendengar nada tak suka dari Jevan.

   "tapi gue udah bilang tadi, mungkin lo salah orang... Gue gak tau siapa yang dari tadi lo sebut-sebut itu." upaya Theo menjelaskan hal yang sama pada laki-laki di depannya itu berulang kali.

   Jevan membuang nafas kasar, sekarang ia sudah merasa lelah. "terserah lo!" sarkasnya.

   "tapi gue mau bilang, lo gak bisa lama-lama diluar dalam keadaan cuaca begini." tekan Jevan seolah tau apa yang tidak bisa Theo lakukan.

   Sedangkan Theo semakin menatap bingung Jevan, siapa pemuda itu sampai ia bisa sok tahu tentang dirinya dan mengatur hidupnya.

   "gue lebih tau kondisi tubuh gue dibanding lo yang bukan siapa-siapa gue." cuek Theo.

   "gue sekedar ingetin aja, selebihnya terserah lo."

   Jevan beranjak pergi dari hadapan Theo, tapi tak selang beberapa langkah suara tubuh seseorang seperti jatuh membentur aspal terdengar. Dan benar saja, setelah berbalik ia mendapati Theo sudah ambruk disana.

   "Theo! Gue gak suka sifat lo yang keras kepala ini!" geram Jevan langsung berlari dan menggendong Theo menaiki Taxi.














.
.
.
   "gimana dok?" tanya Jevan khawatir.

   "jantungnya semakin lemah, apa beberapa hari belakangan ini Theo pernah dirawat? Saya lihat di tangan Theo ada luka bekas infus yang masih baru." ucap dokter itu panjang lebar.

   "Theo habis koma dok." jelas Jevan.

   "koma?" dokter itu memiringkan kepalanya menunggu kelanjutan ucapan Jevan.

   "dia hilang ingatan dok, apa dokter bisa memastikan kalau itu benar?" harap Jevan menatap dokter itu.

   "sepertinya itu juga benar, ada bekas jahitan dibelakang kepala anak itu dan setelah saya lihat data medisnya barusan, Theo memang mengalami hilang ingatan atau biasa kita sebut Transient global amnesia (TGA). Umumnya, amnesia jenis ini membuat penderitanya kehilangan ingatan secara tiba-tiba dan sementara, hal ini dapat membuat penderitanya merasa bingung dan gelisah yang terjadi secara berulang." lagi, dokter itu bicara panjang lebar.

END : Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang