S2 P1

55 6 0
                                    

Elvan mengemas barangnya, ia memasukan semua barang yang ia punya kedalam koper. Mulai hari ini dan seterusnya elvan tidak akan tinggal dirumah maybe ia akan ikut dengan farhan atau mungkin dengan oma dan opanya.

Sebelum pergi elvan mengambil buku lalu menyobek salah satu kertas dan menulis sebuah kalimat.

Setelah selesai elvan meletakkan kertas dan bolpoin itu diatas meja belajarnya lalu ia keluar dengan menarik kopernya.

Ia keluar kamar berpapasan dengan zweitson yang hendak menghampiri nya "el mau kemana?" tanya zweitson.

Elvan memalingkan wajahnya air mata yang sedari tadi ia tahan kini turun dengan sendirinya, elvan menghapus air mata tersebut lalu kembali menatap zweitson dengan tulus.

"Maafin elvan bunda, elvan harus pergi"

"Elvan ngga boleh pergi, ini rumah elvan. Kalo kamu pergi bunda ikut ya" elvan menggelengkan kepalanya.

"Bunda disini aja sama ayah, elvan ngga mau bunda ikut. Elvan ngga mau ayah marah sama bunda, cukup ayah marah sama elvan jangan bunda. Bunda disini aja ya"

"Elvan"

"Engga bunda, udah ya elvan pamit bunda jaga diri baik baik. Kapan kapan elvan kesini buat ketemu sama bunda, bunda jangan sakit ya nanti kalo sakit ngga ada yang ngerawat. Kalo bunda sakit dedek gimana? Bunda jangan banyak pikiran oke"

Zweitson memeluk tubuh sang anak, ia tidak rela jika anaknya pergi dari rumah. Zweitson tidak habis pikir kenapa fajri begitu tega dengan sang anak.

"Kamu baik baik ya, dimana pun kamu berada bunda selalu do'ain kamu. Maafin ayah kamu yang keras kepala ya" ucap zweitson lalu diangguki oleh elvan.

Air mata elvan turun dengan deras, ia memeluk tubuh zweitson dengan erat.

Pelukan yang selalu elvan nanti nantikan mungkin kini akan hilang, seseorang yang selalu menjadi tempat untuk elvan pulang kini mungkin telah tiada. Elvan akan merindukan omelan sang bunda, pelukan kecupan serta nasihat yang zweitson lontarkan.

Zweitson dengan berat hati melepaskan sang anak untuk pergi dari rumah "jaga diri baik baik ya, kalo mau apa apa bilang sama bunda"

"Iya, elvan pergi ya" ucaonya sambil melepas pelukan tersebut.

Zweitson menghapus air mata elvan lalu mengecup kening sang anak "hati hati"

Elvan mengangguk lalu ia menyalimi tangan sang bunda lalu mencium pipi zweitson "bunda jangan sedih sedih ya kan masih ada dedek"

Zweitson mengangguk, ia mempersilahkan sang anak untuk pergi. Elvan berjalan menuruni anak tangga dan pergi keluar rumah.

Elvan berjalan menjauhi rumahnya setelah jauh dari rumah ia mengirim pesan ke farhan untuk menjemputnya di pinggir jalan.

Uncle farhan
Uncle
Sibuk ngga?
Tolong jemput elvan dong
Elvan di pinggir jalan

Elvan
Ngapain di pinggir jalan heh
Kayak anak ilang, yaudah tunggu bentar
Jangan kemana mana, share lock

Uncle farhan
Hehe kan emang anak ilang
Sipp buru yah dingin nih

Farhan hanya membaca pesan terakhir elvan lalu ia dengan cepat menjemput elvan yang berada di pinggir jalan.

Dirumah fajri....

"Aji! Kamu tega banget sama anak kamu sendiri! Gara gara kamu elvan jadi pergi dari rumah. Kamu mikir ngga sih kelakuan kamu udah bikin dia pergi?! Aku ngga ngerti lagi sama kamu!"

"Apa? Kamu mau nyalahin aku? Salahin tuh anak kesayangan kamu! Dia udah berani ngelawan ucapan aku zweitson!"

"Iya aku nyalahin kamu, dia cuma minta izin buat kepuncak doang kamu ngga izinin? Dia udah gede ji, kamu ngga usah ngekang dia! Dia bisa jaga diri!"

"Jaga diri? Ngga salah denger? Kamu bilang jaga diri? Dia sering pingsan kok bisa jaga diri"

"Dia emang sering pingsan tapi setidaknya dia bisa jaga diri, kamu jangan ngeremehin dia dong!" Fajri hanya berdecak.

"Dia cuma minta hal kecil yang membuat dia senang, tapi kamu mematahkan hal yang dia inginkan! Aku ngga habis pikir sama kamu deh, kenapa sih kamu selalu saja mematahkan sesuatu hal kecil yang ngga besar deh yang elvan mau, kenapa aji, kenapa?! Aku tau kamu itu ngga mau elvan kenapa napa tapi ngga gini caranya!"

"Dia cuma mau pergi dua hari buat senang senang sama temennya udah itu aja, tapi kamu ngga nge bolehin dia pergi! Aku bener bener cape sama cara berpikir kamu. Hari ini kita pisah kamar ngga usah tidur sama aku!" ucap zweitson lalu pergi kekamar untuk menghampiri sang anak yang tengah menangis.

Zweitson meninggalkan fajri yang tengah duduk diruang tengah. Fajri menghela nafasnya kasar.

"Maafin ayah el, ayah ngga bisa kontrol emosi ayah. Maafin ayah" gumam fajri.

"Ayah gagal menjadi ayah yang baik buat kamu, ayah terlalu ngekang kamu. Maafin ayah el, maafin. Ayah ngga bermaksud kek gini, ayah cuma ngga mau kamu kenapa napa aja"

Fajri mengambil ponselnya lalu mengirim pesan ke abangnya yaitu farhan, elvan tadi kan bilang mau kerumah farhan jadi fajri mau ngasih uang ke farhan buat dikasih ke elvan.

Farhan jarwis
Bang, kasih uang itu ke elvan ya
Gw titip anak gw di lo
Bilang ke elvan suruh maafin gw
Karena gw belum bisa jadi ayah yang baik
Gw bakal kasih elvan waktu buat lupain ini
Kalo keadaan udah baik gw bakal jemput elvan
Buat hari ini dan sampai ngga tau kapan
Gw mau elvan tinggal sama lo
Buat uangnya nanti gampang
Btw makasih ya udah bantu jagain el
Gw tau lo bisa jagain el
Kalo perlu buat sementara kasih nama el ke kk lo
Besok kalo udah balik kerumah coret aja namanya
Oke gitu aja ya gw mau nenangin diri dulu

Setelah mengirim pesan fajri meletakkan ponsel miliknya ke meja, lalu merebahkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya.

Dirumah farhan....

Keduanya kini telah sampai dirumah, farhan membawa elvan ke kamar tamu yang memang telah disediakan farhan jika ada yang menginap.

"El, kamu bisa istirahat disini ya" ucap farhan lalu diangguki elvan.

Ponsel farhan berbunyi ada beberapa pesan dari fajri lalu ia membuka pesan tersebut. Farhan membaca pesan itu lalu memberikan ponselnya ke elvan.

Setelah elvan membaca pesan tersebut ia mengembalikan ponsel itu ke farhan.

"Uncle mau bantuin uncle Gilang dlu ya, kamu istirahat aja nanti uncle panggil kalo waktunya makan"

"Iya, maafin El uncle. El jadi ngerepotin uncle deh"

"Kamu jangan mikir kayak gitu, kamu udah uncle anggap jadi anak uncle dah ya bobok dulu uncle tinggal keluar oke"

"Oke" farhan pergi keluar kamar tak lupa menutup pintu itu.

Elvan merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya, ia akan tidur dan melupakan masalah hari ini.

Setidaknya dengan tidur bisa membuatnya tenang walau sesaat.

Tbc....

halo haiiiii!!!! hiaaa ceritanya cb bacanya tolong pake hati ya jangan pake jantung, soalnya ai bikin ini bener bener pake hati ngga percaya? yaudah ngga papa deh

oke tunggu part selanjutnya papayyy

[Boylove] After Wedding - JisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang