Selamat Membaca...
.
.
.***
Khusina semakin protektif pada Hinata setelah mengetahui jika menantunya itu mengandung. Khusina membatasi semua kegiatan Hinata. Sebenarnya Hinata tidak suka kegiatannya dibatasi tapi melihat antusiasme Ibu mertuanya ia jadi tidak tega dan berakhir ia menuruti semua kemauan Khusina. Toh, tidak ada buruknya.
Naruto mengalami morningsicknes semakin parah saja, ini sedikit merepotkan karna obat dari morningsicknes nya Naruto adalah bau keringat Hinata. Karna kasian melihat suaminya tersiksa seperti itu Hinata membawakan bajunya yang belum dicuci untuk Naruto bawa ke kantor. Dan ajaibnya itu efektif sekali. Hamil pertama kalinya ini bagi Hinata sangat mengasikkan, dirinya yang mengandung tapi suaminya itu yang terkena imbas dari kehamilannya hahaha. Naruto yang morningsicknes, ngidam, serta mood yang sering berubah-ubah. Makanan apapun akan masuk dengan mudah kedalam perutnya tanpa drama muntah atau mual.
"Hinata, kau ikut aku ke kantor ya?" Pinta Naruto pada Hinata.
"Untuk apa?"
"Aku ingin ditemani hari ini," inilah yang Hinata tidak suka, suaminya menjadi sangat manja pada dirinya.
"Baiklah," tak bisa menolak. Hinata juga bosan dirumah terus jadi tidak ada salahnya ia ikut ke kantor suaminya.
Khusina melihat Hinata yang sudah rapi memincingkan matanya.
"Mau ikut ke kantor?" Tanya Khusina.
"Biasa Bu, manjanya sedang kumat," jawab Hinata pada Ibu mertuanya itu.
"Naruto, Hinata harus ikut? Ibu khawatir istrimu kelelahan, nak,"
"Aku jamin tidak, Bu. Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu ingin dekat Hinata. Rasanya selalu rindu,"
Khusina akhirnya tertawa, melihat wajah memelas putra bungsunya itu yang jarang sekali diperlihatkan Naruto.
"Baiklah, hati-hati. Hinata jangan makan yang terlalu pedas, pastikan kau meminum susu hamil, jangan terlalu banyak aktifitas disana. Ah, iya, ada kamar pribadi didalam ruangan Naruto, kau istirahat saja disana. Okey," panjang sekali pesan Khusina pada Hinata.
"Siap komandan...!" Hinata membuat gerakan seperti hormat pada bendera.
"Biar Iruka yang mengantar kalian,"
Dalam perjalanan ke kantor, hari masih pagi tapi lihatlah, Naruto kini sudah tertidur sangat pulas sejak mobil ini keluar dari mansion. Hinata menghela nafas saja, sejak ia hamil memang Naruto suka sekali tidur. Dimana pun itu ia pasti tidur.
Iruka tertawa melihat Naruto yang tertidur dipaha Hinata.
"Paman merasa ini lucu kan? Aku juga sama," ujar Hinata pada Iruka.
"Saya hanya heran, mengapa bisa Naruto-sama yang mengalami gejala pada Ibu hamil. Biasanya Ibu hamil itu sendiri yang mengalami," tanggap Iruka pada omongan Hinata tadi.
"Benar, aku saja heran," balas Hinata sembari tersenyum seraya mengelus rambut kuning Naruto yang halus.
"Kata banyak orang, jika suaminya yang menanggung gejala kehamilan maka cinta suaminya sangat besar pada istrinya, nona,"
"Benarkah? Tapi memang paman, aku sangat bersyukur dicintai Naruto-kun. Dia lelaki yang penyayang, meski diluar dingin tapi tidak jika kita mengenalnya baik,"
"Itu benar sekali Nona. Saya sedari kecil sudah melihat kerasnya hidup Naruto-sama, dan saya bersyukur Nyonya Khusina sudah berubah. Keluarga Namikaze sudah berubah tidak seperti dulu yang dingin, hampa, suram dan sepi. Semoga setelah anak Hinata-sama lahir, mansion akan semakin ramai,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bear The Burden
FanfictionNaruto seperti tersengat listrik ribuan volt ketika mendengar titah dari sang Ibunda. Menanggung akibat dari perbuatan yang tidak dilakukan memang sangat menyakitkan. Apalagi harus mengorbankan sisa hidupnya. Menikah bukanlah untuk jangka waktu yan...