SEVENTEEN (SEA)

12 3 0
                                    

Assalamualaikum lers 👋🏻

Apa kabar lers?

Ini cerita pertama saya jadi kalau ada kesalahan kata atau kurang dimengerti saya minta maaf kalian juga bisa koreksi yang salah.🙏🏻

Apa bila ada kesamaan cerita, maka itu ketidak kesengajaan atau hanya sebuah kebetulan.🙏🏻

Jangan lupa vote and komen ya. Biar makin rame🌷

Bagikan ke teman kalian keluarga saudara sepupu semuanya deh😆

HAPPY READING BEST FRIEND

Jangan lupa ♪

SELAMAT MEMBACA 🌷
_____________________________________________🌷🌷🌷

17. SEVENTEEN (SEA)

"Terkadang, mencari tau sesuatu yang tidak seharusnya kita tau dapat membuat kita kecewa." ~Aziva.

🌷🌷🌷

"Kalian kepo nggak sama kepala sekolah di sini?" Tanya Cristy tiba-tiba.

Mereka semua mengangguk, selama 5 bulan mereka di sini, mereka belum pernah sama sekali melihat kepala sekolah di sini.

"Kita nggak belajar hari ini. Semua guru rapat. Osis juga. Rapat guru hanya dengan guru. Rapat OSIS sama kepala sekolah." Ucap seorang gadis.

Cristy tersenyum hampa sambil menatap gadis itu. "Biasanya Wiwik yang kasih kita info. Gue kangen banget sama yang lain." Mendengar ucapan Cristy membuat suci dan Reva juga ikut sedih.

"Kalau rapat. Berarti... Kepala sekolahnya ada dong?" Tanya Cristy tiba-tiba.

Suci menganggukkan kepalanya. "Pasti. Kan rapat, jadi kepala sekolah harus ada dong." Jawabnya.

"Gue mau liat."

"Retas aja kali." Ucap Reva mewakili.

Cristy menggelengkan kepalanya. "Kaga mau gue."

"Gue mau ke sana. Kayaknya Raka juga datang deh."

Suci menutup mulutnya berniat membuat Cristy salting. "Teman doang." Ucap Cristy sambil berjalan keluar kelas.

Mereka semua berdiri di depan kelas. "Yaudah, gue sama Reva ke kamar aja. Kalau ada apa-apa hubungi kita." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan Cristy.

Cristy mulai berjalan menuju ruang osis. Sesampainya di sana, gadis itu menghela nafas kasar. Semua anggota osis di suruh kembali dan hanya Raka yang tinggal di dalam.

Ada banyak pria yang memakai baju hitam sambil membawa senjata. "Udah kayak pejabat negara aja." Gumam Cristy.

Tidak ada cara untuk memasuki ruangan. Akhirnya setelah mempertimbangkan gadis itu melempar batu yang cukup jauh. Akhirnya semua pria itu mendekati suara yang ada.

Cristy dengan segera berlari memasuki ruangan. "Udah kayak pencuri gue. Masuk diam-diam." Gumamnya sembari berjongkok sambil berjalan perlahan.

Hujan Waktu ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang