TWENTY THREE (SEA)

8 1 0
                                    

Assalamualaikum lers 👋🏻

Apa kabar lers?

Ini cerita pertama saya jadi kalau ada kesalahan kata atau kurang dimengerti saya minta maaf kalian juga bisa koreksi yang salah.🙏🏻

Apa bila ada kesamaan cerita, maka itu ketidak kesengajaan atau hanya sebuah kebetulan.🙏🏻

Jangan lupa vote and komen ya. Biar makin rame🌷

Bagikan ke teman kalian keluarga saudara sepupu semuanya deh😆

HAPPY READING BEST FRIEND

Jangan lupa ♪

SELAMAT MEMBACA 🌷
_____________________________________________🌷🌷🌷

13. TWENTY THREE (SEA)

"Hari ini memiliki awal yang menyenangkan." ~Aziva.

🌷🌷🌷

"Gimana, dapat info nggak lo?" Tanya Wiwik pada Reva.

Reva menggelengkan kepalanya sedangkan Aini mengangguk. "Gue dapat. Thala batalin pertunangannya, meskipun harus bonyok." Jawabnya.

Cristy duduk di dekat Cristy sambil mengambil alih ponsel Cristy. "Semalam lo dimana?" Tanya suci sambil memainkan ponsel milik Cristy.

"Apartemen." Jawabnya sambil menatap layar ponsel miliknya.

Suci mengangguk mengerti. "Soalnya tadi malam, Thala cariin lo. Dan parahnya, PINTU RUMAH GUE DIGEDOR-GEDOR, KOCAK!" Teriak suci heboh.

"Mabuk." Kata Cristy.

Mereka semua menatap kearah Cristy. "Seriusan lo?" Tanya Syifa.

Cristy mengangguk mengiyakan. "Semalam Thala ke apartemen gue, mana mabuk lagi. Kepala gue sampai pusing." Jawabnya.

"Rekam suara apa nih?" Tanya suci tiba-tiba.

Suci memutar rekaman yang ada di ponsel Cristy dengan enteng. "Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi? Gue sayang sama lo, lo pergi. Lo tinggalin gue! Lo biarin gue sama tu cewek. Maaf. Maaf udah buat lo nangis, gue merasa bersalah banget sama lo. Itu semua salah bokap gue. Sialan, seharusnya gue bunuh dia aja. MAAF MAAFIN GUE UDAH BUAT LO NANGIS. Gue nggak suka kalau lo nangis, tapi gue sendiri yang buat lo nangis."

"Sssstttt. Diam kocak, kenapa lo teriak?"

"Nggak tau."

"Lo mabuk." Ucap Cristy.

"Enggak, gue nggak mabuk. Nih nih, buktinya gue bisa jalan."

"Awas ja-"

"Tuh."

"Udah gue bilangin, nah jatuh kan lo."

"Gue mau peluk."

"Obati luka lo dulu."

"Peluk dulu."

Hujan Waktu ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang