EIGHT TEEN (SEA)

13 4 0
                                    

Assalamualaikum lers 👋🏻

Apa kabar lers?

Ini cerita pertama saya jadi kalau ada kesalahan kata atau kurang dimengerti saya minta maaf kalian juga bisa koreksi yang salah.🙏🏻

Apa bila ada kesamaan cerita, maka itu ketidak kesengajaan atau hanya sebuah kebetulan.🙏🏻

Jangan lupa vote and komen ya. Biar makin rame🌷

Bagikan ke teman kalian keluarga saudara sepupu semuanya deh😆

HAPPY READING BEST FRIEND

Jangan lupa ♪

SELAMAT MEMBACA 🌷
_____________________________________________🌷🌷🌷

18. EIGHT TEEN (SEA)

"Ternyata semua itu hanya omong kosong! Jangan bodoh! Yang namanya pelampiasan memang sakit!" ~Aziva.

🌷🌷🌷

"SEA!" Teriak Zalva.

Cristy yang mendengar itu segera berlari ke bawah. Sesampainya di sana, gadis itu dapat melihat Raka dan Bian sudah ada di rumahnya.

"Sini duduk." Panggil Zalva yang diangguki oleh Cristy.

Cristy mulai duduk di dekat Zalva sambil menatap Raka seolah-olah sedang bertanya. Sedangkan Raka hanya menaikkan bahunya.

"Saya datang ke sini berniat untuk menjodohkan putra ku dan putri mu." Ucap Bian membuka suara.

Nero menatap Cristy sambil menaikkan satu alisnya, sedangkan Cristy menatapnya malas.

"Maaf om, bisa kasi Cristy waktu nggak?" Tanya Cristy dengan nada khasnya.

Bian menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, jika kau setuju kau bisa memberi tahukan itu pada ayah mu." Cristy menangguk mengerti.

Akhirnya Raka dan ayahnya pamit dan pergi. Cristy menatap Nero malas, melihat wajah Nero membuat moodnya rusak begitu saja.

"Apa?" Tanya Nero.

Cristy menggelengkan kepalanya. "Aku tau aku tampan." Lanjut Nero.

"Muka lo jelek!" Teriaknya enteng.

"Kaga usah pede!" Teriak Cristy lagi sebelum menaiki tangga.

Sedangkan Zalva hanya menggelengkan kepalanya, ingin di bilang bercanda tapi mereka saring bertengkar. Kadang mereka bercanda tapi tidak ada yang tertawa,

"Cepat tidur, besok sea sekolah!" Teriak Zalva.

"Iya!"

🌷🌷🌷

"Lo lambat lagi." Ucap seorang lelaki.

Cristy tersenyum manis. "Jangan hukum gue lagi Gilang." Ucap Cristy.

Ketua osis itu bernama Gilang. Gilang hanya menatap Cristy sambil menariknya menuju ruang osis. "Gue punya dua kabar. Kau mau yang mana dulu? Satu atau dua?" Tanya Gilang.

Hujan Waktu ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang