5 : Amaris Ernestine

9.7K 552 0
                                    

5 : Makan siang bersama tante dan om.

"Hai Ama!" Sapa Blossom sambil melambaikan kedua tangannya.

Aku berjalan menghampiri Blossom yang berada di depan lift. Sudah satu bulan aku kerja disini, tapi rasanya kayak setahun aja. Aku sedikit bangga sih, bisa bertahan sebulan disini.

"Hai Bloss!" Sapaku balik.

"Morning honey." Sapa seseorang, umm, oh si Kelark. Selama sebulan ini aku juga sengsara, sengsara karena di goda mulu menggunakan gombalan di bawah rata ratanya. Cih, sorry ya aku tidak level dengan pria seperti dia.

"Honey honey palamu." Balasku lalu masuk ke lift yang tepat terbuka.

Sedangkan Blossom di sebelahku sedang menahan tawanya melihat tingkah laku aku dengan Kelark. Aku akui memang selama sebulan ini aku tidak pernah menghormatinya sebagai bos, toh dia juga tidak menjaga wibawanya. Ck, memalukan.

Kelark tertawa geli, "padahal kamu senang kan aku panggil honey."

Pede sekali dia, ck.

"Sayangnya aku tidak senang." Ujarku.

"Masa?" Tanyanya dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Aku memutar bola mataku, "gombalanmu tuh tidak mencapai rata rata, ck." ucapku lalu keluar dari lift.

Aku duduk di mejaku lalu menyelesaikan semua tugasku. Lumayanlah hari ini, tugasku tidak banyak banyak. Bisa cepat ubanan aku kalau banyak banyak. Ck.

"Hai." Sapa seorang pria. Ok wajahnya familiar, tapi aku lupa siapa.

Aku menaikkan satu alisku dan memberinya tatapan -kamu siapa?-

"Masa lupa? Aku Nando, yang waktu itu ketemu di kantin." Ucap pria yang aku ketahui sekarang bernama Nando.

Nando? Umm, pernah dengar tapi aku lupa siapa. Atau mungkin aku kenal tapi aku lupa siapa. Entahlah, aku tidak mengenalnya.

"Oh iya Nando ya." Ucapku dengan senyum di paksakan. Aku memang tidak tahu siapa dia.

"Aku tahu kamu pasti lupa denganku."

"Itu kamu tahu." Balasku.

"Aku sahabatnya Clark, masa lupa."

Sahabatnya Kelark? Dia kan punya banyak sahabat juga wanita, ya mana aku ingat. Cih ga penting.

"Sahabatnya kan ada banyak, mana aku ingat." Ucapku kesal.

"Ck, yaudah pokoknya diingatnya namaku itu Nando. Masa orang tampan kayak gini dilupakan."

Cih, Clark sama sahabatnya sama saja. Sama sama kepedean.

"Semoga." Balasku lalu mulai membaca berkas berkas lagi.

"Clarknya ada?" Tanya Nando.

"Ada masuk aja langsung, tapi kalau dia marah bukan tanggung jawabku." Jawabku tanpa menoleh ke arahnya.

Tidak lama kemudian Nando keluar dari ruangan Kelark. Aku yakin dia pasti di usir, mengingat Nando yang datang mendadak. Cih, emang Kelark tuh songong.

"Kenapa keluar lagi? Di usir ya?" Tanyaku.

"Kamu tahu saja, cantik." Jawabnya sambil menoel daguku.

Whoa, daguku tidak lagi perawan.

Aku memberi Nando tatapan tajam, "siapa yang menyuruhmu menoel daguku dan namaku itu bukan cantik." Ucapku kesal.

"AMARIS!" Teriak seseorang yang aku yakini itu si Kelark.

"Udah sana balik ke tempat asalmu." Ucapku kepada Nando lalu berjalan menuju ruangan Kelark.

Bitter than SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang