16 : Kardus Usang Milik Ama.
Aku dan Ama dalam perjalanan menuju kantor papi. Setelah acara Ama yang menangis di mall dan acara Aubree yang memarahi Raikan. Akhirnya aku langsung menarik Ama dan memberhentikan pertengkaran Aubree dengan Raikan.
Aku menggenggam tangan Ama, Ama menoleh ke arahku dan tersenyum. Entah kenapa Ama menjadi lebih baik.
"Kok kamu bisa tahu aku ada di mall ini?" Tanyanya.
"Aku melacak keberadaanmu lewat gps hpmu." Jawabku dengan cengiran.
Ama terkekeh, "lain kali aku matiin aja deh."
"Jangan dong!" Pekikku.
"Stop memekik Kelark, suaramu kayak suara tikus kejepit pintu." Balasnya lalu terkikik geli.
Aku hanya mengerucutkan bibirku, Ama memang menyebalkan.
**
Tidak terasa besok adalah hari aku dan Ama menikah. Hari dimana Ama menjadi milikku, seutuhnya kecuali hatinya aku tidak tahu tentang hatinya. Apakah dia masih mencintai mantannya, Raikan?
Selama ini, Bianca selalu berusaha memisahkan aku dengan Ama. Tapi jodoh tidak akan kemana bukan? Ama juga tahu siapa Bianca sebenarnya, namun Ama masih belum menceritakan tentang Raikan walaupun aku sudah tahu siapa Raikan.
Aku sedang berada di kantorku. Karena habis menikah, aku sudah dipesankan tiket untuk honeymoon bersama Ama ke Paris, London, New York, Los Angeles dan California.
Kalau kalian bertanya berapa lama aku di Inggris dan Amerika untuk honeymoon maka aku akan jawab satu bulan aku berada disitu. Lama bukan? Ini sudah diatur oleh orangtuaku dan orangtua Ama, katanya agar membuat kami saling jatuh cinta. Mereka tahu bahwa aku dan Ama belum ada perasaan cinta kepada masing masing.
"Kelark." Panggil Ama.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat wajah Ama yang muncul dari pintu ruangan kerjaku.
"Kenapa Am?" Tanyaku lembut.
Ama nyengir lalu masuk, "ehm, anu gini loh. Umm, gimana ya ngomongnya. Anu itu.. Minta anu itu." Ucap Ama gelagapan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Aku menaikkan satu alisku, "anu?"
"Susah banget sih elah." Gumam Ama.
"Gini Kelark, aku mau ketemu sama Raikan di mall. Sebentar doang kok. Ga lama, bener deh." Ucap Ama pelan.
Seketika tubuhku menegang, "buat apa?" Tanyaku heran.
"Cuman mau ngomong, sebentar doang kok. Ga lama. Suer deh." Jawabnya sambil membentuk angka dua.
Aku menaikkan satu alisku, "boleh tapi aku ikut."
Ama nyengir, "gapapa kok kalo kamu ikut. Yauda berarti kamu anterin aku ke Silver Cafe jam 5 sore ya. Cuman satu menit kok di silver cafenya." Ucap Ama lalu keluar ruangan.
Sedangkan aku masih melongo, satu menit bertemu dengan Raikan di Silver Cafe mau ngapain? Tatap tatapan?
"Kelark!" Teriak Ama yang tiba tiba muncul di ruanganku.
Aku menaikkan satu alisku, "ayo ke Silver Cafe. Bentar doang kok, ga sampe lima menit disitu. Jadi kita ga pesan apa apa."
"Emang mau ngap--"
"Gausa banyak tanya, sekarang cepet. Ayo udah jam lima nih." Potong Ama.
Aku hanya bisa menghela nafas berat, lalu membereskan barang barangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter than Sugar
Teen Fiction[Cerita di PRIVATE, hanya followers yang bisa baca] Klise. Kedua insan dipertemukan dengan cara perjodohan. Kedua insan dipaksakan untuk saling mencintai. Kedua insan berpura-pura untuk berbahagia disaat hatinya masih meraung-raung, masih menolak me...