15 : Amaris Ernestine

7.4K 422 1
                                    

15 : Hari Terburuk.

Aku baru saja selesai mandi. Hari ini Kelark menyuruhku untuk di apartment saja karena mataku sembab. Memang sih kemarin aku menangis, tapi apakah sesembab itu kah?

Kemarin aku bermimpi bahwa Kelark mencium keningku, tapi itu terasa nyata. Entahlah aku juga tidak tahu.

Rencanaku sih ingin ke rumah mami. Tapi ternyata mami ada di kantor papi. Mungkin aku akan ke kantor mereka sehabis itu baru jalan jalan bersama Aubree.

"Hai Bree."

"Tumben telfon Am?"

"Jalan jalan yuk, aku tidak ke kantor."

"Kenapa?"

"Ga dibolehin ke kantor sama Kelark."

"Yaudah, aku siap siap dulu ya."

"Kamu jemput aku di apartment ya!"

"Dasar lo." Cibirnya.

Setelah itu aku mematikan sambungan dan siap siap.

"Mau kemana?" Tanya Aubree saat aku telah memasuki mobilnya.

"Gimana kalau ke mall?" Usulku dengan mata berbinar.

"Iya iya! Tapi lo traktir gue makan ya!"

"Jahat dasar! Eh tapi ke silver cafe bentar dong, mau beli Vanilla Latte." Ucapku dengan cengiran.

"Aku mah apa atuh hanya seorang supir." Balas Aubree kesal.

"Yaelah Bree, ayolah dekat kok. Lagian kita kan lewatin. Jadi sekalian gitu!"

Akhirnya Aubree mengantarku ke Silver Cafe. Namun pandanganku berhenti, aku menghilangkan niat untuk masuk ke dalam Silver Cafe. Pandanganku terpaku pada seorang pria, pria yang belakangan ini aku hindari.

"Kenapa Am?" Tanya Aubree heran.

"Aku tidak jadi masuk, langsung ke mall saja." Jawabku dengan pandangan tetap ke pria itu.

Aubree mengikuti pandanganku. Dia membelakakan matanya, "i-itu Raikan?"

Aku menoleh ke arah Aubree lalu mengangguk, "langsung ke mall saja." Ucapku lalu mengalihkan pandanganku.

"Dia kembali?" Tanya Aubree masih terkejut.

"As you see, Bree." Jawabku. Aubree langsung melajukan mobilnya ke mall.

Tidak lama kemudian, aku dan Aubree telah sampai di mall. Kami berkeliling mall dan shopping, seperti wanita lainnya.

Tidak terasa sudah tiga jam aku berada di mall dengan barang belanjaan yang aku pegang. Aku dan Aubree memutuskan untuk duduk sebentar di foodcourt.

tiba tiba ponselku bergetar, dan tertera di layar. Kelark.

Aku pun mengangkatnya,

"Ada apa?" Tanyaku langsung tanpa basa basi.

"Bisakah kamu--"

Aku mendengus, "halo Kelark, ada apa kamu menelfon aku?"

Kelark mendengus, "siapa yang menyuruhmu menyapaku dan mengulang kalimatmu?"

Kedua alisku bertaut, "maksudmu?"

"Makanya kalau calon suami ngomong tuh jangan di potong."

"Ya ya ya terserah. Sekarang ada apa?"

"Bisakah kamu ke kantor papi sekarang? Mama, papa, papi dan mami menunggu kamu di kantor papi."

"Ah ya, aku lagi di mall bersama Aubree. Aku akan segera ke situ." Ucapku lalu mematikan sambungan.

Bitter than SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang