VOTE GRATIS, JADI VOTE YAH MAKASIH
HAPPY READING ALL
"Jika bukan aku yang engkau mau, maka tinggalkanlah aku. Jangan memberikan luka bagiku"
°°Asava Laurentica°°"Eh lo liat Asa nggak?" ucap Vana saat dia melihat Ravin dkk.
"Lo ngapain nanya ke kita? Lo yang sebangku aja nggak tau, apalagi kita yang beda kelas" jawab Abraham
"Yaelah, maksud gue lo pada liat nggak? Lari gitu pa kemana kek?" tanya Vana
"Nggak"balas Lava dingin, karena dia tak mau diganggu di saat seperti ini.
"Astaga, oke makasih Va" ucap Vana lalu berlari ke arah UKS. Dia pikir, bisa saja Asa ingin menangis lalu di UKS. Karena hanya UKS lah tempat terjauh dari ruang kelas, dan jarang ada lalu lalang siswa.
*Semoga bener deh lo ada di UKS Asa* batin Vana sambil berlari ke arah UKS.
"Gue tuh aneh! Mau aja lo di jadiin Ravin alat buat balikan sama pacarnya, lebih aneh lagi lo bisa percaya sama kata kata dia Asa!" teriak Asa dari sebuah ruangan yang lembab dan gelap.
Saat ini, Asa berada di gudang. Gudang SMA Univers memang jarang ada siswa yang berlalu lalang, karena gudang itu dekat dengan bangunan tua yang terbengkalai.
Otomatis seram, karena bangunan itu sudah 5 tahun tak terawat. Toh juga siswa ke gudang untuk apa? Hanya petugas kebersihan saja yang sering ke tempat itu.
Disisi lain, Vana tak kunjung menemukan Asa. Ia sudah ke UKS, namun UKS kosong. Akhirnya ia berkeliling sekolah dan sampai saat ini dia belum menemukan Asa.
Karena sudah lelah dan waktu terus berjalan, yang menandakan bahwa sebentar lagi bel masuk berbunyi. Ia mengirimkan Lava pesan.
Kenapa bukan Abraham, Laksana, Artha, Pati atau Alvin? Ya menurut dia, hanya Lava lah yang paling bisa diandalkan. Mana mungkin dia akan menyuruh Ravin?
Dia mengira bahwa Ravin sedang ada masalah dengan Asa, bahkan saat Vana bertanya tentang Asa tadi, ia sama sekali tak melihat. Seolah acuh tak acuh dengan kondisi sekitar.
Sylvana
*send a message
Lava yang kebetulan tengah bermain ponselnya pun melihat pesan yang baru saja ia terima, kemudian ia membaca pesan tersebut.
|Sylvana|
Lava, lo bisa bantu gue?
Tolong cari Asa, bentar lagi masukSaat Vana melihat tanda baca, Lava sudah membacanya dan tengah mengetik balasan kepadanya.
|Lava|
Mnding lo balik kls, gue sama
yg lain yg bakal cari dia|Sylvana|
Bener Va?
|Lava|
Iy
|Sylvana|
Sorry ya Va kalau gue ngerepotin
lo, nanti gue yang absen lo sama
Ravin. Thanks Va|Lava|
Iy
*Apa cuman dia aja ya yang bales chat gue short text gitu? Perasaan baru pertama kali deh gue minta tolong sama dia, ada ya orang yang kayak dia* batin Vana
Kita memiliki ice prince gaiss 😆
~~~~~
Mereka berenam mencari keberadaan Asa. Ravin tidak ikut bersama mereka, dia ingin mencari Asa seorang diri. Katanya tak ingin yang lain menemukan Asa lebih dulu.
Lava, Artha, Pati, Laksana, Alvin, dan Abraham berpencar mencari keberadaan Asa. Di tempat lain, Ravin mencari Asa di daerah belakang sekolah.
Saat ia berjalan mendekati gudang, ia mendengar suara perempuan tengah menangis. Ia tak takut, toh juga siang siang seperti ini mana mungkin ada hantu.
"Gue benci Ravin!"
"Bukannya itu suara Asa?" gumam Ravin
Mendengar suara gesekan sepatu, Asa mulai memberhentikan air matanya. Kemudian ia berdiri untuk bersembunyi dibalik pintu, kalau ada orang.
Benar saja, setelah dia bersembunyi dibalik pintu ia melihat seorang lelaki sedang berdiri tengah mencari seseorang.
*Bukannya itu Ravin? Ngapain dia kesini?* Batin Asa
"Asa! Kalau lo ada disini, jawab panggilan gue! Lo salah paham Asa. Soal voice note itu, gue ngomong dalam keadaan mabuk"
"Lo pasti ngira kalau gue masih cinta sama mantan gue, dan cuma gunakan lo sebagai alat doang. Lo salah Asa! Gue udah nggak cinta sama dia, kalaupun di suruh balik kayak dulu lagi gue nggak mau"
"Gue males sama sikap dia yang berubah. Dia selalu bilang, aku janji nggak akan ulangi kesalahan itu lagi tapi nyatanya dia bohong. Bukan cuma sekali, tapi berkali kali"
"Gue bosen denger alasan dia Asa, gue capek urus dia. Dia selalu minta ini itu, tapi dia nggak pernah nurutin permintaan gue"
*Apa Ravin sungguh sungguh mengatakan itu semua?* Batin Asa
"Gue serius Asa! Plis keluar kalau lo ada disini. Gue mohon Asava" teriak Ravin lagi
"Apa buktinya Ravin?" ucap seseorang Asa dari arah belakang. Kemudian Ravin pun menengok, melihat keadaan Asa dengan mata sembabnya.
"Gue-
"Kalau emang lo ga punya buktinya, lo ga bisa ngelak lagi kalau emang lo cuma mau gunakan gue buat alat lo doang" potong Asa.
"Gue emang ga punya buktinya Asa, tapi gue ga mungkin bakalan senekat itu" jawab Ravin
"Siapa sih yang tau jawaban jujur dari orang yang masih mabuk?"
Ravin mendekatkan dirinya dengan Asa, ia ingin memegang tangan Asa. Namun, dengan cepat Asa tepis.
"Ga usah pegang-pegang gue Ravin"
"Oke, gue jujur gue..
Lanjutannya ada di bab selanjutnya yaahh
Hehe, sengaja biar pada penasaran 😁
Jangan lupa vote ma comen yaaa
makasihh

KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINSA
Genç KurguTempat dimana seorang laki laki yang di cap berandalan, sekaligus anak dari pemilik sekolah tersebut singgah. Laki laki yang tidak pernah menaati peraturan di sekolah. Ia selalu menganggap bahwa dirinya bebas melakukan apapun tanpa khawatir terken...