Bab 7 [Menghilang?]

25 5 0
                                    

MORNING ALL 🌈

Jangan lupa memfollow

HAPPY READING ALL💫

|¥^'|¥^'|¥^'|¥^'|

"Bahagia selalu cantiknya Galvin"
°°Nandha Galvin Pranata°°

2 minggu telah berlalu, saat ini Asa sudah terbiasa diantar jemput oleh Ravin. Ia tak lagi marah, saat ini hubungan antara Ravin dan Asa jauh lebih dekat.

"Ravin! Mana kerjaan kamu? Udah selesai belum? Aku udah no 4 sekarang, mana no 5 yang kamu kerjakan, sini kasih ke aku"

08.15

Mereka berempat; Asa, Ravin, Lava dan Vana mempunyai tugas kelompok. Asa sudah membagi tugasnya masing masing, namun Ravin yang mendapatkan no 5 tak kunjung selesai mengerjakan tugas tersebut. Membuat Asa geram melihatnya, karena dia hanya selalu bermain main saja.

"Ravin! Mana jawaban no 5? Tinggal lo doang yang belum ngumpulin tugas"

"Cepet mau gue salin. Kalau udah kan enak" Seru Asa kepada Ravin yang tengah duduk sambil memainkan gadgetnya.

"Astaga, bisa nggak sih nggak usah teriak teriak gitu Asa? Puyeng tau telinga gue dengernya"

"Makannya kalau ditanya tuh dijawab, bukannya dicuekin. Gue butuh jawaban lo, mana siniin jawabannya"

Ternyata, Ravin lupa dengan tugasnya karena ia terlalu memperhatikan gadgetnya sampai sampai dia lupa kalau dia punya tanggungan soal.

"Eh? Jawaban no 5 ya? Belum gue kerjakan hehe" Ucap Ravin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Arghhh, Ravin! Kerjakan sekarang, nggak usah main hp mulu! Sini hpnya!" Tanpa kesepakatan, hp Ravin diambil paksa oleh Asa.

Mau tidak mau, sekarang Ravin mengerjakan soal tersebut. Niatnya bermain hp untuk menghindari soal, tapi malah tetap saja diminta mengerjakan.

~~~~~

"Asa, maaf yah hari ini gue nggak bisa antar lo balik. Gue ada urusan, dan gue harus pergi dulu. Maaf yah, semoga selamat sampai rumah. Tataa" Pamit Ravin sambil berlari dan melambaikan tangan.

Belum sempat Asa membalas perkataan Ravin, ia sudah keburu menghilang. Alhasil ia hanya mengucapkan tata dengan suara kecil. "Astaga Ravin, tataa juga"

*Kenapa perasaan gue nggak enak yah? Semoga yang gue pikirkan nggak sesuai sama kenyataannya* Batin Asa

Asa mempunyai feeling yang buruk tentang Ravin, ia merasa kalau Ravin tidak akan baik baik saja.

Disaat Asa tengah sibuk dengan pikirannya, tiba tiba saja dari belakangnya seseorang menepuk pundak Asa. Yang membuat ia terperanjat kaget. "Astaga"

Sambil menengok, Asa mendumel kepada orang tersebut. "Lo ngapain sih Van, gabut amat lo, ngagetin tau. Gue kira siapa"

"Hehe, maaf lagian sih ditengah lapangan melamun. Kesambet nanti" Ujar Revan

"Yee, apaan. Emangnya nih sekolah kuburan apa, sampe ada yang kesambet"

"Manalah tau dulunya bekas rumah sakit, kan serem Asa"

"Semoga aja nggak"

"Iya, btw lo mau pulang bareng gue? Motor gue kosong hari ini, mau bareng?" Tanya Revan

"Eumm, nggak deh. Gue minta Kak Lasgara anter pulang aja" Jawab Asa

"Nggak nganggu dia? Dia lagi tanding ma SMA Garuda sekarang, nggak disini dia. Beneran mau minta anter pulang?"

RAVINSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang