Bab 14 [Perseteruan]

19 4 0
                                        

"Jika diantara aku dan kamu ada orang lain, maka pilihlah aku atau dirinya"
°°Asava Laurentica°°

|'•~|~|~•~|~|~•~||~|~

"Lo yang namanya Asa itu kan!?" Sarkas perempuan tersebut sambil menarik pundak Asa dari belakang.

"Lo apaan sih! Iya gue Asa, kenapa?" jawab Asa tak kalah kencang

Tanpa aba aba, dia menampar pipi Asa. Membuat Asa menoleh ke samping dan terlihat merah karena berkas tamparan itu.

"Lo gila ya! Gue nggak salah apa apa, dan lo nampar gue! Sakit lo hah!? " Tanya Asa sambil menunjuk perempuan tersebut menggunakan jari telunjuknya.

"Lo yang gila! Berani berani nya, lo deketin Ravin gue! Mau lo apasih!?" Sarkas perempuan tersebut

"Deketin Ravin lo? Gue nggak tau hubungan kalian apa. Tapi yang jelas, gue nggak pernah deketin Ravin!" Bentak Asa tak terima

"Halah alasan! Pasti lo kan yang suruh Ravin jauhi gue? Ngaku lo Asa!"

"Lo siapa sih!? Dateng dateng nampar pipi orang, nuduh sembarangan lagi. Stres lo?" Tanya Asa

"Gue Almeyra Ratu, pacarnya Ravin" sombongnya

*Perasaan Ravin nggak pernah nunjukin kalo cewe ini pacarnya? Beneran pacarnya atau cuman ngaku pacarnya? Aneh, kalau dia pacarnya Ravin, buat apa Ravin kemaren tanya ke gue, gue mau serius sama dia atau nggak?* Batin Asa bingung

"Lo yakin pacarnya dia? Perasaan dia nggak pernah nunjukin kalo lo pacarnya, atau lo cuman ngaku pacarnya aja?" Tanya Asa

"Gue pacar-

"Gue bukan pacarnya" potong Ravin dari belakang.

"Ra-ravin" ucap Ratu terbata bata

"Lo nggak usah ngaku ngaku pacar gue, gue nggak pernah nganggep lo pacar gue" tolak Ravin terang terangan di depan siswa lain.

"Vin, lo apaan sih? Kok gitu? Pasti lo udah terpengaruh sama perempuan caper ini kan?" Tanya Ratu sambil menunjuk ke arah muka Asa

"Nggak usah nunjuk pacar gue!" ucap Ravin sambil menekan kata terakhir

Asa yang mendengar kata kata yang terlontar dari mulut Ravin, terkejut. Pasalnya, Ravin tak pernah menyatakan perasaannya.

Semua siswa yang melihat mereka terkejut, pasalnya Ravin tak pernah menyatakan perasaannya diam diam. Banyak gunjing dari mulut siswa.

"Yang bener yang mana tuh?" Tanya siswa perempuan

"Gue dukung yang mana ya?" ucap siswa lelaki tersebut black blakan

"Yang perebut yang mana nih?" ucap salah satu siswa

"Gue pasti dukung yang cantik sih" ucap siswa lelaki tersebut

"Ravin, gue bu-

"Iya, gue mau makan itu cantik. Ayo makan bareng" potong Ravin cepat

Asa yang mendengar Ravin memanggilnya dengan embel embel 'cantik' tersipu malu. Memang, Ravin pernah mengatakan kata itu. Tapi kali ini, beda rasanya.

Dengan gerakan cepat, Ravin menarik pergelangan tangan Asa dan membawa Asa pergi bersamanya masuk kelas.

RAVINSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang