Bab 3 [Permintaan Maaf?]

37 5 0
                                    

"Menjadi diriku untuk kisah
selanjutnya?"
°°Asava Laurentica °°

Bel istirahat berbunyi, ternyata Ravin dan teman temannya membolos pelajaran. Yang membuat mereka tidak tampak saat itu.

"Van, sekarang aja mau nggak? Biar cepet selesai. Gue males berurusan sama dia" jelas Asa

"Boleh, ayo kita cari dia. Biasanya dia suka ke warung belakang sekolah" Vana pun menjawab dengan kepastian, bahwa Ravin pasti ada di tempat tersebut

Mereka pun berjalan menuju ke warung belakang sekolah, warung yang sering dijadikan tempat membolos para siswa SMA Univers. Tempat membolos paling aman sekaligus tempat yang di klaim sebagai wilayah milik Ravin dan kawan kawan.

"Asa, itu Ravin. Tapi dia nongkrong sama temen temennya, lo kesana beneran buat ambil gantungan kunci sama minta maaf ke dia? Yang gue tau, si Lava temennya Ravin tuh orangnya kayak Ravin. Nggak suka diganggu sama orang lain. Mau gue temenin kesana nggak Sa?" Tanya Vana sambil mengemut permen milkita

"Gue sebenarnya agak takut Van, tapi gue nggak mau gantungan kunci gue ada ditangan Ravin. Gue mau ambil tuh gantungan kunci, tapi kalau gue nggak minta maaf sama dia nggak papa kan Van? Lagian juga bukan salah gue. Siapa suruh dia malah main ambil gantungan kunci gue?" Jelas Asa sambil memegangi dasi miliknya.

"Maybe, bukan salah lo. Itu kan salahnya Ravin, tapi kalau menurut Ravin mah apa apa salah. Ahh udahlah, terserah lo aja Asa. Langsung ambil gantungan kunci lo aja, nggak usah minta maaf sama Ravin" Sambung Vana

"I-iya..
Thanks Van buat sarannya. Gue kesana dulu, dan lo tunggu sini aja" jawab Asa, yang lalu diberikan anggukan oleh Vana

Sesampainya Asa di sana, semua mata tertuju pada Asa dengan sorot mata yang tidak dapat Asa artikan.

"Kiw kiw cewek" teriak Abraham sambil melirik Asa

"Ada cecant nyasar nih bos" sambung Laksana

"Lumayan lah, delapan per sepuluh" puji Pati sambil melihat Asa yang berjalan pelan

"Eh semuanya, pantun kakak Alvin mana nih?" Sambung Artha sambil tertawa

"Buah mangga buah ceri
Dipetik jauh dari sini
Hendak kemana adinda pergi?
Apa akang boleh nikahi?" Rayu Alvin dengan pantun rayuan miliknya

"Cakeppp, Pepet trosssss Vin!!" Teriak mereka secara bersamaan, kecuali Lava dan Ravin yang tidak suka menggoda perempuan

Asa bergidik ngeri melihat tingkah laku mereka, seolah olah mereka memandang Asa dengan pikiran yang kotor. Padahal, tujuan Asa ketempat itu adalah untuk bertemu dengan Ravin. Bukan untuk pamer ataupun tebar pesona.

Asa enggan untuk meladeni sikap mereka, dan Asa memilih untuk langsung bertanya dimana Ravin.

"Gue disini bukan mau ketemu kalian, gue mau ketemu sama ketua kalian. Ravin, dimana dia?" Tanya Asa kepada mereka dengan muka datar

"Namanya, sama kelas apa dulu dong kak, baru kita kasih tau" sahut Artha seolah olah meledek Asa

"Gue dari kelas XI MIPA 2, lo nggak perlu tau nama gue. Lagian juga nggak ada hubungannya sama kalian, dan nggak penting" jawab Asa dengan nada tidak suka

"Wehhh, neng ini cantik cantik tapi galak juga ya. Jangan galak galak neng, nanti abang jadi atut" sambung Alvin dengan nada meledek

"Gue nggak ada urusan sama lo, gue disini nyari Ravin. Dim—

"Gue disini, ngapain lo nyari gue?" Tanya Ravin sambil duduk dengan kaki kanan yang ditaruh di atas paha kirinya

*Ahh, males banget gue ketemu tuh cowok disana. Mana dia segala sok cool lagi, cuman sama temen cowoknya yang sok cool itu. Males banget sihh!!* batin Asa

RAVINSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang