Hogwarts, adalah salah satu sekolah sihir terkemuka di seluruh dunia. Benar, Professor McGonagall membawaku ke tempat itu. Sebenarnya sampai saat ini aku masih belum banyak mengerti. Semuanya terjadi begitu cepat.
Beberapa saat lalu Professor McGonagall membawaku ke sebuah tempat bernama Diagon Alley, dan wanita itu membantuku untuk membeli semua kebutuhan sekolahku. Beberapa pemilik toko di tempat itu bahkan bertanya-tanya kenapa aku mempersiapkan semua itu, mengingat tahun ajaran baru sudah lewat.
Sekali lagi, masih banyak yang belum aku mengerti, Professor McGonagall tidak menjelaskan begitu banyak hal kepadaku. Wanita itu hanya menjelaskan ayah kandungku berpesan agar wanita itu menjagaku selama aku bersekolah di Hogwarts. Bahkan semua kebutuhanku, terutama kebutuhan finansialku seketika terpenuhi. Namun ketika aku mulai bertanya terkait identitas ayah kandungku, wanita itu selalu membungkam mulutnya.
"Semua murid sudah berkumpul di dalam ruangan ini. Segera ganti pakaianmu dengan seragam ini. Setelah itu kita akan menyeleksi asramamu" timpal Professor McGonagall seraya menyerahkan sebuah seragam kepadaku.
Aku mengangguk mengerti, membuatnya segera masuk ke dalam sebuah ruangan yang aku tahu adalah aula utama sekolah ini.
Aku megedarkan pandanganku seraya melangkah, mencoba untuk mencari sebuah toilet. Hingga pada akhirnya aku menemukan toilet wanita di sekolah ini. Aku meneguk ludahku sebelum memasuki toilet itu karena keadaan di dalam sana benar-benar suram.
Aku melangkahkan kakiku memasuki toilet tersebut, namun belum selangkah aku nyaris menabrak tubuh seseorang yang baru saja keluar dari dalam toilet itu.
Kurasa ia adalah salah satu murid di sekolah ini. Tapi tunggu dulu, apa yang dilakukan seorang pria di toilet wanita?
Pandanganku seketika teralihkan melihat lengan pria itu, melihat sebuah tanda yang bergambarkan perpaduan antara kepala tengkorak dan ular, namun tanda itu terlihat samar, karena begitu banyak luka memenuhi lengan pria tersebut.
"Apa yang kau lihat?" timpalnya seraya menutupi lengannya dengan memperbaiki lengan kemeja pria itu.
Kedua matanya tidak sengaja bertemu dengan kedua mataku, membuatku seketika terpesona. Kedua matanya begitu indah, memberikan perpaduan warna biru keabuan. Rambutnya berwarna pirang terang, dan terlihat sangat lembut jika kau menyentuhnya.
Pria itu kemudian berdeham, membuatku terbuyar dari semua lamunanku.
"Aku ingin mengganti pakaian" balasku.
"Aku berani menjamin kau akan menyesal ketika memasuki toilet ini"
Aku mengerutkan keningku.
"Kau tahu di dalam sana ada seorang hantu yang menyebalkan, bukan?" lanjutnya, membuatku semakin mengernyit bingung.
"Jadi kau tidak tahu?" tanyanya, dan kali ini aku menggeleng.
"Aku baru disini" jawabku.
"Ikut aku" pria itu kemudian berjalan mendahuluiku, mengisyaratkan agar aku mengikutinya. Ia membawaku ke sebuah toilet pria yang tidak jauh dari toilet wanita sebelumnya.
"Kau bisa mengganti pakaianmu di dalam. Aku akan memastikan tidak ada yang masuk selama kau di dalam" jelasnya seraya menggerakkan dagunya kearah pintu toilet pria di depan kami.
Aku mengangguk seraya tersenyum. Rupaya murid-murid disini tidak begitu buruk.
"Terima kasih" ucapku lantaran segera masuk ke dalam toilet tersebut dan mengganti pakaianku dengan cepat.
Aku langsung keluar dari dalam toilet itu begitu selesai mengganti pakaianku. Kedua mataku kemudian menangkap pria itu sedang berdiri seraya menyenderkan tubuhnya pada dinding yang tidak jauh dari pintu toilet ini. Rupanya pria itu benar-benar menungguku.
KAMU SEDANG MEMBACA
begin again | draco malfoy
Fiksi PenggemarNo matter how hard the past is, you can always begin again ©2024 by deeongg