[2]

548 66 7
                                    

Aku berhasil melewati kelas ramuan, walaupun kepalaku masih kurang mengerti dengan semua ini. Aku beranjak keluar dari dalam kelas sembari memperhatikan kelompok murid yang tengah berbincang seraya keluar dari dalam kelas.

Aku tersenyum melihat mereka. Entah kapan terakhir aku bisa berteman tanpa mempedulikan masa lalu dan latar belakangku.

"Sendirian, mi amor?" itu Theodore Nott, tengah menungguku diluar kelas seraya menyenderkan tubuhnya pada dinding.

Sudah hampir sebulan lamanya aku menghabiskan waktu di tempat ini. Semuanya berjalan dengan baik. Sangat baik. Bagaimana dengan Theodore Nott? Sejauh ini pria itu juga memperlakukanku dengan baik, terlihat tulus menjalin hubungan denganku. Pria itu bahkan sering membawaku untuk berkumpul bersama teman-temannya, agar aku tidak merasa sendiri dan kesepian setelah terlalu lama sendiri, katanya.

Aku tersenyum ketika pria itu meraih buku yang aku pegang lantas membawakannya untukku, sementara sebelah tangannya ia gunakan untuk menggenggam tanganku.

Aku tidak tahu seperti apa hubungan ini berjalan, namun aku cukup menyukainya.

Theodore Nott tidak begitu buruk.

"Bagaimana harimu?" tanyanya.

"Seperti biasanya. Tidak ada yang spesial"

Pria itu tampak tersenyum miring mendengarnya, namun belum sempat pria itu membalas perkataanku, seseorang kini berjalan kearah kami dan menghampiri kami.

Tatapannya sangat datar. Sesekali ia melirik tautan tanganku bersama Theo, lantas beralih menatapku.

Aku mengernyit "Apa yang kau inginkan?"

"Professor McGonagall menunggumu di ruangannya" timpal pria berambut pirang terang itu.

Draco Malfoy tentu saja.

Aku beralih menatap Theo, seakan meminta persetujuan darinya. Pria itu kemudian mengangguk seraya tersenyum.

"Kita bertemu saat makan malam, mi amor" timpal Theo seraya mengusap pelan pucuk kepalaku, membuatku tersenyum kecil. Serius, aku menyukai hubungan kami, walaupun aku sendiri tidak tahu kemana arah hubungan ini, namun aku yakin Theodore Nott memiliki perasaan yang sama denganku.

Theo kemudian beranjak meninggalkanku bersama Draco yang masih setia dengan tatapan datarnya. Pria berambut pirang terang itu mendengus saat Theo menepuk pundaknya sebelum meninggalkan kami.

Aku tahu mereka berteman, namun entah kenapa Draco Malfoy selalu memiliki respon seperti itu jika berhubungan dengan Theodore Nott.

"Kau mengantarku?" ucapku seraya melirik Draco yang berjalan berdampingan denganku. Dengan jarak sedekat ini aku bisa mencium wangi white musk yang memanjakan penciumanku.

Pria itu terdiam, tidak berniat untuk memberikan respon untukku, membuatku memutar kedua bola mataku setelahnya. Selalu seperti itu.

"Kau membenciku atau bagaimana?" aku menghentikan langkahku, membuat pria itu mengikutiku seraya menatapku bingung.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanyanya.

"Kau selalu menatapku seperti itu. Kau bahkan tidak berniat untuk sekedar berbincang denganku. Aku berpikir setelah aku menjalin hubungan dengan Theo, aku juga bisa berteman baik denganmu"

"Kau menganggapnya terlalu serius, huh?" balasnya, kini giliranku untuk menatapnya dengan bingung.

"Hubungan anehmu itu" lanjutnya.

Aku masih menatapnya dengan bingung, sementara pria itu kini mendekatkan tubuhnya kepadaku. Aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya kini menerpa wajahku.

"Dasar gadis bodoh" pria itu mengarahkan jari telunjuknya kearahku, lantas mendorong pelan dahiku.

Aku masih terdiam, menatap pria itu semakin bingung. Apa yang pria itu berusaha katakan kepadaku?

"Cepatlah, bodoh. Kau tidak ingin membuat Professor McGonagall menunggu terlalu lama, bukan?"

Draco kemudian beranjak berjalan mendahuluiku, membuatku memutuskan untuk segera menyusul kepergiannya dan lebih memilih untuk tidak menghiraukan perkataannya kepadaku.

Tidak lama kemudian kami berhasil memasuki ruangan Professor McGonagall, menampakkan wanita itu tengah sibuk bersama beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani.

"Akhirnya kalian datang juga" timpal wanita itu setelah menyadari kedatangan kami.

"Seperti yang kalian tahu, ujian akhir semester sebentar lagi berlangsung. Setelah itu, semester depan akan menjadi tahun terakhir kalian di sekolah ini"

"Aku berharap kau bisa menyesuaikan diri dan berhasil melewati ujian dengan baik, (y/n)" timpal Professor McGonagall.

Aku mengangguk pelan "Tentu saja. Aku akan berusaha sebaik mungkin"

"Dan untukmu Draco Malfoy, aku tidak tahu kau akan setuju dengan hal ini, namun aku berharap kau bisa membantu (y/n). Kau memiliki prestasi yang luar biasa selama bersekolah disini, dan aku meminta tolong kepadamu untuk menggantikanku selama kelas tambahan (y/n) berlangsung"

"Kau tahu, menjadi kepala sekolah membuatku sangat kewalahan, dan aku khwatir tidak bisa banyak memberikan kelas tambahan kepada (y/n)"

"Awalnya aku ingin meminta tolong kepada Ms. Granger, namun mengingat kau berada di asrama yang sama dengan (y/n), mungkin itu akan lebih mudah untuk kalian"

Aku melirik Draco yang berdiri disebelahku. Pria itu terdiam, masih bersama tatapan datarnya.

"Aku bisa belajar sendiri"

"Baiklah" dan sekali lagi aku mengalihkan pandanganku kepada pria disebelahku. Aku tidak percaya pria itu menyetujuinya, mengingat Professor McGonagall bahkan tidak menawarkan imbalan apapun untuknya.

"Kau tidak perlu menyetujuinya, Malfoy. Aku bisa sendiri" bisikku kepadanya.

"Kau bisa mengandalkanku, Professor. McGonagall" ucap Draco yang membuat senyuman Professor McGonagall merekah.

"Terima kasih, Draco. Ini sangat membantuku, dan aku berharap kau tidak akan mengadukan hal ini kepada ayahmu" dan wanita itu terkekeh pelan, membuat Draco tersenyum.

Kalian lihat itu? Pria itu tersenyum. Draco Malfoy tersenyum. Ini benar-benar pemandangan yang sangat jarang kau temukan.

"Tenang saja, Professor. Kau tidak perlu menghwatirkan hal itu" balas pria itu, masih tersenyum.

"Baiklah, kalian bisa meninggalkan ruangan ini" timpal Professor McGonagall, membuat kedua dari kami mengangguk. Di detik berikutnya kami memutuskan untuk meninggalkan ruangan ini.

"Kenapa kau menyetujuinya?" aku meraih lengan Draco begitu kami berhasil keluar dari dalam ruangan Professor McGonagall.

Pria itu kembali dengan tatapan datarnya seraya menaikkan sebelah alisnya "Karena kau terlihat sangat bodoh, dan kau membutuhkan seorang jenius sepertiku untuk membantumu" balasnya seraya tersenyum miring.

Aku mendengus lantas menarik tanganku yang sebelumnya memegang pergelangan tangan pria di depanku "Sombong sekali"

"Professor McGonagall bahkan tidak menawarkan imbalan kepadamu. Kenapa kau mau membantuku?" tanyaku kembali.

Tentu saja. Di dunia ini tidak ada bantuan yang sepenuhnya tulus. Semua orang yang membantumu pasti mengharapkan imbalan.

Draco mengendikkan bahunya, kini tersenyum simpul kepadaku "Karena aku mau"

Aku menaikkan alisku, berusaha mencerna ucapannya. Jawaban yang sangat aneh.

"Besok, di perpustakaan, setelah makan malam. Jangan terlambat" pria itu kemudian melangkahkan kakinya mendahuluiku, sementara aku hanya bisa menatap punggungnya dari tempatku berdiri.

"Dan satu lagi" Draco menghentikan langkahnya, membuatnya menoleh kepadaku.

"Aku tidak membencimu. Sampai ketemu, gadis bodoh"

***

See you in next chapter! Hope you guys like it!❤️

begin again | draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang