[15]

367 44 10
                                    

Aku memicingkan mataku setelah berhasil memasuki ruang rekreasi asrama Slytherin. Ruangan ini dipenuhi oleh perpaduan cahaya hijau dan merah, namun cukup begitu terang untuk ruangan ini. Lagi-lagi Slytherin mengadakan sebuah pesta. Kalian pasti sudah tahu pesta seperti apakah itu.

Aku mengeratkan genggamanku pada kedua buku yang aku bawa, berusaha menyelinap pada kerumunan murid yang sedang menari atau sekedar berbincang dan menikmati segelas alkohol ditangannya. Aku tidak percaya mereka melakukannya di ruang rekreasi asrama. Kasihan kepada murid yang masih dibawah umur, karena kurasa mereka harus mengurung dirinya di dalam kamar saat ini.

Kedua mataku seketika teralihkan begitu melihat seorang pria berambut pirang terang kini terduduk di tangga bersama segelas alkohol ditangannya, tampak seorang diri. Pandangan pria itu terlihat kosong, sementara ia tidak berhenti menyesap segelas alkohol ditangannya.

Perkataan Theodore Nott kepadaku tempo hari terbesit di benakku begitu saja setelah melihat kehadiran pria itu. Haruskah aku mengakhiri hubungan rahasia kami yang konyol dan menggelikan ini?

Pria itu menatapku dengan sebuah senyuman yang terukir di bibirnya. Aku mengambil tempat untuk duduk bersamanya di tangga asrama.

"Princess" sapanya seraya menyesap kembali gelas alkohol ditangannya.

Aku tersenyum "Astoria tidak bersamamu?"

"Astoria sedang dikamarnya. Kurasa ia enggan untuk bergabung di pesta ini" Draco masih tersenyum sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku. Setelah memastikan tidak ada murid yang memperhatikan kami dan tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing, pada akhirnya Draco memberanikan dirinya untuk memeluk lenganku dan menyandarkan kepalanya pada bahuku, memeluk lenganku dengan begitu manja.

"Apa yang kau baca, princess?" timpalnya setelah melirik bukuku.

Aku tersenyum "Jane Austen" balasku seraya memamerkan bukuku.

"Pride and Prejudice, huh? The classic one" pria itu meneguk tegukan terakhir dari alkoholnya dan meletakkannya di bawah kakinya, sebelum ia menggunakan kedua tangannya untuk beralih memeluk pinggangku.

"Kau membacanya?" tanyaku.

"Hanya sebatas tahu. Kurasa buku-buku muggle tidak begitu buruk" timpalnya. Draco kemudian tersenyum kepadaku lantas mengulurkan tangannya untuk mengelus pipiku menggunakan ibu jarinya.

Pria itu kemudian menghela nafasnya dengan pelan "Kenapa baru sekarang aku bertemu denganmu?" gumamnya pelan.

"Seandainya kau datang lebih awal. Atau mungkin seandainya aku tidak pernah menerima perjodohan itu, mungkin kau sudah menjadi milikku" lanjutnya seraya beralih mengusap bibirku dengan sangat lembut.

Perkataan Draco membuatku seketika teringat dengan tujuanku menghampirinya. Aku kemudian berdeham, berusaha menepis kegugupanku.

"Dray?"

"Yes, princess?"

Kini giliranku untuk menghela nafas pelan "Tentang hubungan ini, kau tahu, kurasa kita harus menghentikannya" timpalku. Aku melihat kedua alis pria itu terangkat, menatapku bingung.

"Kenapa kau tiba-tiba berpikir seperti itu?"

Sekali lagi aku menghela nafas "Ini sangat salah, Dray. Aku tidak ingin menyakiti Astoria"

"Lalu kau membiarkan dirimu tersakiti dengan mengakhiri semua ini?" tanyanya.

Aku menggigit bibir bawahku setelah mendengar itu. Tidak ada pilihan lain bukan?

"Please princess, i need you. Kau tidak harus mengakhiri ini"

"Jika aku menyuruhmu untuk mengakhiri hubunganmu dengan Astoria, apakah kau akan melakukannya?" ucapku menantangnya.

begin again | draco malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang