Kini tampak kurumunan murid yang terlihat tidak sabar menuruni kereta yang kembali membawa mereka ke Hogwarts begitu libur natal telah usai. Libur natal berlalu, begitu juga dengan tahun yang lama. Tahun baru, awal yang baru, seperti itulah yang gadis berambut hitam lebat itu pikirkan. Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kompartemen yang menjadi tempatnya duduk selama di perjalanan begitu melihat keadaan di dalam kereta ini sudah tidak begitu padat.
Sebelumnya gadis itu tidak duduk seorang diri, melainkan ia ditemani oleh seorang pria bernama Theodore Nott, yang adalah saudara tirinya sendiri. Liburan natal kali ini benar-benar membuat hubungan keduanya mulai membaik, namun sepertinya Theo masih enggan untuk menunjukkan itu. Entalah, mengingat pria itu yang menjadi sumber penderitaan (y/n), akan terasa aneh jika mendadak hubungan mereka menjadi baik, bahkan dalam waktu secepat itu.
"Sampai ketemu di makan malam?"
Seperti itulah yang Theodore Nott ucapkan sebelum dirinya meninggalkan saudara perempuannya.
Belum sempat mengambil beberapa langkah keluar dari dalam kompartemen itu, seseorang datang lantas menarik tangan gadis itu, membawanya kembali masuk seraya menutup pintu tersebut.
Draco Malfoy tentu saja. Selanjutnya pria itu menggerakkan tongkat miliknya untuk menutup jendela kaca kompartemen itu, tidak berharap yang lainnya mengetahui keberadaan mereka.
"Kau tidak merindukanku, princess?" dalam hitungan detik pria itu membawa gadisnya ke dalam dekapannya, memeluknya dengan sangat erat, seakan tidak hari esok.
Gadis itu terkekeh seraya mengelus helai rambut pria di depannya. Surai rambut yang lembut itu selalu menjadi kesukaannya.
"Tentu saja aku merindukanmu, Dray"
"Kau sudah membaca suratku?" lanjut gadis itu.
Draco mengangguk pelan seraya mendengus "Aku tidak tahu apakah harus bernapas lega atau kesal. Pertama, aku senang pada akhirnya kau mendapatkan ketenanganmu di sekolah ini. Kedua, kurasa aku tidak akan rela jika harus berbagi dengan orang lain" jelasnya, kembali mengingat isi surat gadisnya yang menceritakan panjang lebar terkait hubungannya bersama Theodore Nott, dan bagaimana keluarga Nott menerimanya dengan baik.
Kini giliran (y/n) yang mendengus "Kau pikir aku barang? Kau berbicara seperti itu sementara kau juga membagi dirimu untuk dua gadis yang berbeda"
"Bukankah ini menyenangkan? Memiliki hubungan rahasia bersamaku?" pria itu kemudian menyentuh dagu gadis di depannya, membuatnya mendongkak agar gadis itu leluasa menatap kedua matanya.
"Aku tahu. Tapi aku menganggap hubungan ini tidak lebih dari teman. Aku membutuhkanmu, kau membutuhkanku, dan kita bisa saling mempercayai, bukan begitu?" balas (y/n), berusaha untuk memikirkan semua perkataan pria di depannya ke dalam sisi yang positif.
"Kau tidak sebodoh itu menganggap hubungan ini hanya sebatas teman" Draco mendekatkan wajahnya, sementara (y/n) menutup kedua matanya dengan cepat. Antara ingin menerima perlakuan pria itu, namun otaknya mengatakan ini sangat terasa salah. Namun sangat bohong jika gadis itu tidak menginginkan semua ini.
"Can friends doing this, princess?" satu kecupan mendarat pada hidung gadis itu.
"Or this?" satu kecupan lagi mendarat pada kedua pipi gadis itu secara bergantian, membuatnya terkekeh kecil.
"Or maybe this?" dan kecupan terakhir berakhir pada sudut bibir gadis itu, membuatnya membuka kedua matanya dengan perlahan begitu Draco kini menjauhkan wajahnya, namun masih dapat membuat mereka bertatapan satu sama lain dalam jarak yang dekat.
Sebagai catatan, selama mereka menjalani semuanya, pria itu tidak pernah memberikan kecupan tepat pada bibir gadis itu. Namun percayalah, Draco Malfoy sudah lama memiliki keinginan itu, merasakan betapa lembutnya bibir itu, bibir yang selalu membuatnya kehilangan akal sehatnya. Mungkin nanti.
Sementara disisi lain, jantung gadis itu mulai menggila. Membuatnya berusaha mengatur nafasnya karena debaran jantungnya benar-benar membuat dadanya terasa sesak. (y/n) menikmatinya, namun semua ini sekaligus memberikan rasa sakit untuknya, memikirkan ia bukan satu-satunya gadis yang pria di depannya perlakukan seperti ini. Dan mungkin akan sangat menyakitkan jika Astoria Greengrass mengetahui hubungan rahasia mereka, membuatnya akan kehilangan salah satu teman yang sangat peduli dan baik padanya.
"Dray, aku-"
"Draco?" kedua dari mereka tersentak kaget mendengar suara itu. Suara yang berasal dari luar kompartemen ini. Dengan cepat sang pemilik nama membekap mulut gadis di depannya, karena sebelumnya (y/n) memang berniat untuk mengucapkan sesuatu.
Astoria Greengrass tentu saja.
"Aku harus pergi. Jangan keluar dari kompartemen ini sampai aku dan Astoria pergi, mengerti?" bisik Draco, membuat gadis di depannya mengangguk pelan.
"See you at dinner?" (y/n) ikut membalas dengan berbisik begitu Draco menurunkan tangannya, membuat pria itu tersenyum seraya mengangguk.
Di detik berikutnya Draco keluar dari dalam kompartemen ini dengan pelan, masih dengan posisi jendela dan kaca pembatas yang menutupi kompartemen tersebut.
"Hey-" (y/n) mendengar Draco berucap dari luar kompartemen setelah melihat Astoria berjalan melewati kompartemen tersebut. Beruntung Astoria tidak berniat melihat masuk ke dalam kompartemen itu.
"Apa yang kau lakukan di dalam sana?" tanya Astoria. Posisi Draco saat ini berdiri membelakangani pintu kompartemen di belakangnya, berjaga-jaga mencegah Astoria memasuki kompartemen tersebut.
"Aku baru saja mencarimu" Draco kemudian melangkahkan kakinya lantas berjalan membawa Astoria dalam rangkulannya. Sementara (y/n) sedari tadi mengintip pergerakan kedua sejoli itu di balik penutup kaca pembatas kompartemen ini, berharap kehadirannya tidak di ketahui oleh Astoria Greengrass.
"Bagaimana liburanmu?" tanya pria itu seraya mengecup pelan pucuk gadis disebelahnya, berusaha untuk menunjukkan sikap yang normal agar gadis itu tidak curiga.
Terlihat sedikit brengsek, bukan begitu?
"Biasa saja. Aku sangat merindukanmu, kau tahu?"
"Aku juga" balas Draco.
"Ayo turun. Aku sudah lapar sekali. Aku penasaran apa menu makan malam hari ini" timpal Astoria dengan penuh semangat
"Slut"
"Slut"
(y/n) kembali bergelut dengan kepalanya, kembali mendengar suara-suara menyebalkan itu setelah berhasil menangkap gerak gerik kedua sejoli yang baru saja pergi itu.
Draco Malfoy benar-benar hebat. Bertindak seakan tidak ada yang terjadi, dan itu membuat rasa sesak kembali memenuhi dada (y/n). Kali ini rasa sesak itu sangat menyakiti dirinya.
Hubungan ini benar-benar membuat (y/n) terlihat sangat buruk. Dan disisi lain, pada akhirnya gadis itu akan selalu menjadi pilihan yang kedua.
Haruskah gadis itu mengakhiri semuanya?
Tapi kembali lagi, bohong jika gadis itu tidak menginginkan hubungan ini.
Lalu apa yang gadis itu harapkan? Berharap Draco Malfoy meninggalkan Astoria Greengrass untuk dirinya?
Itu akan membuat dirinya benar-benar terlihat seperti seorang jalang.
Namun terkadang kau tidak bisa memilih kepada siapa kau akan menaruh hatimu. Terlihat sangat jahat memang, tapi itulah kenyataannya.
***
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
begin again | draco malfoy
Fiksi PenggemarNo matter how hard the past is, you can always begin again ©2024 by deeongg