22. menuju piala 🏆

596 75 6
                                    

*happy reading*
.
.
.
.
.
.

Seperti biasa Gibran akan berhati-hati masuk kerumahnya. Walaupun rumah nampak sepi

Gak lucu jika Rakha tiba-tiba bangun dan melihat Gibran berpakaian rapi

Gibran hendak naik tangga dan berpapasan dengan Rakha yang membawa gelas kosong

"Gibran" Rakha kanget dia melihat Gibran dengan berpakaian serba hitam + jaket kulit.

"Dari mana?" Ujar Rakha

"Cari makan laper" ucap Gibran boong Rakha melihat jam

"Gib udah jam 3 dini hari lo bilang nyari makan gilaaa apa. Kalau ayah tau Lo bisa dimarahin"

"Ya udah lah bang, namanya juga laper" ujar Gibran kembali naik ke tangga

"Kok bau rokok" Rakha

"Gibrannn" Rakha langsung menyusul adeknya itu

Gibran yang hendak masuk ke kamarnya pintunya ditahan oleh Rakha

"Apa sih bang. Gibran ngantuk nih mau tidur besok sekolah" Gibran

"Lo ngerokok?" Tanya Rakha

"Looo ngingo ya. Tiba-tiba tanya kayak gitu"

"Jujur sama gua lo bau rokok Gib " tanya Rakha Gibran seperti mencium badannya sendiri

"Ohh tadi ditempat makannya kan angkringan jadi banyak pemuda-pemuda yang ngerokok. Mungkin jadi lengket ke badan Gibran" jelasnya Gibran

Mata Gibran sudah layu. Dia sebelum pulang dia sudah meminum barang itu

"Lo ngantuk?" Tanya Rakha

"Yang loo lihattt. Udah lah gua mau istirahat. Pinggir" Rakha melepaskan tangannya dari pintu dan Gibran langsung masuk

"Kok gua gak percaya ya. Seperti ada sesuatu" batin Rakha

"Mudah-mudahan Gibran tidak terkena masalah kembali"

______🌹🌹🌹______

Skip sekolah

"Gibrannn" teriak Lisa lagi-lagi Lisa menemukan Gibran dengan keadaan bengong

"Lisaaa. Gua kanget kalau gua jantungan gimana" ujar Gibran

"Hehehhe sorry. Lagian lo masih pagi udah melamun aja. Mikirin apa sih"

"Gak ada"

"Jangan boong sama gua. Kemarin gua kerumah lo tapi kata bibi Lo gak ada dirumah"

"Ngapain ke rumah?"

"Nyari tikus. Ya nyari elo lah"

"Gua lagi bingung Lis" ujar Gibran

"Bingung kenapa"

"Gua suruh ninggalin basket dan harus pintar di akademik. Gua kan gak bisa Lis. Tapi satu sisi gua pengen rasain gimana rasanya diutamakan dalam keluarga" Gibran

"Gib kalau boleh saran. Kenapa lo gak ikuti dulu permintaan papa lo jika lo mau. Mungkin dari situ lo bisa memujudkan keinginan mu" Lisa

"Tapi Lis gua gak ninggalin basket"

"Gak ada yang nyuruh lo ninggalin basket Gib. Selagi nilai lo seimbang dan lo bisa buktiin ke papa bunda lo. Gua nyakin basket aman" Lisa

"Tapi gua gak akan bisa"

"Dari tadi cuma jadi-jadi doang. Usaha aja belum. Coba dulu napa sih" Lisa

"Gua setuju Dengan Lisa" Devi yang tiba-tiba ada dibelakang mereka

Devi dari tadi mendengar percakapan mereka

"Devi" Lisa semua orang pasti tau Lisa dan Devi tidak akur ataupun bukan teman . Dan semua tau jika keduanya dekat dengan Gibran

Mungkin karena itu ataupun emang mereka yang ambisius dengan semua nya

Mereka juga bersainh dalam hal apapun. Devi pintar dimusik. Lisa pintar di olahraga, untuk pelajaran mereka juga seimbang

"Coba dulu Gib. Lo belum pernah mencobanya kan?" Devi

"Gua dan Lisa akan membantumu bener gak Lis" Devi

Lisa seperti tidak suka namun ini untum Gibran. Lisa menggangguk

"Gua sama Devi akan membantu mu. Jadi usaha dulu" Lisa

"Gua akan ikuti saran kalian. Gua harap berhasil" Gibran

Lisa dan Devi senyum pada Gibran

"Oke jadi nanti inggris belajar dengan Lisa. Matematika belajar sama gua" Devi

Gibran hanya minus 2 pelajaran itu. Dan apalagi bentar lagi dari pemilihan siswa ikut cerdas cermat

Percepat

Jam 3 sore sesuai direncanakan Gibran dan Lisa belajar bareng dirumah Lisa

"Ngomong opo sih Lis" ucap bahasa Jawa Gibran

Bener-bener rumit bagi Gibran

"Gib ayo lah fokus Lo bisa kok" sekali lagi Lisa semangatin Gibran

Mereka juga tak luput saling pandang juga. Sedikit canggung pun terjadi

"Lis tenang Lis. Kenapa jantung ku berdetak kencang sih" batin Lisa

"Lis Lisa" teriak Gibran

"Ehheheh apa" Lisa gugup

"Lo kenapa kok ngelamun sih"

"Hemmm enggak"

"Ehh Gib loo pulang gih. Gua mau latian piano. Pelajaran hari ini selesai" Lisa yang membereskan bukunya

"Hah. Kok tiba-tiba sih. Kenapa dah bukanny katamu hari ini tidak ada les"

"Hemm gua baru ingat. Dah lo pergi" sambil mendorong Gibran

Lisa hanya menyelamatkan jantungnya saja. Dia lama-lama dengan Gibran tidak baik untuk jantungnya

"Hati-hati" Lisa melambaikan tanganny Gibran memundurkan montornya

"Loo bilang hati-hati orang rumah kita sebelahan dodol" Gibran mengumel. Padahal mukanya tertutup dengan helm

"Ya siapa tau kan." Lisa

Gibran yang keluar dari panggar. Lisa langsung masuk menutup pintunya

"Jantung gua" Lisa memeriksa jantungnya sendiri sambil tersenyum membayangkan adegan tadi sangat Gibran menatap dirinya

"Apa gua suka sama Gibran" Lisa

"Dari dulu sih sepertinya tapi gak mungkinkan kalau gua ngomong. Gengsi kah" Lisa

____🌹🌹🌹____

Yang baca doang tanpa vote/tinggalin jejak

Mimin doain semonga bintitan 1 bulan 😁😁

Komen dan vote

Bonus nih

waktu tak samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang