2. basket 🏀

800 63 8
                                    


*Happy reading*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gib. Guru ada rapat kita pulang" Soni

"Lo serius son" Gibran

"Wah bisa nih kita basket dulu ya gak Gib" Irsyad

"Bener tuh"

"Gua kabarin dulu anak-anak biar gak balek dulu" Irsyad

"Udah beres yuk ke lapangan" Irsyad. Gibran dan Soni berjalan

"Gib abang lo noh" Irsyad

"Dah biarin aja" Gibran

"Gibrannn" panggil Rakha

"Noh dipanggilkan" Soni

Rakha menghampiri Gibran

"Kenape" dengan muka sinisnya

"Jangan lupa jemput bunda nanti"

"Ye"

"Lagian pulang cepet. Lo bisa latian sekarang"

"Nih kita mau jalan ke lapangan bang" Soni

"Lo mau kemana" Gibran

"Gua mau jalan sama Mala"

"Katanya ada les. Kok jalan" Gibran

"Ya kan lesnya bisa nanti"

"Terserah lo dah, yok kita jalan" Gibran meninggal Rakha

Soni dan Irsyad tersenyum seperti berpamitan Rakha

Gibran tau jika les itu adalah alasan Rakha untuk pacaran tidak diganggu oleh apapun

Gibran juga heran dengan kakaknya bisa-bisa nya dia pintar padahal dia sering bolos ke tempat less

Kenapa juga tidak pernah ketahuan jika bolos. Gibran pengen banget lihat ayahnya itu marah ke Rakha

Biar adel bagi Gibran. Gibran juga dulu les. Namun dia sering bolos dan ketahuan hal hasil dia dimarahin habis-habisan

Gibran capek harus jadi no 2. Biar nih Gibran anak no 2. Tapi kenapa harus no 2.

Gibran sering membantah Fatir. Dan Gibran tak bisa memenuhi keinginan Fatir

Dia seperti rakha. Dia dia. Rakha Rakha.

Gibran tak suka belajar. Gibran tak suka buku. Membaca. Dia suka bola

Itupun harus debat dulu dengan ayahnya. Karena bagi Fatir bola tak menghasilkan apapun

*Jam menunjukkan 02.10*

Gibran dengan teman-teman lagi beristirahat meminum air ditepi lapangan

"Permainan kalian cukup bagus. Dan kamu Gib sebagai kapten harus semangat lagi biar anggota nya lebih semangat" pelatih

"Siap pak"

"Udah jam 2 lewat mau latihan lagi" pelatih

Gibran tersedak oleh minumnya

"Apa udah jam 2" ujar Gibran mereka menggangguk (Gibran langsung melihat jam tangannya)

"Mampus. Gua duluan pak" Gibran langsung berlari menuju pakiran sekolah

Memasuki mobilnya dia masih menggunakan seragam basket nya

"Mampus gua kalau telat. Ya sepertinya udah telat banget nih"

"Pasti bunda marah nih"

Ngomelnya didalam mobil itu. Untung saja jalanan tidak terlalu ramai jadi Gibran masih bisa berjalan cepat

lampu merah

"Kenapa lampu merah segala sih" gumamnya

Dia melihat ke arah kiri ada cafe didalamnya ada Rakha bersama pacarnyA itu

"Enak banget ya dia. Boong sama ayah dan gua yang repot" dari tadi Gibran terus mengomel

Bundanya sudah menelpon nya dari tadi Gibran hanya mengangkat ucap masih otw

Tempat syuting ramai disana seperti bundanya lagi diwawancarai

"Ternyata bunda masih sibukan" Gibran melihat dari kaca itu

Tok tok tok ada yang mengetuk pintu mobil Gibran

Gibran hanya membuka kaca itu

"Kenapa mas" Gibran ke crau itu

"Anaknya Salma kan" Gibran menggangguk

"Tunggu bentar ya"

10 menitan Gibran menunggu disana. Salma langsung berlari ke mobil itu

Salma membuka pintu itu langsung menutupnya dengan keras

"Kamu telat 30 menit Gib. Dan apa yang terjadi bunda harus dikejar-kejar wartawan" Salma yang ngomel. Gibran hanya tersenyum

Ngomelnya tak melihat Gibran

"Maaf bun" ujar Gibran Salma langsung melihat Gibran

"Pantes telat orang main basket dulu" Salma yang melihat Gibran masih menggunakan baju basketnya

"Kan tadi Gibran udah bilang ada latian"

"Tapikan papa kamu udah bilang jangan main bola kan. Terus kenapa masih main sih" Salma

"Kenapa sih bun. Kalau aku aja yang aku sukain selalu dimarahin. Kalau bang rakha pasti didukung" protesnya

"Ya karena abang kamu itu membanggakan. Dia selalu menang dalam perlombaan"

"Asal bunda tau aja. Anak yang bunda sama papa banggain itu sekarang lagi pacaran gak pergi ke les"

"Gibran kamu jangan fitnah kakak kamu"

"Aku gak fitnah bun. Kalau bunda gak percaya tanya aja ke guru lesnya"

Gibran menjalankan mobilnya itu. Sambil masih kesal dengan bundanya

Dari dulu Gibran suka dengan basket namun dia selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya sendiri

Kakak nya selalu dibanggakan karena selalu mendapatkan juara kelas maupun olimpiade

Sedangkan Gibran kapten basket juga sering juara namun di pandang sebelah mata

Fatir dan Salma menganggap kalau bola tidak punya masa depan

_____🌹🌹🌹_____

Gimana ceritanya ?

Wahh udah pada tebak² an ya 😁

Bener gak ya ?

Komen dan vote.

Dibaca terus dan dipantengin tiktok ya soalnya mimin akan up vidio2 juga di sana 🤗

waktu tak samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang