*Happy reading*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Gib. Guru ada rapat kita pulang" Soni
"Lo serius son" Gibran
"Wah bisa nih kita basket dulu ya gak Gib" Irsyad
"Bener tuh"
"Gua kabarin dulu anak-anak biar gak balek dulu" Irsyad
"Udah beres yuk ke lapangan" Irsyad. Gibran dan Soni berjalan
"Gib abang lo noh" Irsyad
"Dah biarin aja" Gibran
"Gibrannn" panggil Rakha
"Noh dipanggilkan" Soni
Rakha menghampiri Gibran
"Kenape" dengan muka sinisnya
"Jangan lupa jemput bunda nanti"
"Ye"
"Lagian pulang cepet. Lo bisa latian sekarang"
"Nih kita mau jalan ke lapangan bang" Soni
"Lo mau kemana" Gibran
"Gua mau jalan sama Mala"
"Katanya ada les. Kok jalan" Gibran
"Ya kan lesnya bisa nanti"
"Terserah lo dah, yok kita jalan" Gibran meninggal Rakha
Soni dan Irsyad tersenyum seperti berpamitan Rakha
Gibran tau jika les itu adalah alasan Rakha untuk pacaran tidak diganggu oleh apapun
Gibran juga heran dengan kakaknya bisa-bisa nya dia pintar padahal dia sering bolos ke tempat less
Kenapa juga tidak pernah ketahuan jika bolos. Gibran pengen banget lihat ayahnya itu marah ke Rakha
Biar adel bagi Gibran. Gibran juga dulu les. Namun dia sering bolos dan ketahuan hal hasil dia dimarahin habis-habisan
Gibran capek harus jadi no 2. Biar nih Gibran anak no 2. Tapi kenapa harus no 2.
Gibran sering membantah Fatir. Dan Gibran tak bisa memenuhi keinginan Fatir
Dia seperti rakha. Dia dia. Rakha Rakha.
Gibran tak suka belajar. Gibran tak suka buku. Membaca. Dia suka bola
Itupun harus debat dulu dengan ayahnya. Karena bagi Fatir bola tak menghasilkan apapun
*Jam menunjukkan 02.10*
Gibran dengan teman-teman lagi beristirahat meminum air ditepi lapangan
"Permainan kalian cukup bagus. Dan kamu Gib sebagai kapten harus semangat lagi biar anggota nya lebih semangat" pelatih
"Siap pak"
"Udah jam 2 lewat mau latihan lagi" pelatih
Gibran tersedak oleh minumnya
"Apa udah jam 2" ujar Gibran mereka menggangguk (Gibran langsung melihat jam tangannya)
"Mampus. Gua duluan pak" Gibran langsung berlari menuju pakiran sekolah
Memasuki mobilnya dia masih menggunakan seragam basket nya
"Mampus gua kalau telat. Ya sepertinya udah telat banget nih"
"Pasti bunda marah nih"
Ngomelnya didalam mobil itu. Untung saja jalanan tidak terlalu ramai jadi Gibran masih bisa berjalan cepat
lampu merah
"Kenapa lampu merah segala sih" gumamnya
Dia melihat ke arah kiri ada cafe didalamnya ada Rakha bersama pacarnyA itu
"Enak banget ya dia. Boong sama ayah dan gua yang repot" dari tadi Gibran terus mengomel
Bundanya sudah menelpon nya dari tadi Gibran hanya mengangkat ucap masih otw
Tempat syuting ramai disana seperti bundanya lagi diwawancarai
"Ternyata bunda masih sibukan" Gibran melihat dari kaca itu
Tok tok tok ada yang mengetuk pintu mobil Gibran
Gibran hanya membuka kaca itu
"Kenapa mas" Gibran ke crau itu
"Anaknya Salma kan" Gibran menggangguk
"Tunggu bentar ya"
10 menitan Gibran menunggu disana. Salma langsung berlari ke mobil itu
Salma membuka pintu itu langsung menutupnya dengan keras
"Kamu telat 30 menit Gib. Dan apa yang terjadi bunda harus dikejar-kejar wartawan" Salma yang ngomel. Gibran hanya tersenyum
Ngomelnya tak melihat Gibran
"Maaf bun" ujar Gibran Salma langsung melihat Gibran
"Pantes telat orang main basket dulu" Salma yang melihat Gibran masih menggunakan baju basketnya
"Kan tadi Gibran udah bilang ada latian"
"Tapikan papa kamu udah bilang jangan main bola kan. Terus kenapa masih main sih" Salma
"Kenapa sih bun. Kalau aku aja yang aku sukain selalu dimarahin. Kalau bang rakha pasti didukung" protesnya
"Ya karena abang kamu itu membanggakan. Dia selalu menang dalam perlombaan"
"Asal bunda tau aja. Anak yang bunda sama papa banggain itu sekarang lagi pacaran gak pergi ke les"
"Gibran kamu jangan fitnah kakak kamu"
"Aku gak fitnah bun. Kalau bunda gak percaya tanya aja ke guru lesnya"
Gibran menjalankan mobilnya itu. Sambil masih kesal dengan bundanya
Dari dulu Gibran suka dengan basket namun dia selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya sendiri
Kakak nya selalu dibanggakan karena selalu mendapatkan juara kelas maupun olimpiade
Sedangkan Gibran kapten basket juga sering juara namun di pandang sebelah mata
Fatir dan Salma menganggap kalau bola tidak punya masa depan
_____🌹🌹🌹_____
Gimana ceritanya ?
Wahh udah pada tebak² an ya 😁
Bener gak ya ?
Komen dan vote.
Dibaca terus dan dipantengin tiktok ya soalnya mimin akan up vidio2 juga di sana 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama
Fiksi Remajaaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...