27. lomba 🥇

622 88 14
                                    

*happy reading*
.
.
.
.
.
.

Gibran baru saja masuk kekelasnya namun guru sudah memanggil nya

"Gibrann" pak Joko itu

"Kenapa pak?"

"Gib kamu sekarang berangkat ke tempat lomba"

"Kenapa saya" tanyanya

"Lomba cerdas cermat disana perwakilan sekolah"

"Bukankah lomba yang saya ikuti masih bulan depan dan saya juga belum tau saya dipilih atau tidaknya tapi kok tiba-tiba hari ini pak" Gibran kebingungan

"Kita udah rundingan dan jawaban kamu kemarin itu benar semua, Kamu gantiin Abang kamu lomba dibandung"

"Abang kamu sakitkan hari ini. Tadi orang tuamu menelpon kepala sekolah. Sedangkan kita tidak ada calon untuk pergi"

"Bapak nyakin dengan saya"

"Saya nyakin pastinya kamu juga mau berubah dan kamu membuktikan nya kemarin dari soal-soal yang saya berikan"

Gibran berfikir lama

"Kamu akan lomba dengan Mala dia akan membantumu jadi kamu tenang saja kamu tidak akan sendiri an"

"Jika saya tidak juara nanti gimana pak. Saya belum persiapan belum latian"

"Saya cukup nyakin denganmu. Juara atau tidaknya itu urusan belakang yang penting sekarang kamu berangkat" pak Joko

Nilai Gibran emang dari dulu hanya rata-rata semua guru tau itu. Tapi belakangan ini nilai Gibran meningkat pesat. Semua guru nyakin Gibran hanya malas belajar dia suks dengan aktivitas dari pada harus duduk dism membaca buku

Gibran buktikan jika dia serius dis juga bisa seperti Rakha. Sekarang dia langsung ditunjuk oleh sekolah mengikuti lomba itu

Walaupun seharusnya adalah Rakha abangnya itu. Jujur Gibran pun tidak tau jika Abang nya izin. Karena tadi pagi rumah sepi. Gibran saja tidak sarapan

"Abangmu sakit apa sih Gib?" Tanya Mala yang ada disampingnya

Mereka sudah ada dimobil menuju ke tempat lomba hanya berdua dan beberapa guru yang ikut

"Tidak tau" ucap Gibran dengan santai

"Kok bak tau lo kan adek nya" protes Mala

"Yang gua tau dia sakit kepala kemarin malam. Itu doang"

"Lo gak ngecek gitu. Lo gak tanya dia"

"Gak, kan udah ada papa bunda yang ada disampingnya"

"Yakan emang lo gak khawatir sama abang lo sendiri"

"Tidak tau" Gibran hanya bingung harus bersiap seperti apa dia kesal. Marah dan sekaligus sayang ke Rakha

Namun rasa itu ditutupi dengan kemarahan nya karena selalu Rakha yang disayangi oleh kedua orang tuanya

"Lo adeknya bukan sih Gib"

"Gua juga selalu bertanya itu" ucap Gibran mendengar itu Mala diam

Devi selalu cerita ke Mala jika Gibran dianak tirikan oleh kedua orang tuanya. Mala tidak menceritakan itu ke Rakha takutnya Rakha merasa terbebani.

Lagi pula itu bukan urusan Mala, yang penting Mala dan Devi (adiknya) tidak merasakan itu dan mereka berdua baik-baik saja

"Nanti kalau kalah jangan salahkan gua" ujar Gibran jujur dia merasa takut jika kalah

"Lo pilihan guru. Jika kalah gua salahin gurunya" Mala

Walaupun terliat garang dan judes dengan Gibran dia juga tau kondisi dan suasana

Percepat

Lomba itu sudah dimulai. Dari tadi Gibran dan Mala memencet bel nya berkali-kali dan jawaban mereka semua bener

Mereka tidak memberi kesempatan satu kali pun untuk sekolah lainnya

"Yessss betul" Mala dan Gibran tos

"Gua gak espek kalau loo sepintar Rakha" Mala disela Gibran mengerjakan soal

"Lo aja yang sering remehin gua" Gibran

"Sepertinya lo juga lebih pintar dari apa adek gua Devi"

"Dia lebih pintar dari lo guda. Jangan meremehkan lawanmu jika kau belum tau dia" ucap Gibran membuat Mala terdiam

Karena percakapan itu soal itu dijawab oleh sekolah lain

"Elo sihhh ngomong melulu dijawab orang kan"

"Yee biarin napa cuma satu kasihan" Mala

Udah 1 jam lomba itu dilaksanakan dan sekolah Gibran Mala dinyatakan menang juara satu

Gibran Mala dan guru-guru lainnya berfoto bersama

"Kenapa gak dari dulu sih Gib. Kamu begini" ujar guru itu

"Tuhkan apa bapak bilang kamu tuh bisa" pak Joko

"Makasih pak udah beri saya kesempatan ini" Gibran

"Diakan adeknya Rakha pasti juga pintar pak" Mala

"Gak ada hubungannya gua adeknya Rakha ya" bisik Gibran

"Kalau gini aja diakui gua sebagai adeknya. Kalau kemarin-kemarin kemana. Lookselalu tau *loo adeknya Rakha bukan sihhh*(Gibran menirukan nada bicara Mala)"

Mala memasang muka tak suka. Emang bener kata Gibran. Kemarin dia selalu bertanya seperti itu

"Sudah-sudah kita pulang ya" pak guru itu

Gibran tersenyum melihat piala nya itu. Ini pertama kalinya dia mendapatkan piala akademik

"Yang gua tunggu-tunggu pasti bunda dan papa sering. Gua gak sabar untuk pulang"

"Gua kangen pelukan bunda"

"Papa lihat Gibran dapat piala ini. Gibran mau dipajang diruang tamu" suara hati Gibran

"Gua kirim aja ya fotonya ke papa dan bunda pasti seneng" Gibran mengambil hpnya

"Ahh tidak aku ingin memberi kejutan ke mereka saja" suara hati Gibran

"GIBRANNNN AYOO" teriak Mala karena Mala sudah jauh disana menunu parkiran tapi Gibran tetap bengong ditempat tadi

Suara itu membuyarkan lamunan Gibran

____🌹🌹🌹____

Tembus 50 vote langsung up

Komen & vote

waktu tak samaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang