*happy reading*
.
.
.
.
.Gibran sudah sadar namun dia hanya terdiam bengong dibalkon. Dari tadi sudah banyak yang membujuknya namun tidak ada suara dari mulut Gibran
"Den aden mau makan apa biar mbok yang buatin"
"Bunda gak pulang" pertanyaan yang berulang-ulang
Mbok sama sekali tidak bisa menjawabnya dari tadi
"Bentar lagi tanggal akan berganti apakah mereka mengingatnya" Gibran
Sekarang sudah jam 21:55 mbok senantiasa menemani Gibran dari tadi
"Kan masih ada mbok sama lainnya den. Aden harus semangat dong mau umur 17" mbok
"Buat apa umur panjang jika tidak bahagia" ujar Gibran
Dari tadi berbicara dengan mbok namun Gibran tidak menatapnya dia menatap kedepan saja
"Bang Rakha bagaimana kabarnya apakah mbok tau" tanya Gibran sekarang dia menoleh ke mbok
"Be-besok den Rakha menjalani operasi pengangkatan tumor nya" mbok yang berat berkata itu
Gibran tersenyum tipis
"Bang rakha akan sembuh. Gibran kapannya"Lagi-lagi mbok terdiam
"Selamat ulang tahun" Bibi membawa kue pak jo bernyanyi
Mereka bernyanyi dan tepuk tangan Gibran tersenyum kemereka
"Tiup lilin dulu den" bibi
"Makasih kalian ingat" Gibran langsung tiup lilinnya
*Percepat*
Pagi datang Gibran terbangun dari tidurnya melihat ruangan tamu kosong. Dia merasa sepi
Membuka kulkas melihat kue yang kemarin malam. Dia memfoto dan membuat vidio pendek
Sesudah membuat vidio itu Gibran menyemangati dirinya sendiri.
Hari ini Gibran hendak ke rumah sakit karena Rakha hari ini juga operasi. Dan dia harapan papa bundanya mengucapkan ulang tahun kepadanya
Dia hanya menunggu ucapan itu dari mereka. Teman-teman nya sudah banyak yang mengucapkan namun dia tidak membalas satupun.
Gibran yang sudah bersiap untuk pergi diantar oleh pak Jo
"Den udah sehatkan" pak Jo karena melihat Gibran masih pincang
"Udah kok pak" ujarnya sambil memasuki mobil
Mobil itu berjalan Gibran hanya melihat pemanggilan dibalek kaca. Setelah kejadian itu Gibran sepertinya sudah gak bersemangat untuk melakukan apapun
Untuk pinggangnya sering sekali sakit namun Gibran sudah tidak peduli itu. Dia menahan sakit itu sendiri.
Lebih sakit ucapan papa bundanya dari pada rasa dipingangnya. Harapan hari ini ulang tahun ke 17 Gibran hanya ingin ucapan dari mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu tak sama
Fiksi Remajaaku yang mempunyai sejuta cita-cita namun cita-cita itu pupus olehnya aku yang dihadapkan oleh kenyataan yang tak pernah aku inginkan disini aku berdiri sendiri walaupun banyak orang disampingku disini aku yang tertawa namun banyak menyimpan rahasi...