Hai guys.
Semoga kalian suka, Aamiin.
2. HANYA KAMU
-
Zero sedang mengendarai motornya untuk menuju ke sekolah. Laki-laki itu sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya.
Zero memakai motor sport hitam, dalam perjalanannya Zero sembari mendengarkan lagu About you milik The 1975 Zero memang menyimpan seseorang di lagu ini jika dia merasa kangen dengan seseorang itu dia akan memutar lagu ini.
Sampai di sekolah, Zero memarkirkan motor di area parkiran SMA GRAFIK. Zero memarkirkan motornya di dekat motor Vespa Met berwarna pink. Motor itu milik Naura dia memang sengaja memarkirkan disana agar bisa dekat dengan perempuan yang dia sukai.
Setelah itu Zero segera turun dari motornya, lalu dia membuka helm full face dan mengacak rambutnya dia biarkan berantakan. Tak bisa di ganggu gugat. Zero sangat tampan. Laki-laki itu terlihat begitu gagah dan begitu berkharisma.
Zero ganteng banget.
Gila Zero
Woi Zero ganteng banget omg
Cibiran itu terdengar di telinga Zero ucapan itu di lontarkan oleh beberapa murid cewek SMA GRAFIK.
Naura sedang berjalan menuju kelasnya. Zero tersenyum melihatnya lalu dia segera berlari untuk menghampiri Naura. Sampai di depan Naura, laki-laki itu tersenyum, "cantik, Nau." Lontar Zero seolah tidak sadar.
Pipi Naura memerah perempuan itu begitu salting dibuatnya. Pagi-pagi seperti ini sudah dibuat salah tingkah oleh laki-laki ini. "Cantik." Ucapannya sekali lagi.
"Es batu mulai mencair bor!" Sahut Revan dari arah belakang. Anggota LEVIX sedang berjalan ke arah Zero dan Naura yang berada di depan kelas XI Mipa 8.
Sahutan itu membuat Zero tersadar atas ucapannya. "Gue duluan, Ze." Kata Naura tidak menanggapi ucapannya Zero tadi. Lalu dia masuk ke dalam kelasnya. Sekarang hanya menyisakan Zero dan ke-enam remaja di depan kelas Naura.
"Ganggu." Ucap Zero pada mereka semua. Lalu dia pergi dari sana.
"Gila sekarang es batu udah mulai bucin, sampe muji-muji cewek begitu!" Kata Randi dengan suara bersemangat.
Tidak ada yang menjawab Randi, mereka segera menyusul Zero yang hampir tidak terlihat. "Tungguin woi!" Sahut Randi lalu dia lari dari sana.
**
Sepulang sekolah, Zero mengajak Naura ke taman indah. Disana memang tempat remaja yang sedang kasmaran. Naura dari tadi hanya tersenyum dia senang sekali karena di ajak oleh orang yang dia sukai ketempat ini, ini juga adalah salah satu keinginan Naura.
Keduanya hanya berjalan tidak ada obrolan berlangsung sejak tadi, Zero yang dingin dan Naura yang gengsi jadi ya sudah diam-diam saja.
Zero melihat ada mainan boneka disana. Lalu dia segera menarik tangan Naura untuk menuju ke tempat mainan boneka itu. Lalu keduanya sekarang berada di tempat mainan itu, "berapa bang?" Tanya Zero pada abang mainan itu. "Lima ribu aja, Den." Jawab abang itu. Lalu Zero mengeluarkan uang seratus ribu pada Abangnya. "Ini kebanyakan, Den." Katanya. "Ambil aja, Bang. Nggak papa." Kata Zero. "Terimakasih, Den." Kata Abangnya.
Zero tersenyum Naura pun sama dia tersenyum baik sekali hati laki-laki ini. Lalu dengan segera Zero memainkan capit boneka itu, "kalau boneka ini dapat, lo harus mau terima tantangan dari gue," kata Zero.
Naura mengangguk. "Siapa takut, asal nggak aneh-aneh." Jawabnya.
Zero tidak berkata apapun lagi, dia segera memulai permainan capit boneka. Laki-laki itu berjuang untuk mendapatkan boneka nya. Naura sejak tadi hanya tersenyum melihat Zero hatinya begitu senang. Dia selalu bahagia dengan laki-laki ini. Hingga akhirnya, Zero berhasil mendapatkan boneka beruang itu.
"Gue berhasil." Sahut Zero
Lalu Naura menoleh dan ternyata benar laki-laki itu berhasil mendapatkan bonekanya. Naura takut dengan tantangan laki-laki ini, semoga tidak aneh-aneh, ya.
"Bang, makasih ya." Ujar Zero pada Abang. Dan dia mengangguk. Lalu Zero dan Naura pergi dari sana.
"Lo siap nerima tantangan dari gue?" Kata Zero.
Naura terdiam.
"Kenapa mukanya tegang, biasa aja kali. Gue bukan setan," kata Zero.
"Siap nggak?" Tanya Zero lagi.
Naura mengangguk.
"Tatap mata gue, Nau." Titah Zero.
Naura membulatkan matanya mana bisa, yang ada dia tantrum.
"Nau, tatap mata gue." Katanya lagi. "Yang senyum duluan, dia kalah." Lanjut dengan senang.
Lalu Naura menatap mata Zero, kini keduanya bertatapan netra hitam itu seperti cermin. Di mata Zero ada Naura juga di mata Naura ada Zero. Nafas keduanya bisa dirasakan di kulit wajah mereka, detak jantung keduanya benar-benar menggila. Zero masih menampakkan wajah datarnya. Sedangkan Naura dia sudah tidak kuat, Zero berwajah datar saja mampu membuat Naura tersenyum. Bagaimana jika Zero senyum? Hancur sudah dunia Naura. "Lo kalah, cemen." Kata Zero. "Dih apaan si lo," balas Naura jutek.
Zero terdiam dia berwajah datar. "Nau," sahut Zero. Lalu Naura menoleh "apa?" Jawabnya.
"Bagaimanapun kedepannya, gue senang bisa kenal sama lo." Kata Zero. "Nau lo pernah nggak sih berpikir gimana masa depan gue dan lo kedepannya?" Lanjut Zero. Lalu Naura mengangguk.
"Gue sering banget berpikir kalau Tuhan merestui kita di masa depan nanti, gue akan jadi manusia paling bahagia di Bumi, karena bisa mendapatkan perempuan sebaik dan sesempurna lo. Gue beruntung, Nau bisa kenal sama lo, dan gue beruntung Tuhan mempertemukan kita. Nau kalau dimasa depan nanti Tuhan nggak mempersatukan kita, tolong jangan pernah lupain manusia yang banyak kurangnya ini, ya. Gue siap banget, Nau kalau harus nerima kenyataan buat nggak bersama lo dimasa depan nanti. Karena ikhlas juga bagian dari mencintai, kan? Nau, tapi gue harap manusia yang akan menemani hidup gue di masa depan itu lo, ya. Gue harap, dan itu yang gue semogakan, selalu. Karena untuk sekarang gue hanya bisa mendoakan lo. Sorry Nau, sorry for everything. Udah menaruh rasa ke lo. Nau gue harap lo juga menaruh rasa yang sama ke gue, ya? Nau tetap jadi manusia yang selalu bahagia, ya karena gue senang dengan kebahagiaan lo. Nau, diperjalanan yang panjang ini, jangan jadi milik siapapun dulu, ya?" Tutur Zero panjang.
Naura terdiam. Ini adalah kalimat terpanjang yang Zero ucapkan dan Naura manusia pertama yang mendengarnya. Naura benar-benar di buat tidak bisa berkutik dengan ucapan Zero, dia senang ternyata Zero juga menyukai dirinya. "Zero," sahut Naura.
Zero menoleh. "Iya?" Jawabnya.
"Kalau gue punya rasa yang sama ke lo, lo bakal apa?" Kata Naura.
"Nggak apa-apa, gue hanya ingin menjaga aja. Supaya hati lo hanya untuk gue, nggak ada yang lain. Meski kita nggak punya hubungan." Jawab Zero.
Naura terdiam. Ternyata Zero sudah mencintainya juga.
"Karena hati gue hanya untuk lo, Nau." Lajut Zero yakin.
"Iya, gue atas nama Naura Laurence mencintai lo juga, Zero." Jawab Naura.
Zero terdiam. Saling mencintai tetapi tidak ingin pacaran. "Nggak usah pacaran, ya. karena ini cara gue mencintai lo. suka nggak harus pacaran, kan? Intinya kita saling menjaga aja, itu juga sudah termasuk dalam kategori mencintai, kan?"
Kata Zero."Kenapa nggak mau pacaran?" Tanya Naura.
"Karena itu hanya kesenangan sesaat." Kata Zero. "Dan gue nggak mau bikin lo over thinking."
Inilah cara Zero mencintai Naura. Semoga semesta mau ya mempersatukan mereka di masa depan nanti.
**
Pengen kayak Zero deh.
Babay.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO ERLANGGA
Teen Fictionkeindahan itu rupa-rupa, yaa? pantai, gunung, langit, dan dia.