Hai hai
Semoga kalian suka, Aamiin.
10. PESAN DARI PUTRI
-
Zero baru saja pulang dari Jogjakarta. Laki-laki itu sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya, Zero sedikit bergairah dari hari kemarin karena ia telah bertemu dengan Naura. Meski hanya sesaat tetapi Zero senang bisa melihat Naura baik-baik saja. Setelah di rasa sudah rapi dengan semuanya, Zero segera menggendong tas hitam itu di pungungnya. Lalu dia melangkah keluar kamarnya.
Setalah sarapan, Zero segera melangkah keluar rumah dan menunju garasi rumahnya. Laki-laki itu menaiki motornya dan memakaikan helm di kepalanya, lalu dia mencapkan gas motornya dan membelah jalanan Jakarta.
Sampai di parkiran sekolah, Zero membuka helmnya dan menyimpannya di atas jok motornya. Lalu dia melangkah berjalan untuk masuk ke gerbang SMA GRAFIK. Zero memasukkan tangan kedalam saku celana abu-abunya. Membuat aura dingin dari laki-laki itu terpancar jelas. Zero Erlangga dengan sikap dinginnya.
Zero terus menelusuri koridor SMA GRAFIK, semua mata tertuju pada laki-laki itu, tidak bisa di ganggu gugat Zero memang sangat tampan. Laki-laki itu terlihat begitu berkharisma.
"Wih, es batu udah masuk sekolah bro," sahut Randi yang muncul dari belakang.
"Gimana, udah ketemu sama Nora?" Tanya Revan.
Zero hanya mengangguk.
"Naura anjir Naura." Komentar Sagara mengkoreksi.
"Kakak gue semalam nangis," celetuk Andre yang berdiri di samping Zero.
"Kenapa?" Tanya Alengka dengan cepat.
"Karena gue?" Tanya Zero.
Andre mengangguk.
Zero langsung memasangkan wajah bersalahnya, memang dia tidak pernah menotice Putri yang sejak dulu menyukainya.
"Gue nggak maksa lo buat suka sama kak Putri, cuma tolong, Ro. Jangan buat dia nangis karena perbuatan lo, dan gue juga nggak maksa lo untuk milih kakak gue di hati lo," jelas Andre pada Zero.
"Maaf," kata Zero lirih.
"Bicara sama kakak gue, lo ajakin dia jalan seenggaknya buat dia senang meski hati lo bukan untuk dia," lanjut Andre.
Zero terdiam. Apa yang dikatakan Andre ada benarnya juga, harusnya dia juga meluangkan waktu untuk memberi Putri kebahagiaan meski hati Zero tidak untuknya. Sulit ya suka dengan orang tapi hatinya bukan untuk kita?
"Padahal ada gue yang siap nerima kak Putri," seloroh Alengka.
"Leng, sulit kalau hati nya masih belum menerima dan suka, karena rasa atau hati itu nggak bisa di paksa, mau kita mensuport dan mendukung dia buat deket sama lo bakal susah kalau kak Putri nggak suka," jelas Sagara.
"Kali ini gue setuju sama lo, Sa." Kata Randi yang mendengar kata-kata Sagara yang di lontarkan.
"Gue juga suka sama wakil ketua osis gue," kata Dirgan.
"Fiks temen-temen gue udah bucin semua!" Kata Revan, laki-laki itu masih mengharapkan masa lalu nya kembali. Dia laki-laki paling gamon di antara yang lainnya.
"Masih ngarepin Ara?" Tanya Dirgan.
Revan mengangguk, "dia bakal jadi orang terlama yang gue cintai." Ujar Revan dengan wajah penuh harap.
"Bucin abis!" Kata Randi.
Anggota LEVIX sudah mempunyai pasangan masing-masing meski ada yang hts, ada juga yang gamon, ada juga yang sudah pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO ERLANGGA
Teen Fictionkeindahan itu rupa-rupa, yaa? pantai, gunung, langit, dan dia.