20. AKHIR YANG BAHAGIA

47 4 1
                                    

Halo selamat datang di ending

Semoga kalian suka, Aamiin.

20. AKHIR YANG BAHAGIA

-

Hari ini, Zero akan berangkat ke sekolah. Laki-laki itu memakai sepeda gunung, Zero memang lebih suka bersepeda bisa di bilang hobi.

"Black, hari ini gue mau ajak lo ke sekolah." Kata Zero pada sepedanya, Black adalah nama kesayangan yang Zero berikan untuk sepedanya.

Laki-laki itu segera memakaian helm khusus untuk sepeda, lalu dia menaiki sepedanya. Lalu Zero mulai mengoes dengan santai untuk menuju ke sekolahnya.

Laki-laki itu memang tidak pernah gengsi dengan apapun, malah dia akan senang dengan hal sederhana seperti ini. Zero terus mengoes sepedanya yang sudah lumayan cukup jauh dari pekarangan rumahnya.

Tak terasa, perjalanan sampai di sekolah. Gerbang utama SMA GRAFIK sudah terbuka lebar, lalu Zero segera memasukan sepedanya dan menyimpannya di parkiran dekat motor guru. Zero turun dan membuka helm nya.

Setelah itu, Zero segera berjalan menuju kelasnya. Laki-laki itu memasang wajah datarnya karena inilah khas dari Zero jika di depan perempuan.

Dari arah belakang, anggota LEVIX sedang berjalan mendekati Zero.

"Gue nggak liat motor lo," sahut Randi yang sudah ada di samping Zero.

"Gue pake Black," jawab Zero dingin.

"Siapa?" Tanya Alengka bingung.

"Tuh," tunjuk Zero ke sepedanya.

Mereka mengangguk paham.

"Tumben." Kata Revan.

"Lebih suka pake sepeda, sekalian olahraga." Jawab Zero.

"Keren, padahal rumah lo ke sekolah ini lumayan jauh." Kata Dirgan.

"Sekali-kali," jawab Zero.

"Kapan-kapan gue mau pake sepeda juga," celetuk Sagara.

Mereka mengangguk.

"Duluan aja ke kelasnya, gue mau ke kamar mandi dulu." Kata Zero ke anggotanya.

Lalu Zero melangkah untuk menuju kamar mandi. Randi dan Revan sudah memberi kode ke yang lainnya, mereka akan mengusili Zero.

Zero sudah masuk ke kamar mandi. Lalu di balik pintu kamar mandi ada Revan juga Randi.

Randi memasukan selot kunci kamar mandinya, karena selotnya berada diluar juga. Lalu mereka segera berlari terbirit-birit menuju kelas meninggalkan Zero di kamar mandi sendiri.

"Gue nggak ikut-ikutan kalau dia marah ya," kata Revan.

"Lah kan lo bareng gue," kata Randi.

"Gue cuma nganterin lo doang, kalau dia marah gue nggak bakal nolongin lo." Kata Revan.

"Gampang," kata Randi.

***
Brak

Zero berusaha membuka pintu kamar mandi tetapi tidak bisa.

"Anjir! Ke kunci." Monolog Zero.

Dengan sekuat tenaga Zero terus berusaha membuka pintu itu tetapi tidak bisa.

Dor

Dor

Dor

Zero terus menggedor pintunya tetapi sepertinya tidak ada orang yang lewat situ, karena ini jam pelajaran.

"TOLONGG, GUE KE KUNCI!" Teriak Zero di kamar mandi itu.

Dor

Dor

Zero masih menggedor pintu kamar mandinya. Dan tak lama ada seorang gadis yang mendengar suara orang berteriak. Lalu dengan cepat ia membuka pintu kamar mandinya. Seorang gadis itu langsung berlari tanpa melihat siapa orang yang terkunci itu.

Zero pun membuka pintu dengan sangat pelan akhirnya setelah hampir setengah jam di dalam kamar mandi, dia bisa keluar juga.

"Kerjaan Randi. Gue tau," monolog Zero sambil berjalan menuju kelasnya.

***

Sampai di Jogjakarta, Zero sudah berada di pantai Indrayanti. Naura menyandarkan kepalanya di bahu Zero. Lalu Zero menyimpan earphone di telinga Naura dan sebelahnya di telinganya. Zero segera memutarkan lagu Until I Found You milik Stephen Sanchez.

Tidak ada obrolan di antara mereka. Keduanya hanya menikmati setiap lirik lagu yang terus melaun ditelinga mereka, Zero dan Naura memejamkan matanya. Indah sekali rasanya pantai Indrayanti sore hari bersama senja juga dua insan yang sedang jatuh cinta.

Lagu pun selesai, lalu Zero membuka matanya. Senja di depan yang begitu indah dan begitu cantik.

"Senjanya cantik," kata Naura.

Zero mengangguk, "ada yang lebih cantik dari senja." Kata Zero.

"Apatuh?" Tanya Naura.

"Kamu," jawab Zero dengan senyuman.

Naura tersenyum.

"Nau, kemarin kan aku udah bilang sama kamu kalau aku ingin serius." Kata Zero.

Naura mengangguk.

Zero merogoh kantong celananya, dia mengambil sesuatu disana. Dia segera membuka sebuah cincin dan di tunjukan pada Naura.

Naura terkejut.

"Will you marry me, Nau?"

***

-TAMAT-


ZERO ERLANGGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang