Hai
Semoga kalian suka, Aamiin.
14. DO YOU THINK I HAVE FORGOTTEN?
-
Pulang dari cafe, Zero segera merebahkan tubuhnya di kamarnya. Hari ini terasa melelahkan bagi Zero. Dirinya melihat sebuah poto dalam ponselnya, rasa rindu itu sudah tidak tertahan lagi.
"Lo masih ada, tapi kenapa gue hanya bisa lihat lo di poto, balik. Gue rindu dengan lo," monolog Zero sambil terus memandangi layar handphonenya.
"Nggak, Nau. Semuanya masih tentang lo, dan tentang lo itu akan abadi di hati gue mau pun di kehidupan gue," lanjut Zero dengan suara lirih.
Lalu setelah itu, Zero menyimpan handphone di atas nakas samping ranjangnya. Lalu Zero menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, Zero memijat keningnya yang terasa begitu pusing. Laki-laki itu benar-benar sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, karena hidupnya begitu sepi dan benar-benar sendiri.
"Mama, Papa sesibuk itu ya, sampai nggak pernah nanyain kabar gue disini." Monolog Zero sambil melihat ke atas.
Sejak dulu Zero memang tinggal sendiri dirumahnya, laki-laki itu tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya. Mereka hanya sibuk dengan pekerjaannya diluar negeri.
"Kayak nya kalau gue mati juga mereka nggak bakalan peduli," lanjutnya dengan tawa yang hambar.
Zero memang bukan anak yang manja. Tetapi tetap saja dia juga butuh kasih sayang kedua orangtuanya, dia juga butuh bimbingan dari orangtuanya, se mandiri-mandiri nya anak, dia tetap akan butuh sosok orang tua yang hebat dalam hidupnya.
"Dulu gue punya lo, Nau. Tapi sekarang lo juga pergi," katanya lagi.
Bukannya tidur, Zero malah semakin terus bergelut dengan pikirannya sendiri. Laki-laki itu terus memikirkan hidupnya yang sangat sepi dan benar-benar sendiri.
Zero memang pendiam. Dia tidak pernah bercerita pada teman-temannya bagaimana hidupnya, bagaimana keadaannya. Zero hanya memendam semuanya sendiri. Laki-laki ini sering sekali mencari tempat ternyaman untuk dirinya dimanapun.
"Kapan, ya, gue bisa bahagia kayak yang lain?" Monolog Zero lirih.
"Gue juga pengen bahagia, sebelum gue pergi dari bumi ini," lanjutnya lalu Zero menumpangkan bantal ke perutnya dan tak lama laki-laki itu tertidur dengan pulas.
Memang hanya tidur yang bisa membuat kita lupa dengan segala hal.
***
Zero sedang jalan menuju sekolah, laki-laki itu memakai Black sepeda kesangannya. Zero terus mengoes sepedanya.
"Black gue cuma punya lo sekarang." Kata Zero kepada Black.
"Black lo kangen nggak sama Naura?" Tanyanya ke sepedanya.
Zero sedikit tersenyum, laki-laki itu terus mengoes sepedanya dengan senang. Zero memang suka sekali bersepeda. Dia juga sempat memotret saat dirinya bersepeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO ERLANGGA
Teen Fictionkeindahan itu rupa-rupa, yaa? pantai, gunung, langit, dan dia.