Annyeong.
Semoga kalian suka, Aamiin.
15. SALAM RINDU, NAU
-
"Anjing!" Kata Zero sambil menatap handphonenya.
Semua anggota LEVIX menoleh ke arah Zero, mereka bingung kenapa laki-laki itu tiba-tiba kesal sendiri.
"Kenapa?" Tanya Andre.
Lalu Zero menoleh ke arah Andre yang ada di depannya, "Naura masuk rumah sakit." Jawabnya dengan nada khawatir.
"Anjir yang bener lo?" Kata Revan.
Zero mengangguk.
"Terus gimana, kita mau kesana malam ini aja?" Tanya Alengka.
Zero terdiam, dirinya bingung. "Gue aja yang kesana malam ini, kalian susul gue besok." Kata Zero, lalu dia memakaikan helm nya dan pergi dari markas untuk menuju ke rumahnya.
"WOI HATI-HATI!!" teriak Randi sambil memandang kepergian Zero dari hadapan mereka.
Kini hanya menyisakan enam remaja di depan markasnya.
"Beneran udah bucin sekarang!" Kata Randi.
"Masuk," perintah Andre pada yang lainnya.
Lalu mereka segera memarkirkan motornya dan masuk ke dalam markas.
Sampai di rumah, Zero mengambil koper yang ada di dalam lemarinya lalu laki-laki itu segera memasukan beberapa baju ke dalam kopernya,
wajah Zero sudah benar-benar khawatir dengan kabar yang di berikan oleh Naura. Mengapa bisa perempuan itu masuk rumah sakit?"Kalau ini semua gara-gara Langit, gue nggak akan biarin gitu aja!" Monolog Zero dengan rasa takut dan amarahnya.
Lalu Zero segera menyeret kopernya menuju keluar rumahnya, laki-laki itu sudah berada di halaman rumahnya untuk memesan bis yang ada disana.
Tak lama bis yang sudah di pesan oleh laki-laki itu datang dihadapannya. Lalu dengan cepat Zero masuk ke dalam bis itu.
Zero terus berdoa pada Tuhan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hati Zero sudah kalang kabut dan pikirannya hanya tertuju pada perempuan itu.
"Semoga lo baik-baik aja." batin Zero dengan penuh harap.
***
Sampai di Jogjakarta, Zero sudah berada dirumah sakit yang di tempati oleh Naura. Karena dia sudah di beri tahu oleh perempuan itu tadi.
Saat Zero ingin membuka pintu ruangan yang di tempati oleh Naura, dia mengurungkan niatnya karena melihat Langit yang sedang duduk di samping brankar yang Naura tiduri. Zero mengeraskan rahangnya, dia sudah benar-benar tidak tahan dengan rasa rindunya.
"Ternyata masih dia orangnya," monolog Zero sambil memandang ke pintu kaca itu.
Lalu Zero segera berbalik badan dan pergi dari sana, Naura melihat sekelibat tubuh yang di baluti oleh jaket kulit hitamnya. Lalu dia segera berpindah posisi menjadi duduk.
"Zero?" Katanya dengan nada pelan.
Lalu Langit segera menoleh ke arah pintu kaca itu dan dia tidak melihat seseorang disana.
"Mana?" Tanya Langit.
Naura tidak berkata apapun. Dia merasa bersalah dengan perbuatannya kepada Zero, ternyata benar Zero adalah laki-laki yang tulus. Dia benar-benar menyusul kesini. Naura kira Zero tidak akan peduli dengan dirinya tetapi dia salah Zero memang tulus mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO ERLANGGA
Teen Fictionkeindahan itu rupa-rupa, yaa? pantai, gunung, langit, dan dia.