"Dia datang!" ucap Kak Shakira yang ngintip dari jendela, bikin kami semua langsung panik.
"Oke, semuanya bersikap kayak biasa," pesan Kak Aira sembari berjalan ke arah pintu.
Gue, Shannon dan Lily sudah stand by duduk di sofa. Kak Bella, Kak Lizza, Kak Hani, dan Mbak Mega pun ikutan nimbrung duduk di sofa. Kami duduk berdempetan di sofa yang jelas bisa hanya muat lima orang. Mbak Mega yang duduk di antara Kak Bella dan Kak Lizza pun tampak bahagia ketika tangannya ditekan dari kiri dan kanan.
"Bell, lagi nggak pakai BH ya?" tanya Mbak Mega. Muka mesumnya udah kelihatan banget.
"Hooh," jawab Kak Bella dengan santuy. "Kalau kamu gangguin, aku denda 50ribu."
Gue gatau apakah itu ancaman atau bukan, tapi nyatanya Mbak Mega menanggapi perkataan Kak Bella dengan bahagia. Mungkin baginya ancaman semacam itu adalah bentuk dari izin Kak Bella, karena Mbak Mega malah kelihatan kayak bahagia, bukannya takut dengan denda itu. Gue bahkan ga sengaja melihat siku tangan Mbak Mega yang mulai nyenggol-nyenggol milik Kak Bella, memulai kesempatan dalam kesempitannya.
Kak Aira pun akhirnya membuka pintu dan terlihatlah wujud Mbak Anna yang dibicarakan. Rambutnya sebahu, pakaiannya fashionable banget dan dia bahkan datang ke kosan dengan memakai kacamata hitam.
"Hm?" Mbak Anna melepas kacamata hitamnya. "Tumben netizen di sini wake up early. Ada acara important?"
BUSET BAHASANYA GADO-GADO!
Gue ngelihat Kak Hani udah ngasih dia tatapan tajam aja.
Pantesan aja Kak Hani nggak suka sama dia!
"I-iya, pada mau nonton televisi. Tayangan weekend biasanya bagus," jawab Kak Aira, yang bikin gue buru-buru nyalain televisi, cuma untuk mendapati tayangan saat ini adalah kartun anak-anak di channel lokal.
"Oh. If then, Aira dear, let's talk di kamar you saja," ajak Mbak Anna.
"Oke ..."
Mbak Anna mendorong bahu Kak Aira pelan, menuju kamar nomor tujuh. Kak Aira pun hanya ngikut-ngikut aja, sementara kami berdelapan lainnya cuma bisa melihat mereka sampai mereka masuk ke kamar Kak Aira.
"Dia pasti anak Jaksel," terka Lily.
"Pantesan Aira dimanfaatin, dia iya-iya aja!" ucap Kak Shakira, nggak terima.
"Ssstttt! Kecilin suaramu!" ucap Kak Bella.
"Tapi kan itu kenalan lama Aira ya. Aneh juga sih kalau sifat Aira langsung berubah," sahut Kak Lizza, menjadi malaikat seperti biasa.
"Ini kapan kita gebrek dia?" tanya Shannon.
"Selama dia udah masuk ke dalam perangkap, kita bisa gebrek dia kapan saja. Masalahnya, target sudah di luar jangkauan CCTV. Kita nggak bisa gebrek dia sembarangan kalau nggak ada kamera," ucap Mbak Mega. Matanya ngelirik ke CCTV, tapi tangannya diam-diam sudah sampai di puncak pegunungan. "Apa kita tunggu sampai dia keluar?"
Itu mah, mau enaknya Mbak Mega aja lama-lamain mendaki gunung!
"Atau tadi harusnya kita masuk ke kamar masing-masing, biar mereka di ruang tamu?" tanya gue.
Belum lagi kami selesai berdiskusi, tiba-tiba saja Kak Hani berdiri dari duduknya, ngeluarin HP, memulai video, dan langsung saja jalan ke arah kamar Kak Aira, buka pintu. Kami bertujuh cuma bisa diam, ngelihatin Kak Hani beraksi secepat dan sat-set-sat-set.
"Aira dear, I sudah pernah kasih you advice, cari kos yang parkirannya lebih luas—Hey! Apa yang you lakukan!? Kenapa you masuk suddenly?!" Suara Mbak Anna kedengaran, bikin kami semua auto berdiri buat ngelihat kejadian itu secara langsung. Kami langsung kumpul di depan kamar Kak Aira, sekaligus menutup jalan agar Mbak Anna nggak lolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN MEGA [GXG]
عشوائي[WARNING!] Cerita ini mengandung Girl x Girl / Lesbian / Yuri dan 18+! Bagi yang belum cukup umur, jangan baca! *** Aruna siap menghadapi masa-masanya menjadi mahasiswi baru di usianya yang ke 17. Bersama dua sahabatnya-Lily dan Shannon-dia pun men...