Satu

2.1K 30 1
                                    

Aku punya adik, namanya Jessica. Dia baru berumur 16 tahun sekarang, dan aku sendiri seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk mengerjakan skrip dan menjalankan sebuah usaha kecil pemberian dari orang tua ku.

Ketika aku masih SMP, dan Jessi masih SD, kedua orang tuaku memilih untuk bercerai karena papaku memilih perempuan lain. Setelah itu kami hanya tinggal bertiga di sebuah rumah yang menurutku tidak terlalu kecil, tapi tidak terlalu besar juga. Pas lah. Kemudian, ketika Jessica sudah SMP, mamaku meinak dengan pacarnya yang telah ia kenal selama hampir setahun. Namun, aku tak rela jika ayah tiriku itu tinggal di rumah tempat aku tumbuh besar bersama Jessica. Akhirnya mamaku dan suami barunya memilih untuk pindah ke rumah baru milik suaminya mamaku. Tak lupa mereka mengajak Jessi juga. Aku sendiri yang sudah menjadi mahasiswa ini memilih untuk tinggal sendiri di rumah dimana tempatku tumbuh besar.

Karena Jessica masih SMP, dari hari kamis atau jumat sampai hari minggu, ia tinggal bersama papa kami. Dan dari senin sampai hari rabu atau kamis, ia tinggal bersama mama. Aku bersyukut walaupun kedua orang kami sudah bercerai, mereka masih tinggal di satu kota, sehingga aku dan Jessica gampang untuk mengunjungi mereka, begitu pula sebaliknya.

Hubungan anatara aku dan papaku telah membaik setelah aku sudah masuk kuliah. Karena itu juga papaku memberikan aku sebuah usaha kecil kepadaku. Rumah yang aku tempati sekarang adalah rumah dua lantai yang cukup besar dan letaknya di pinggir jalan besar, bukan di dalam gang. Papaku memberiku modal untuk membuka usaha warung internet yang pada saat ini sedang menjamur. Maraknya game online membuat banyak orang-orang rela mengeluarkan uangnya demi main game di warnet. Keseluruhan lantai satu aku gunakan untuk usaha warnet, sedangkan lantai dua aku gunakan untuk tempat tinggal. Akses ke lantai dua aku buat tertutup dan terkunci, sehingga hanya aku yang bisa naik ke lantai dua.

Jessica yang masih SMP terkadang tak hanya bolak-balik tinggal dengan papa atau mama, terkadang ia juga tinggal bersamaku pada akhir pekan. Walaupun aku sedikit risih harus mengurusi anak perempuan yang masih SMP, yang mana di lantai satu selalu ramai-ramainya, terutama oleh laki-laki penggila game online.

Adikku, Jessica, dia punya dua ketakutan yang menurutku banyak juga orang lain alami, namun di umurnya saat ini harusnya ketakutan itu bisa hilang sendiri. Pertama, dia takut petir. Kedua, dia takut untuk tidur sendiri. Dua hal itu tak pernah hilang hingga kini dia menjadi anak SMA. Aku pikir dua ketakutan itu akan hilang seiring dia dewasa, tapi ternyata nihil, masih sama saja.

Jessica semenjak kecil memang punya kamar sendiri. Namun, hampir setiap malam, terlebih lagi jika hujan lebat yang disertai petir, ia takkan segan-segan menggedor pintu kamarku hanya untuk tidur denganku. Sebenarnya, aku tak masalah jika harus tidur berdua dengan Jessi. Tapi ada satu hal yang membuatku merasa terganggu jika tidur dengannya. Jessica selalu menanggalkan piyamanya, sehingga dia hanya mengenakan celana dalam saja tiap kali tidur. Ia tak pernah mau tidur dengan orang tua kami sejak kecil. Terkadang dia tidur sendiri, namun itu hanya beberapa kali, bahkan bisa dihitung dengan jari. Sisanya, dia lebih sering tidur denganku.

Yang menjadi masalah adalah, aku yang sudah kuliah ini tentu telah memiliki libido dan nafsu birahi. Gampanganya, aku sudah paham dengan hal-hal yang berbau dewasa. Apalagi aku akui libidoku cukup tinggi. Adikku yang sedang mekar-mekarnya, ditambah dia tumbuh dengan cantik dan memiliki tubuh yang selalu terawat dan mulus. Payudaranya mulai tumbuh, perutnya mulai ramping dengan pinggul yang terlihat elok. Bagaimana aku tidak nafsu kalau melihat itu? Namun, untungnya aku masih bisa menahannya hingga detik ini, karena dia adalah adikku. Adik yang paling aku sayang.

Sering aku mendapati ia online di salah satu komputer di warnet, dengan mengenakan tanktop dan hotpants tanpa bh. Ia memang sering berpakaian seperti itu dari kecil hingga sekarang dia SMA.

Pikk-usiskoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang